Posted in fanfiksi terjemahan, sequel, series, yongshin101

[FF Terjemahan] My Husband Is A Soldier (Part 8)


My Husband Is A Soldier

Part 8

31b21-my2bhusband2bis2ba2bsoldier

Penulis : Yongshin101

Karakter : Jung Yonghwa, Park Shin Hye

Cerita Asli : My Husband Is A Soldier

Diterjemahkan oleh Riefa

—oOo—

Catatan :

Kata yang tercetak miring dalam bahasa Korea dan Inggris yang memang sengaja tidak diterjemahkan.

Kata yang tercetak miring tebal adalah Yonghwa POV atau Shin Hye POV

—oOo—

.

.

Whose Baby

.

.

Shin Hye terbangun dalam keadaan benar-benar buruk pagi itu setelah dia mabuk semalam. Shin Hye merasa kepalanya seperti akan meledak dan perutnya terasa tidak enak. Shin Hye segera pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan semua yang ada di perutnya, yang membuatnya merasa mual, dan setelah selesai, dia berjalan keluar dari kamar mandi, dan kembali ke tempat tidur. Shin Hye berbaring di atas kasur yang lembut, dan mendesah pelan sambil dia memeriksa tubuhnya, dan dia bahagia karena dia bisa pulang ke rumah dengan selamat tadi malam. Shin Hye bahkan bisa mengganti gaun koktail-nya dengan piyamanya, semuanya dilakukannya sendiri.

Shin Hye semakin baik dalam mengendalikan dirinya sendiri saat dia mabuk, dibandingkan dengan saat terakhir kali dia mabuk.

Saat Shin Hye sadar kalau dia tidur di kamar Yonghwa dan bukan di kamarnya sendiri, Shin Hye segera melompat keluar dari tempat tidur sambil tetap menekan dahinya, karena sakit kepala yang dia rasakan, dan berjalan menuju ke dapur untuk mengambil sesuatu untuk diminum. Shin Hye menarik keluar sekotak jus jeruk dan menuangkannya ke dalam gelas bersih, lalu segera meneguknya. Shin Hye sedang menikmati jus jeruknya saat tiba-tiba ia mendengar pintu rumah berderit terbuka.

Mata Shin Hye langsung melebar saat melihat suaminya masuk ke dalam rumah sambil memegang kunci mobil di tangannya, dan sekarang sudah berdiri tidak jauh dari Shin Hye dengan tangan berada di pinggangnya.

“Ke mana saja kamu sepanjang malam?”

Alih-alih menjawab pertanyaan Yonghwa, Shin Hye malah bertanya pada Yonghwa. Shin Hye jelas terkejut melihat Yonghwa ada di rumah. Yonghwa seharusnya pulang minggu depan, tapi Yonghwa ada di sini sekarang, di ruang tamu mereka, dengan wajah yang tegas dan menatap langsung ke mata Shin Hye. Sejujurnya, Yonghwa terlihat seperti dia marah pada sesuatu.

“Kapan kamu pulang?” Tanya Shin Hye tanpa rasa bersalah.

“Jawab aku dulu.”

Shiro ! Kamu jawab pertanyaanku dulu. Kamu seharusnya pulang minggu depan dan kamu ada di sini- “

“Park Shin Hye !”

Shin Hye merasa dihukum, lalu sama sekali diam saat Yonghwa tiba-tiba menaikkan suaranya pada Shin Hye. Shin Hye merasa jantungnya berdetak kencang, saat Yonghwa hanya menatap Shin Hye dengan api amarah yang muncul di matanya, dan Shin Hye terkejut melihat Yonghwa yang mendadak marah. Shin Hye belum pernah melihat Yonghwa begitu marah padanya, dan aura Yonghwa sekarang membuatnya seluruh tubuhnya merinding. Shin Hye hanya berdiri di sana dengan diam, sambil terus menatap ke lantai, dan menunggu Yonghwa berbicara lagi dengannya.

“Katakan ke mana saja kamu tadi malam, Shin Hye?” Tanya Yonghwa lagi setelah beberapa menit mencari kedamaian dan ketenangan batinnya. Yonghwa tidak ingin menakuti Shin Hye, dan itu sepertinya hal terakhir yang ingin Yonghwa lakukan pada Shin Hye, membuat Shin Hye merasa takut pada Yonghwa.

“Itu bukan urusanmu.”

“Aku tanya padamu sekali lagi dan kamu akan menjawabku dengan benar. Ke mana kamu pergi tadi malam, Park Shin Hye?”

