Posted in fanfiksi indonesia, sequel, series, wangbie

[FF Indonesia] One Of A Kind (Part 13)


One Of A Kind

Part 13 – As Of

wp-1480830063746.jpg

 

By : Wangbie

Genre : Romance – Family

Cast :    

Jung Yonghwa

Park Shinhye

Lee Na bie

Kim Jae ha – and others

Lenght : Series

Rated : PG 21+

Editor : Riefa

***** Happy reading *****

 

 

Dan, Shinhye benar-benar pulang setelah satu minggu Yonghwa tinggal di rumahnya. Ia datang membawa koper besar. Sama seperti saat ia pergi dengan kemarahan.

Ia berdiri di halaman rumahnya. Mendongak, mengawasi satu per satu jendela. Rasa asing tiba-tiba menyergap. Membuatnya bertanya, apa masih pantas ia masuk ke dalam dan menjadi salah satu penghuni rumah.

Tak terelakkan, Shinhye sangat hafal dengan semua sudut ruangan di rumahnya. Mulai dari sisi kanan, itu adalah ruang olahraga favorit ayahnya. Lalu di sebelahnya ada ruangan kosong, yang biasa digunakan saat kakaknya datang, dan mereka bersantai dengan menggelar karpet. Jadi, tidak khawatir dengan keponakannya yang selalu berlari ke sana kemari.

Ruang dengan jendela paling lebar itu adalah kamarnya. Di sana ada banyak sekali buku di rak sedang dari kayu, yang ayahnya pesan secara khusus untuk hadiah ulang tahunnya. Saat itu, ia masih kelas satu SMP. Dan sejak itu, ia selalu meminta buku cerita sebagai hadiah ulang tahun.

Ada balkon kecil di samping kamarnya. Itu adalah kamar untuk tamu, yang lebih sering ia gunakan. Karena di sana, ada televisi yang sangat besar dan sofa kesayangan ibunya.

Seperti ada udara yang masuk lewat lubang ajaib di tubuhnya. Shinhye melangkah mundur, saat merasakan desiran halus yang justru membuatnya ketakutan.

“Yonghwa pasti di sana.” Gumamnya pelan, hampir menyerupai bisikan.

Shinhye mulai mempersiapkan dialog terbaik, saat ia bertemu dengan Yonghwa. Mungkin, ia akan tersenyum dan bertanya basa basi. Lalu bersikap biasa saja, seolah tidak pernah terjadi apa pun di antara mereka.

Tapi … bukankah memang tidak ada apa-apa di antara mereka?

Ia dan Yonghwa tidak terjebak dalam lingkaran penuh misteri bernamakan cinta. Ia tidak jatuh cinta, dan begitu juga Yonghwa. Tidak ada cerita cinta bertepuk sebelah tangan. Yonghwa menganggapnya teman. Hanya teman.

Tapi, ia yang membuat sebutan ‘teman’ itu menjadi berbeda. Ia bersalah. Dan Shinhye sangat menyadari, tanggung jawab seperti apa yang harus ia lakukan.

Ia mendengar deru mobil di belakangnya. Segera, ia berbalik. Dan menunggu dengan gugup, si pengendara mobil yang tidak lain adalah ayahnya itu turun. Pikirannya lagi-lagi terbang, berkelana jauh entah ke mana. Tapi, satu hal yang tidak pernah bisa ia lupakan. Yonghwa. Pria itu, bagaimana keadaannya?

“Akhirnya kau pulang juga, Nak?”

Shinhye tergagap dan hampir saja melompat kegirangan. Ia berbalik dan menemukan ayahnya sudah berdiri di sana. Sambil menenteng tas kerja dan jas yang masih terkancing rapi. Alam bawah sadarnya berteriak, menyuruhnya segera menghambur dalam dekapan seseorang yang sangat ia rindukan.

Namun, langkah kakinya hanya bisa tertatih dua langkah.

Appa …” serunya pelan.

Tuan Park tersenyum lantas membuka kedua tangannya lebar. Mengisyaratkan agar Shinhye segera datang padanya.

Dan, itulah yang Shinhye lakukan. Berlari, menghambur masuk dalam pelukan sang ayah. Yang membuat air matanya mengalir begitu deras, tanpa bisa dicegah.