“Aku pergi keluar dengan teman-temanku oke ! Kenapa kamu ingin tahu? Kamu tidak perlu khawatir padaku. Aku bisa pulang ke rumah sendiri. Aku masuk ke kamar dan mengganti bajuku sendiri. Aku baik-baik saja !” Shin Hye menelan dalam ludahnya, dan berusaha menghindari tatapan suaminya sambil ia terus melihat ke lantai.

Yonghwa tertawa janggal, yang jelas menunjukkan kalau Yonghwa berpura-pura. “Kamu baik-baik saja ya? Apa kamu tahu betapa terkejutnya aku saat melihatmu tadi malam? Kamu pulang jam 4 pagi, Tuhan tahu kamu terlihat seperti apa dan berbau seperti alkohol. Kamu ingin aku percaya kalau kamu baik-baik saja?!”

“Kamu di sini-”

“Jangan berbalik bicara padaku, Shin Hye !”

“Aku bisa menjelaskannya sendiri !”

“Menjelaskan apa ya? Apa yang aku lihat tadi malam sudah cukup bagiku untuk tahu apa yang terjadi padamu ! Kamu pergi keluar untuk bersenang-senang dengan teman-temanmu tanpa memberitahu aku soal itu ! Kamu pulang terlihat sangat kacau dan nyaris tidak bisa ke ruang tamu tanpa bantuanku, dan kamu bilang kamu dapat mengendalikan dirimu sendiri? Omong kosong !”

Shin Hye bersumpah hatinya terasa sakit saat suaminya mulai menggunakan kata-kata umpatan dalam percakapan mereka. Shin Hye tidak pernah berpikir Yonghwa bisa semarah ini padanya. Apa yang dia lakukan salah? Shin Hye hanya menjadi dirinya seperti biasanya, dan pergi keluar untuk bersenang-senang di klub. Hanya itu saja, dan Yonghwa bersikap konyol berusaha membuat Shinhye merasa begitu buruk karena perbuatannya.

“Kamu mempermalukanku, Shin Hye. Pergilah bersihkan dirimu. Kita akan ke rumah sakit untuk menjenguk Ryeo Won noona dan bayinya nanti.” Yonghwa terus menatap istrinya yang kini sudah melihat ke lantai, Yonghwa menghembuskan nafasnya berat, dan mulai berjalan menuju kamar tidurnya.

Shin Hye tergagap pelan saat ia mendengar Yonghwa menyebutkan tentang Ryeo Won dan bayi, dan untuk sesaat dia merasa bingung. Shin Hye dengan cepat memegang tangan suaminya, dan menghentikan langkah Yonghwa, lalu memutar badan Yonghwa untuk melihatnya. Yonghwa memutar badannya untuk melihat Shin Hye, sambil mengerutkan dahinya. “Ap .. Apa Ryeo Won unnie sudah melahirkan bayinya?”

“Ya, noona melahirkan bayinya tadi malam saat kamu asyik berpesta di klub.” Yonghwa melepaskan tangan Shin Hye dan berjalan pergi.

 

.

—oOo—

.

Shin Hye merasa bersalah saat dia mengecek ponselnya, dan menemukan hampir sepuluh panggilan tak terjawab dari ibu mertuanya, dan tiga belas panggilan dari Yonghwa tadi malam. Shin Hye menggigit bibir bawahnya sambil dia mencoba mengingat apa yang terjadi pada malam itu, saat dia pergi keluar untuk menemui Jonghyun di bar. Mereka seharusnya hanya meminum beberapa gelas alkohol dan hanya itu saja, saat Jonghyun tiba-tiba mengajaknya ke klub, dan Shin Hye berubah lagi menjadi dirinya yang liar seperti biasanya, saat ia menari di lantai dansa dengan Jonghyun dan Tuhan tahu berapa banyak gelas alkohol yang ia minum tadi malam.

Itu menjelaskan kenapa dia mengalami pusing yang hebat akibat mabuk, seperti pagi ini.

Saat Shin Hye berjalan ke lemarinya setelah mandinya yang lama, Shin Hye menerima pesan teks, dan itu dari suaminya. Yonghwa ada di sebelah kamarnya, tapi Yonghwa malah mengiriminya pesan, dan bukannya datang ke kamarnya, dan berbicara dengannya secara pribadi. Shin Hye mendesah dan membuka pesannya, dan membacanya dalam hati, sambil tangannya sibuk mengeringkan rambutnya.

Aku akan menunggumu di mobil. Ada semangkuk haejangguk di atas meja dapur. Makanlan sebelum kamu meninggalkan rumah.

Shin Hye merasa ada sesuatu yang menancap di tenggorokannya, karena dia sama sekali tidak bisa berkata-kata setelah membaca pesan dari suaminya. Bahkan saat Yonghwa marah padanya, Yonghwa masih membuatkannya semangkuk haejangguk, sup penghilang mabuk yang dikenal dapat membantumu saat mabuk, dan Shin Hye merasa kalau dia mungkin harus meminta maaf pada Yonghwa karena tidak menjawab panggilan telepon Yonghwa dan Nyonya Jung tadi malam, dan karena tidak ada untuk Ryeo Won saat Ryeo Won melahirkan bayinya di rumah sakit. Shin Hye merasa malas berjalan ke dapur, dan makan haejangguk-nya dalam keheningan, lalu dia mengunci pintu dan pergi menuju mobil Yonghwa, di mana suaminya sudah menunggunya.

 
Shin Hye memasuki mobil dengan canggung, melirik sekilas suaminya yang mengirim pesan pada seseorang dengan ponselnya, dan dengan tenang duduk di kursi penumpang, sebelum mengikatkan sabuk pengamannya. Shin Hye berdehem saat melihat suaminya masih sibuk mengirim pesan pada seseorang, dan ada sedikit rasa penasaran timbul di dadanya, sambil ia mengulurkan kepalanya untuk melihat pada siapa Yonghwa mengirim pesan, tapi Yonghwa dengan cepat menolehkan kepalanya ke arah Shin Hye, dan mengerutkan keningnya saat ia menyadari kalau Shin Hye bertingkah aneh pagi itu.

 
Yonghwa segera menyimpan ponselnya lagi ke dalam sakunya, dan mulai menyalakan mesin Wrangler-nya. Yonghwa memutar kemudinya dan bergabung dengan kendaraan lain di jalan.

“Dengar, aku minta maaf karena tidak menjawab telepon eomonim tadi malam. Aku tidak tahu kalau eomonin menelepon.” Shin Hye mulai pembicaraan lagi setelah beberapa saat dirinya tetap diam.

Yonghwa mendengus kesal. “Tentu saja kamu tidak tahu. Musiknya terlalu keras untukmu huh?”

“Aku sudah bilang aku minta maaf ! Apa lagi yang kamu inginkan Yonghwa?”

“Aku ingin kamu bersikap seperti seorang istri ! Demi kebaikan, Shin Hye ! Kamu sudah menikah denganku, dan kamu tidak merasa itu agak keterlaluan pergi keluar rumah, apa lagi pergi ke klub dan pulang jam empat pagi dengan sangat mabuk seperti itu, tanpa izinku atau apapun itu?”

Shin Hye menggigit bibir bawahnya sambil ia mencoba mengendalikan dirinya berteriak lagi pada Yonghwa. Dia tidak ingin melihat monster hijau keluar lagi dari diri Yonghwa seperti saat di rumah mereka, apa lagi di dalam mobil di mana ia tidak punya tempat lain untuk melarikan diri, dan jadi Shin Hye memutuskan untuk tetap tenang selama perjalanan ke rumah sakit. Shin Hye tahu kalau Yonghwa akan tetap marah sampai Shin Hye berjanji pada Yonghwa kalau dia tidak akan melakukannya lagi, tapi persetan dengan itu, karena dia tidak akan merubah dirinya hanya karena Yonghwa menginginkan Shin Hye berubah. Shin Hye berhak punya waktu keluar malam dengan siapa pun yang dia inginkan, dan dia seharusnya bersenang-senang sekarang dan nanti.

Tak seorang pun di dunia ini yang dapat menghentikannya menjadi dirinya yang seperti biasanya.

Setelah tiba di rumah sakit, Shin Hye terkejut saat Yonghwa meraih tangannya dan menautkan jari-jarinya dengan jari-jari Shin Hye saat mereka berjalan menuju kamar Ryeo Won di bangsal khusus ibu. Shin Hye menoleh untuk melihat Yonghwa, dan mengerutkan keningnya saat Yonghwa terus memegang tangannya seolah-olah itu hal yang biasa mereka lakukan.

“Apa yang kamu lakukan Yonghwa? Lepaskan tanganku.” Ucap Shin Hye sambil mengertakkan giginya.

Yonghwa menyindir kesal. “Bisa kan kamu, hanya selama satu menit, berpura-pura seperti kita baik-baik saja di depan orang tuaku? Tolong katakan padaku, kalau ini setidaknya yang bisa kamu lakukan untuk keluargaku, setelah tidak mengangkat telepon Omma-ku tadi malam.” Jawab Yonghwa dengan sesinis mungkin saat berbicara dengan seseorang.