Shinhye merasa rongga dadanya semakin sesak, saat isakan lirihnya berubah menjadi lebih keras. Membuat seluruh tubuhnya bergetar, merasakan kehangatan yang terus menjalar. Mengisi lagi ruang-ruang kosong di dalam dirinya, yang baru ia ketahui apa sebabnya.

Kebahagiaan adalah ketulusan dan kesederhanaan.

Ya ….

“Ayo masuk. Eomma-mu pasti senang.” Tuan Park melepas pelukannya dan tersenyum lebar. Menunjukkan beberapa kerutan di wajahnya yang terbingkai jelas. “Eomma bahkan berpikir, kau akan kembali ke rumah bersamaan dengan Yonghwa.

“Shinhye harus membereskan beberapa hal, Appa.” Sahut Shinhye sambil menyeka air matanya. Ia tersenyum, menatap ayahnya. Betapa, selama ini ia sangat tidak menyadari, kalau ia sudah melewatkan banyak sekali hal. Lihatlah … ayahnya sudah tidak muda lagi. Dan, ia belum melakukan apa pun untuk membahagiakan.

Tuan Park mengangguk lantas merangkul pundak putrinya hangat. Setelah mengambil alih koper Shinhye, mereka berjalan bersama-sama.

Tuan Park memanggil istrinya dengan suara nyaring, sarat dengan kebahagiaan setelah pintu utama dibuka. Mengarahkan pandangan ke seluruh penjuru, namun tidak ada siapa pun di sana. Tuan Park mengerutkan kening, mencoba mengingat. Apakah istrinya mengatakan sesuatu tentang pergi ke suatu tempat, atau semacamnya.

Belum sempat Tuan Park melanjutkan pemikirannya sendiri. Sapaan hangat dari atas tangga, membuatnya tersenyum dan segera bergegas.

“Selamat sore semuanya.”

Shinhye sengaja tidak menatap ke asal suara tapi menunduk. Sedikit beringsut ke belakang ayahnya dan memejamkan mata. Dari suara langkah kaki, ia bisa memastikan. Yonghwa sedang berjalan menghampiri.

“Oh! Kau sudah siap rupanya?” Tuan Park tersenyum lebar. “Di mana eomma-mu?”

Eomma ada di gudang. Mengambil sesuatu katanya.” Jawab Yonghwa. “Dan, Shinhye akan ikut bersama kita kan, Appa?”

Shinhye tergelak sekali lagi.

Ia beruntung karena tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Belum ada lima menit, tapi ia sudah dikejutkan dengan beberapa hal. Suara Yonghwa terdengar santai. Yonghwa memanggil ayah ibunya dengan sebutan eomma-appa.

Shinhye tidak sedang bermimpi, kan?!

“Oh! Shinhye? Kau pulang?” Nyonya Park muncul dari balik pintu samping dan berjalan lebih cepat. Meletakkan dua kotak yang baru diambilnya di atas meja lalu berhenti di samping Yonghwa. “Oh! Kau pulang, Shinhye?” Ulangnya sekali lagi.

Shinhye melepas tangan ayahnya dan mendekat pada ibunya. Ia ingin menjawab dengan anggukan dan senyuman, tapi justru air matanya yang lebih dulu bekerja.

Seolah, semua telah kembali padanya. Ia menemukan tempat di mana kakinya berpijak. Dan, semua ketakutannya hilang dalam sekejap.

Sangat benar apa yang orang katakan. Bahwa, pelukan seorang ibu adalah kekuatan paling besar, yang tidak akan pernah tergantikan oleh apa pun.

Bogoshipeo Eomma ….”

Aigoo … nado chagi-ya …” Nyonya Park mengelus rambut Shinhye penuh perasaan. Ia tersenyum lebar, sebelum melepas pelukan mereka dan beralih pada suaminya. “Yeobo … Shinhye bisa ikut, kan? Kita masih punya waktu setengah jam sebelum berangkat.”

“Ke mana Eomma?” Sela Shinhye sambil mengerutkan kening.

Tuan Park terkekeh pelan sembari menepuk bahu Shinhye lembut. “Teman appa ulang tahun. Dan, kita semua sedang bersiap untuk berangkat. Jadi, cepatlah … kau juga harus bersiap-siap.”

“Oh! Kau masih punya gaun yang belum pernah kau pakai di lemari, Shin.” Nyonya Park sangat antusias. “Gaun yang dibelikan oppa-mu itu.”