“Uggh, baiklah!”

Saat mereka berjalan ke kamar Ryeo Won di lantai lima bangunan bangsal khusus ibu, Shin Hye segera berjalan menghampiri kakak iparnya dan bayinya yang baru lahir. Shin Hye senang Ryeo Won dan sang bayi sama-sama terjaga, dan mertuanya juga duduk tepat di sebelah tempat tidur, sambil menyuapi Ryeo Won dengan roti dan puding. Shin Hye berjalan menghampiri mereka, memberikan pelukan pada Nyonya Jung dan Ryeo Won, sebelum dia duduk di tempat tidur tepat di samping Ryeo Won. Shin Hye tersenyum saat melihat sang bayi bermain dengan jari ibunya, dan Shin Hye tidak bisa sama sekali menahan kebahagiaannya saat dia menjerit kegirangan saat sang bayi menguap kecil.

Ommo, Ryeo Won unnie ! Dia manis sekali dan dia mirip seperti unnie dan Daniel oppa !” Kata Shin Hye sambil meraih jari sang bayi yang lembut.

Ryeo Won tertawa dan menganggukkan kepalanya saat ia mengecek bayinya, yang sekarang akan kembali tidur setelah meminum susunya. “Gomawo, Shin Hye-ah. Bagaimana keadaanmu? Apa kamu masih demam?”

“Demam? Tapi, aku tidak- ”

Shin Hye merasakan tangan seseorang berada di bahunya, dan ia berbalik untuk melihat siapa orang itu, dan terkejut melihat suaminya berdiri tepat di belakangnya. Yonghwa tersenyum padanya dan berusaha mengatakan sesuatu pada Shin Hye melalui matanya, dan Shin Hye segera mengerti maksudnya. Shin Hye tersenyum canggung pada Yonghwa, dan berbalik melihat Ryeo Won lalu mengangguk pelan.

Deh, unnie. Aku merasa lebih baik setelah minum obat kemarin malam. Aku beruntung Yonghwa kembali tepat waktu untuk merawatku. Miane, unnie karena tidak ada di sini untuk unnie tadi malam.” Kebohongan nomor tiga pada keluarga Jung, Shin Hye mengingatkan pada dirinya sendiri dan meraih tangan Ryeo Won sebelum membelainya dengan lembut.

Aigoo, gwenchana! Kami sangat khawatir padamu saat Yonghwa bilang pada kami kalau kamu tidak enak badan tadi malam. Saat aku keluar dari rumah sakit, ayo kita pergi makan patbingsu neh?”

Shin Hye tertawa dan segera menganggukkan kepalanya. Shin Hye menoleh melihat keponakan Yonghwa yang baru lahir, dan tidak bisa menahan dirinya untuk memuji sang bayi. Shin Hye yakin memang sedikit lebih mirip dengan Ryeo Won, dan hati Shin Hye sudah direbut oleh gadis kecil itu.

 

.

—oOo—

.

Yonghwa memandangi istrinya, yang kini duduk di depannya sambil melihat ke ponselnya, seolah menunggu telepon dari seseorang. Setelah menjenguk kakaknya dan bayinya di rumah sakit pagi ini, Yonghwa memutuskan mengajak Shin Hye keluar makan siang di restoran Korea favoritnya. Yonghwa beruntung, dia mendapatkan izin dari Jenderal-nya untuk meninggalkan kerja lebih awal dari waktu dia yang seharusnya, dan jadi di sinilah Yonghwa menghabiskan waktunya dengan istrinya, setelah tidak bertemu satu sama lain selama hampir tiga minggu.

“Bisakah kamu meletakkan ponselmu? Kita sedang makan siang sekarang.” Kata Yonghwa setelah beberapa saat, dan berhasil membuat Shin Hye meletakkan lagi ponselnya ke atas meja.

Shin Hye menggigit bibir bawahnya, dan cepat mengambil gelasnya, dan meminumnya bahkan tanpa melihat suaminya. Shin Hye sedang tidak mood berbicara dengan Yonghwa, atau juga makan siang dengan Yonghwa, dan jadi Shin Hye hanya memutuskan makan dengan salad.

“Apa kamu tidak akan makan apa pun selain salad?” Tanya Yonghwa lagi saat ia tidak mendapat jawaban dari istrinya.

Shin Hye menggelengkan kepalanya dan mendesah. “Aku sedang diet. Aku tidak bisa makan banyak.”

Waeyo? Kamu terlalu kurus. Kenapa harus diet?”