“Tapi—” Shinhye menatap ayah ibunya bergantian. “Shinhye belum siap apa-apa. Shinhye—”

Yonghwa menyela. “Ikut saja, Shin. Setengah jam itu cukup kan untuk siap-siap?”

 

 

*****

 

 

Dari sekian banyak pesta yang pernah Shinhye datangi, baru kali ini ia merasa perlu untuk mengecek sekali lagi penampilannya. Melihat, apakah rambutnya yang diikat sederhana dengan bando putih bertabur bunga itu sudah pas dengan maxi dress berbelahan dada rendah, yang ia kenakan. Apa seharusnya ia menata rambutnya dengan gaya klasik wave, yang akan menutupi bagian dada dan bahunya yang transparan, agar terlihat lebih elegan?

Ia sudah merasa nyaman dengan high heels putih tulang. Juga perhiasan yang ia pakai, yang tidak begitu mencolok tapi tetap terlihat indah. Riasannya sederhana. Ia sempat bingung saat memilih warna lipstik. Tapi, pada akhirnya ia tetap memakai lipstik merah jambu. Agar tidak terlalu terang, dan yang pasti lebih serasi dengan gaunnya.

Ia cukup puas saat mendengar komentar ayahnya, kalau ia terlihat dewasa dan elegan. Tapi, saat melihat tatapan orang-orang di dalam ruangan super besar ini, dengan adanya Yonghwa di sampingnya. Satu-satunya keyakinan yang ia miliki adalah, cepat-cepat pergi dari ruangan ini dengan alasan apa pun.

Tapi ….

Ayah ibunya tentu tidak akan pernah mengizinkannya pulang lebih dulu. Apalagi, mereka baru saja sampai.

“Jadi, apa yang kau lakukan Shinhye? Bukankah lebih baik, kau menikmati pestanya?” Hatinya berkata.

Ia berjalan tepat di belakang ayah dan ibunya. Diam-diam melirik ke arah Yonghwa, yang ternyata hanya diam dengan ekspresi wajahnya yang kosong. Ia mulai menyimpulkan, kalau Yonghwa sedang berusaha berpura-pura.

Dalam beberapa saat, ketika ayah ibunya bertanya pada Yonghwa, atau mereka sedang membahas sesuatu. Yonghwa terlihat baik-baik saja. Seolah dia adalah pria hangat yang selalu bersemangat. Seperti yang dulu.

Tapi, saat ayah ibunya sibuk dengan pembicaraan mereka sendiri. Yonghwa dengan sangat cepat berubah menjadi seorang penyendiri. Muram. Dan, menyedihkan.

“Apa, eomma appa tahu tentang ini?”

“Oh! Yonghwa! Aigoo … kau datang juga akhirnya.”

Shinhye ikut berbalik karena gesekan pelan di bahunya. Ia melihat seorang pria yang seumuran dengan ayahnya sedang tersenyum, lalu memeluk Yonghwa. Mereka terlihat akrab.

“Aku senang kau datang. Kupikir, tahun ini tidak akan ada lagi pria bujang tampan yang memeriahkan pestaku.” Pria itu tertawa.

Yonghwa juga tertawa kemudian. “Saya datang bersama keluarga Park, Tuan Ji. Dan, lagi pula … Anda pasti akan menuntut perusahaan saya kalau saya tidak datang.”

“Kau memang sangat suka bercanda, Nak.” Pria itu menyodorkan satu gelas anggur yang baru diambilnya setelah seorang pelayan mendekat. “Kemarin aku mengirim undangan ke rumah. Kata pengawalku, kau tidak ada di sana. Satpam yang mengatakannya.”

“Untuk sementara, saya tinggal di rumah Tuan Park.” Jawab Yonghwa. “Beliau dan keluarganya sangat baik.”

“Kau juga boleh tinggal di sini kapan pun kau mau, Nak. Istriku pasti senang sekali kalau bisa membuat sarapan untuk anak lelakinya lagi.”

Yonghwa tersenyum sopan. “Ngomong-ngomong … selamat ulang tahun pernikahan, Tuan Ji. Anda dan istri Anda benar-benar patut menjadi contoh sebuah keluarga harmonis.”

“Terima kasih … terima kasih.” Pria bermarga Ji itu mengangguk. “Asal kau tahu, Nak. Mendiang orang tuamu lah contoh teladan yang sebenarnya. Mereka bisa mendidikmu dengan sangat baik. Sampai kau bisa seperti sekarang. Itu kebanggaan, kan?”

Yonghwa tersenyum lagi. “Mereka pasti senang melihat kita dari surga.” Ucapnya tanpa ragu-ragu.

Shinhye melirik cemas setelah perbincangan sensitif itu. Tanpa sadar ia menggigit bibir dan mendekat.

“Oh! Tuan Ji …” Tuan Park baru menyadari, kalau orang yang ia cari sudah ada di belakangnya bersama Yonghwa. “Saya mencari Anda. Ternyata Anda sudah ada di sini.”

Tuan Ji tertawa lalu berjabat tangan dengan Tuan Park. Mereka tertawa, berpelukan hangat. “Sejak tadi, saya sudah di sini bersama Yonghwa. Dan, katanya … putraku ini tinggal di rumahmu. Benarkah?” Tuan Ji merangkul bahu Yonghwa saat menyebut ‘putraku’.

Sudah bukan hal asing menyebut Yonghwa dengan sebutan ‘putraku’. Karena, semua yang berteman dengan mendiang orang tua Yonghwa, akan menganggap Yonghwa seperti anak mereka sendiri. Terlepas dari siapa orang tua Yonghwa, atau berapa jumlah kekayaan mereka. Yonghwa adalah pria baik yang mempunyai daya tarik tersendiri untuk membuat orang lain mencintainya dengan sangat mudah. Sikapnya … kepribadiannya ….

“Ya begitulah.” Tuan Park ikut merangkul Yonghwa dari sisi kiri. Membuat dua orang pria dan seorang pria lebih muda, yang sedang terjebak dalam pelukan penuh kebersamaan itu tertawa bersamaan. “Istri saya yang membujuk Yonghwa. Awalnya, Yonghwa menolak. Tapi, akhirnya dia bersedia. Kami lebih tenang kalau Yonghwa bersama kami. Dia tidak akan merasa sendirian. Bukankah begitu, Yong?”

Yonghwa mengangguk semangat. “Setiap hari, Eomma Park selalu mengajak saya menyibukkan diri. Jadi, saya sangat berterima kasih pada orang tua saya ini.”

“Lalu, bagaimana kalau kau juga tinggal bersamaku, Yong? Aku ini juga orang tuamu, kan?” Tuan Ji bertanya. Ada nada keseriusan di pertanyaannya.

Dan, Yonghwa menanggapinya dengan begitu lembut. Ia mengangkat kedua tangannya, ikut memeluk Tuan Park dan Tuan Ji bersamaan. Mereka tertawa bersama. Dan, tawanya terdengar tulus, sebelum akhirnya ia berdeham dan menatap Shinhye. “Oh iya, ini putri Tuan Park, Shinhye namanya.”

Tuan Park tertawa, lalu mendekat pada Shinhye. Menuntun agar putrinya ini ikut bergabung. “Ini putriku. Shinhye. Dia bekerja di salah satu rumah makan sebagai kasir.”

Annyeonghaseo … Park Shinhye imnida.” Shinhye tersenyum sopan sambil membungkukkan badan.

Tuan Ji mengangguk-angguk. “Kau cantik, Shinhye. Seperti ibumu.” Komentarnya lugas.

Dan Shinhye segera mengucapkan terima kasih dengan senyumnya yang semakin lebar.

“Oh ya …” Yonghwa berdeham pelan. “Di mana eomma? Apa beliau sudah bertemu dengan Nyonya Ji?”

“Itu pertanyaan yang tidak perlu, Nak …” Tuan Ji yang menjawab. “Para wanita itu pasti sudah merecoki pembicaraan kita, kalau mereka belum bertemu dan mulai membicarakan tentang harga beras.”

Mereka semua tertawa.

 

 

*****

 

 

Entah apa yang Shinhye pikirkan saat melihat keakraban Yonghwa dengan orang tuanya. Sangat terlihat, kalau Yonghwa berperan sebagai seorang anak yang dicintai dengan sepenuh hati. Diperhatikan. Dan, selalu menjadi kebanggaan dalam semua kesempatan.

Ayah ibunya berkali-kali memperhatikan semua hal, termasuk hal sekecil apa pun. Seperti apa yang ingin Yonghwa makan, apa yang ingin Yonghwa lakukan … pertanyaan, ‘kau ingin apa, sayang ...’, entah sudah berapa kali Shinhye dengar.

Cemburu …?

Mungkin iya.

Tapi, Shinhye juga mengedepankan sisi lain dalam dirinya. Bahwa, semua yang sudah terjadi adalah juga karena ulahnya sendiri. Cukup adil …? Saat ia yang menghilangkan satu bagian dalam hidup Yonghwa, maka hukum karma juga akan membalas perbuatannya.

Ia sedang duduk di salah satu sudut ruangan dengan satu piring puding, yang bahkan tidak ia sentuh sedikit pun. Sendoknya masih tertata rapi di pinggir, seperti saat pertama kalinya ia mengambil makanan kesukaannya itu dari atas meja.

Menyadari seseorang yang selalu menjadi topik pemikiran sejak tadi sedang berjalan ke arahnya. Shinhye menegakkan punggung dan menarik napas panjang berkali-kali.

Yonghwa. Pria itu berjalan ke arahnya dengan sebuah senyuman.

“Hei, kenapa menyendiri?” Yonghwa menyodorkan gelas berisi jus jeruk yang ia bawa. Sembari duduk, lalu menyilangkan kaki menatap satu per satu orang-orang yang masih saja sibuk dengan pembicaraan mereka. “Apa, kau tidak nyaman dengan pesta ini?”

“Bukan begitu.” Shinhye meminum sedikit jus jeruk pemberian Yonghwa. Sedikit menyesal, kenapa tidak sejak tadi ia mengambil minuman untuk membasahi tenggorokan. Karena tanpa ia sadari, minuman segar itu sudah habis tak bersisa. Dan tawa Yonghwa, membuatnya malu. “Aku tidak tahu apa yang eomma, appa bicarakan dengan teman-temannya. Biasanya, aku juga selalu seperti ini kalau mereka mengajakku ke pesta seperti ini.” Ia meletakkan gelas kosong di atas meja, di sampingnya.

“Aku minta maaf, Shinhye.”

Shinhye merasa ribuan lebah tiba-tiba datang dan menyengatnya. Rasa terkejut dan sakit itu membuat jantungnya memompa lebih cepat. “Minta maaf? Untuk apa?”

“Seharusnya aku meminta izin dulu darimu sebelum memanggil orang tuamu dengan eomma-appa. Itu, sedikit tidak sopan. Jadi, aku benar-benar minta maaf.”

‘Dan aku juga minta maaf karena sudah membunuh orang tua dan kekasihmu, Yong.’ Teriaknya dalam hati.

Ia terkejut dengan pemikirannya sendiri.

“Bagaimana pun, ini tidak sopan.” Yonghwa mengulurkan tangan kanannya. Mengajak Shinhye berjabat tangan, sebagai permintaan maafnya yang tulus. “Aku minta maaf. Kalau kau keberatan, aku yang akan menjelaskan pada mereka. Jadi, jangan khawatir.”

“Tidak … tidak masalah.” Jawab Shinhye sambil menerima uluran tangan Yonghwa. Ia menarik tangan Yonghwa dan menggenggam tangan yang terasa sangat lemah itu dengan dua tangannya. “Aku senang kalau kau bisa tersenyum.”

Selama beberapa saat, mereka diliputi keheningan. Bukan benar-benar sepi, karena orang-orang di sekitar mereka tidak berhenti bersuara. Tawa … pujian … semua berbaur membawa kebahagiaan.

Tanpa sadar, Shinhye menunduk dan meremas jari-jari tangannya sendiri. Beberapa orang yang melewatinya terkadang berbisik, dan jelas-jelas menunjuk setelah mengatakan, ‘dia yang dulu hampir bertunangan dengan Yonghwa sebelum kekasih Yonghwa datang, kan? Oh … ternyata dia. Terlihat cantik. Tapi, tidak bisa dibandingkan dengan Jin ae tentu saja.’

Ini bukan yang pertama kalinya.

Sejak ia masuk ke dalam ruangan ini, ia sudah mendengar bisik-bisik itu. Ia hanya bersikap seolah menjadi orang tuli dan menebalkan muka. Tapi, saat ia duduk berdampingan dengan Yonghwa, seperti sekarang. Ia tahu. Yang dikatakan orang-orang itu adalah benar.

Tidak ada sedikit pun hal yang bisa dibandingkan antara dirinya dan Jin ae.

Shinhye baru tahu, kenapa orang-orang memandanginya. Bukan karena takjub atau terpana ….

“Jangan dengarkan kata-kata orang, Shinhye.” Yonghwa menatap lurus ke depan. Pancaran matanya terlihat kosong. Tapi, nada suaranya begitu tulus. “Mereka hanya mengatakan apa yang mereka ketahui. Kenyataannya … hanya kita sendiri yang mengetahuinya.”

“Kalau aku bilang, ini bukan apa-apa … kau pasti tahu, aku berbohong.” Balas Shinhye. “Tapi, seperti yang kau katakan. Hanya orang-orang yang menjadi tokohnya, yang tahu persis bagaimana.”

Yonghwa tersenyum tipis. “Bagaimana dengan hubunganmu dengan kekasihmu? Sebaiknya, kau mengenalkannya pada orang tuamu.”

Shinhye tertawa sinis tanpa sadar. “Kekasih? Kita sudah berakhir sejak dulu, Yong. Setelah hari itu.” Ucapnya sambil menggigit bibir. Ia bisa merasakan luka di dalam hatinya kembali terbuka. Memang … saat itu bukan sepenuhnya kesalahan kekasihnya. Ia terlalu bodoh dengan menikmati ciuman penuh godaan itu. “Mungkin terdengar munafik. Tapi, aku benar-benar tidak menginginkan hal seperti itu.”

Ada jeda yang sangat panjang lagi di antara mereka.

Yonghwa lebih memilih untuk diam dan memperhatikan satu per satu orang di depannya. Tidak jarang, ia akan tersenyum dan balas menyapa pada mereka yang mengenalnya. Sedangkan Shinhye, sudah tenggelam dalam renungan panjang, yang tidak pernah mendapatkan jawaban.

Lalu … tiba-tiba ayah dan ibu Shinhye datang. Mengajak mereka pulang, karena keesokan harinya, ayah Shinhye harus pergi ke Jerman untuk urusan bisnis.

Shinhye berjalan paling belakang sambil mengawasi sekali lagi, potret nyata kedekatan ayah ibunya bersama Yonghwa. Satu hal yang baru ia sadari adalah. Meskipun ayah ibunya tidak memperlihatkan kemarahan mereka. Ayah ibunya lebih sering bersama Yonghwa. Memperhatikan Yonghwa ….

Dan, Shinhye merasa, ia hanyalah orang asing.

 

 

***** to be continue *****

 

Hai … jumpa lagi dengan ff yang belum pernah ada romance scene-nya antara YongHye.😂

Maaf, untuk update-nya yang lama. Ada beberapa hal yang tidak memungkinkan untuk update cepet. Jadi, mohon dimaklumi ya ….

 

Oh ya! Siapa yang udah dengerin lagu CNBLUE yg baru? Eotte? Kalian happy dgn comeback CNBLUE? Pastinya kan ….

Ayo, tetap dukung CNBLUE!😘😘😘

  
Catatan Admin :
One of A Kind part 13, ga tau mau komentar apa karena lagi nge-blank (^_^)v. Pokoknya aku ikutin aja ceritanya dan terima kasih Wangbie karena sudah melanjutkan FF ini 🙂

Ada grup WhatsApp khusus pembaca web ini sebagai ajang untuk berbagi dan silaturahim, bila ingin bergabung sila hubungi Lisna di nomor 0821-8593-4742.
Selamat membaca dan jangan lupa komentar, saran dan kritiknya. Terima kasih.

Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shopatau di twitter Lovetheangels1

44 thoughts on “[FF Indonesia] One Of A Kind (Part 13)

  1. dan entah knapa, aq suka karakter shinhye… ga suka liat yonghwa yang terlalu sempurna atau apa dia gak peka????? terserah mu aja bie, sorry baru skarang jelong2 kesini lagi ✌

    Like

  2. Baru sempet baca part ini sekarang. Masih tetep ya Shinhye, cemburu sama Yonghwa yang keliatannya lebih disayang sama ortunya. Tapi biar gimana pun di kisah ini aku ga bisa ada di team Shinhye. Habiiis … jahat banget sih huhu

    Like

  3. Kasian shinhye terasingkan oleh kelurga nya dan jika mereka tahu perbuatan shinhye apakah mereka makin membenci nya atau apa yah,,,,, ditunggu kelanjutannya.

    Like

  4. Kasihan shin hye lihat nya disini ff ini, Ʊϑc∕̴ƖЂ merasa bersalah tentang apa yang dia perbuat sama yong hwa dan di keluarga nya pun shin hye kayak terasingkan sekarang. Apalagi kalau orang tua shin hye tau perbuatan shin hye pasti mereka gak anggap shin hye keluarga nya lagi.

    Like

  5. kasian shinhye. dy ngerasa tersingkirkan, segitu orang tua hye dan yong gak tau yg sebenernya, klo tau gmn yah ?! sedih 😭

    Like

  6. shin hye sedih bgt…dia sngat menyesal…
    kira2 gimana reaksi yong hwa dan orang tua shin hye kalau tau yang sebenarnya…..

    Like

  7. Kl kmrn benci sm Yong dan shin. Tp sekarang aku jd kasihan sama mereka berdua. Yonghwa dgn kesedihan nya dan shinhye dgn rasa bersalah nya.
    Entah kedepannya akan apa lagi rasa u mereka berdua…

    Like

  8. Masih ngikutin thor 😁
    Sbnarnya kshan sma shinhye, tapi smua ini krna smua kslahannya..
    Shinhye bahkan jga khilangan ksh sayang dr ortunya, sprti yg ortunya berikan ke yonghwa..
    Akan sprti apa kdpannya ? Akankah yongshin bsa bersama ? 😂
    Kerenkan thor lagu2 baru blue namja, aku sula bnget, bangga jga hihi 😝😁

    Like

  9. Ya ampun ternyata otak ku lagi ngeblank hini 😞
    Maafkan saya author… Saya pikir awalnya cuma jin ae yang meninggal… Dant ternyata kedua orang tua Yonghwa juga. Sungguh memalukan diriku hikss kurang fokus saat membaca sekali maafkan saya ternyata pikiran nya lagi benar-benar ngeblank 😞
    Untuk ke depannya selalu penasaran apa yang terjadi selanjut nya…
    Yang pasti agak penasaran juga sih kira-kira ff ini bakal end di part berapa soalnya udah nyampe part 13 belum ada moment Yongshin sama sekali. Dan awalnya ngira ff ini konflik nya bakal ringan dan ternyata sungguh di luar dugaanku… Masalah semakin panjang hikss sekarang mah nikmatin ajalah hehehe…
    Semangat eonni wangbie 👍

    Like

  10. Masih deg”an gimana kalo yong, appa dan eomma shin tau tentang perbuatan shin hye, belum tau aja hidupnya terasingkan apalagi tau, hmm syedih 😔
    Semangat terus eonni wangbie buat ff nya, ditunggu next part nya ehehe

    Like

  11. Ceritanya mengalir ringan… eon wangbie sepertinya benar2 ingin membuat part ff ini panjan hehe 😀

    Like

  12. Sedih banget liat shinhye yang jdi orang asing di antara orang tuanya. Bagaimana nanti kalau semua nya terungkap? Apa reaksi yonghwa serta orang tua shinhye. Apa mereka akan membenci shinhye. Ditunggu kelanjutannya eonni.

    Like

  13. sedih bnget…shinhye mrasakn krma nya…dy mghlgkn nywa ortu yonghwa dan skrg shinhye mrsakn apa yg drsakn yonghwa…gmn lnjutannya yaa…pnsran bnget…

    Like

  14. Aq ikutin alurna aja eon, lg nkmtin critana aja, krena blum ad konflik antara yongshin n shinhye blum mrasakan blesan ats perbuatanna

    Like

  15. Disini shinhye merasa tersisih karena perhatian orang tuanya untuk yonghwa, tapi itu tidak sebanding dengan sakit hati yonghwa jika tahu kenyataan yang sebenarnya bukan?

    Aku belum dengar lagu comeback CNBLUE akibat gagal download…. Huuwaaaaaa

    Like

  16. Kasihan juga shin hye ya tour.. tpi mngkin ini blsan dri perbuatannya.., g’sbar rahasianya terbuka serta kpan mereka jtuh cinta.., pasti konflik y lbih sru.., smangat tour..,

    Like

  17. Kasian bgt shinhye kaya orang asing tapi itu karna sikapnya dia sndiri sih ngerasa epmma dan appanya masih marah jadi dia ngerasa bersalah mangkannya dia rada menjauh

    Like

  18. Sebenarnya kasian ya shin hye di kehidupan keluarganya aja menjadi org asing. Tp memang akan sangat menyakitkan kalo yong hwa dan ortu shin hye tau pnyebab kematian ortu yong hwa. Shin hye pasti akan sgt2 disalahkan.
    Aku takut sad ending nih. Huhu
    Next part smoga di publish segera.

    Like

  19. Terima kasih sdh update…
    Penasaran dg cerita selanjutnya.. jgn lama2 update nya y author 😉

    Like

  20. Serba salah,,, 😭😭😭😭😭ingin pergi tak kuasa,,, bertahan pun tak berdaya… Oooh shinjiqu… Sakitnya,,, sedih dan rasa takut yang selalu dya rasa… Oooh tidak,,, menyedihkan…

    Like

  21. Kasian shinhye, beban mental banget pastinya

    Yeee bener, akhir cn blue come back… Dan pastinya udah dengerin lagu barunya dan interview mereka sebelum waktu rillis. Yonghwa udah makin dewasa hahahaha

    Like

  22. Rasanya sakit bgt emang kalo berada di keramaian tp lo tetap ngerasa sendiri dan terasing dari keramaian itu.. ga bisa nyalahin appa n eomma nya shinhye yg masih nyuekin sih.. bukan berarti mereka ga maafin shinhye.. tp mereka perlu membuat yonghwa nyaman di tengah2 keluarga mereka.. ga bisa bayangin kalo yonghwa tau apa yg shinhye lakukan.. ditunggu update nya lg ya wangbie..

    Like

  23. gk tw jga komen pa,tp yg jlas hukum karma psti berlaku n perlahan tp pasti shinhye sdah mrasakan akibat dri perbuatannya sndiri,
    tinggal nunggu kejujuran shinhye z pd yonghwa sbg bntuk tnggung jwabnya dg pa yg tlah dilakukan pd ortu n jga tunangan yonghwa,
    n jga msih mnunggu kputusan author dg hubungan yonghye kdepannya gmna😂😂😂
    semangat buat author wangbie!!!

    Like

  24. Kok aqu kasian ya sma shinhye.. 😭😭😭😭Iya sih shinhye salah tpi kan msh bsa dimaafin. Toh dy udh berubah kan. Yonghwa jga baik kok.. Nikahin aja mereka. Hahaa maap maap.

    Like

  25. Sebenarnya bingung mau komen apa…
    Disatu sisi merasa kasihan kepada shinhye, tp mau bagaimana lagi perbuatannya sudah termasuk tindakan kriminal. Huft 😥
    Maunya sih disini egois, tp bukankah tidak adil untuk Yonghwa. Ahh bingung, bagaimana jadinya kalau terungkap ya?? Bagaimana Yonghwa nantinya, dan yg lebih menegangkan sikap kedua ortu shinhye ketika mereka tahu yg sebenarnya.
    Kuserakhan semuanya pada kak wangbie, ditunggu kejutannya yg lain ^^

    Like

  26. Klo gitu kenapa Shin hye ga pergi aja.
    Dr pada dia merasa selalu terasing. Dan juga mungkin saja, dengan perginya Shin hye. Semua org akan sadar bahwa Shin hye memang ada. Biarkan Shin hye sendiri, biarkan dia merenungkan kesalahnnya tanpa diganggu oleh siapapun.

    Like

  27. Perlu kesabaran penuh eon untuk baca ff ini…entah smpai kapan part yg buat galau ini berakhir dan berganti part yg manis” yg buat diabetes 😹😹😹
    Semoga yong mau menerima shin lg,bukan sebagai teman tpi sebagai pendamping yong 😂😂..pengen jdi egois di ff ini,jgn biarkan yong tau apa yg ud shin lakukan kepada keluarganya,biarkan itu menjadi rahasia shin sendiri..
    Apapun yg terjdi berharapnya yongshin happy ending 😛😛😛😛
    Author 💪💪💪💪😘😘😘😘

    Like

  28. Wah bingung mau comment apa..di sini shinhye masih merasa di asingkan oleh org tuanya dan Yonghwa yg mjd prioritas nya…kasihan jg ya shinhye.
    Kapan ya kebenarannya bakal terungkap, ngebayangin klo nanti bakalan penuh dgn air mata ya..mian jd nebak2 deh.hehe
    Next ah

    Like

Leave a comment