“Aku seorang pramugari, Yonghwa. Aku harus menjaga bentuk tubuhku.”

“Itu pekerjaan yang sulit.”

“Sekarang kamu tahu.”

Shin Hye mulai makan saladnya lagi sambil melihat keluar jendela saat orang yang lewat sibuk berjalan bolak-balik dari satu tempat ke tempat lainnya. Shin Hye libur hari ini dan berencana hanya beristirahat di rumah saja, saat tiba-tiba Yonghwa mengajaknya keluar, jadi mereka bisa makan siang bersama untuk pertama kalinya, tanpa orang tua mereka. Shin Hye diam-diam terus melirik suaminya yang memiliki nafsu makan yang sangat besar, dan mampu menghabiskan dua porsi bulgogi sendirian, dan Shin Hye tidak mempercayainya, sebuah senyuman terbentuk di wajahnya hanya dengan melihat Yonghwa makan makanannya . Yah, mungkin itu sudah terlalu lama sejak Shin Hye makan siang seperti ini bersama dengan seseorang.

“Apa kamu selalu lapar seperti ini?” Tanya Shin Hye pada Yonghwa sambil tanpa sadar menjilati bibir bawahnya, saat dia melihat Yonghwa mengambil sepotong daging lagi dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Yonghwa tersenyum pada Shin Hye dan menganggukkan kepalanya. “Kamu pikir tentara makan makanan yang enak saat mereka ada di base camp? Tidak, Shin Hye. Kami tidak makan makanan yang enak saat kami sedang bertugas.”

“Apa selalu rasanya tidak enak?”

“Tidak selalu tapi kadang-kadang. Sama seperti yang selalu kamu masak untukku. Ya, rasanya sama saja.”

Yonghwa mencoba melucu, dan tertawa kecil saat melihat wajah cantik istrinya yang cemberut. Yonghwa mendesah dalam lamunannya saat melihat Shin Hye makan saladnya dalam keheningan, sambil meminum air setiap selesai menyuapkan salad ke mulutnya. Jauh di lubuk hatinya, Yonghwa tahu kalau gadis yang menyenangkan, yang ia kenal dulu di sekolah menengah atas, masih ada di dalam diri istrinya, dan Yonghwa hanya perlu belajar cara yang tepat untuk membuat Shin Hye kembali menjadi dirinya yang dulu.

“Tolong jangan membuatku khawatir lagi denganmu, Shin Hye.” Ucap Yonghwa tiba-tiba saat Shin Hye akan memasukkan sesendok salad lagi ke dalam mulut mungilnya.

Shin Hye mendongak menatap mata Yonghwa, dan pipinya jadi memanas saat Yonghwa menatap tajam pada Shin Hye, dan tiba-tiba terlihat begitu serius. “Aku tidak memintamu mengkhawatirkanku. Berhentilah menjagaku kalau kamu tidak mau.” Ucap Shin Hye dengan dingin dan terus memakan saladnya lagi.

“Bagaimana bisa aku tidak khawatir padamu? Kamu istriku Shin Hye !”

“Yonghwa, berhenti ! Hentikan itu, oke? Berhentilah berpura-pura seperti kamu ingin pernikahan ini berjalan karena aku tidak menginginkannya. Kita bahkan tidak perlu berpura-pura seperti kita berbahagia, karena kita tidak seperti itu. Aku tidak tahu apa yang kamu inginkan dalam pernikahan ini tapi biarkan aku memberitahumu sesuatu. Aku tidak ingin apa pun dari pernikahan ini. Aku tidak mengharapkan apa pun darimu dan aku tidak ingin kamu memberiku apa pun !”

“Aku tahu kalau kamu marah padaku karena menikahimu, tetapi semuanya telah terjadi Shin Hye, apakah kamu suka atau tidak. Kamu harus menerima kenyataan kalau kamu istriku dan aku suamimu. Kamu harus belajar mendengarkanku-”

“Kenapa aku harus mendengarkanmu?”

Yonghwa terkejut dengan keberanian Shin Hye yang tiba-tiba. Keduanya sudah kehilangan nafsu makan mereka, dan Yonghwa segera mengeluarkan kartu kreditnya dan membayar makan siang mereka, lalu mereka pulang ke rumah mereka dalam keheningan. Yonghwa jelas kesal dengan Shin Hye dan Shin Hye juga muak dengan Yonghwa, dan mereka tidak berbicara satu sama lain sepanjang perjalanan pulang ke rumah Yonghwa di Myeongdong.

Begitu Yonghwa memarkir mobilnya, Shin Hye segera bergegas keluar dari mobil, dan berjalan menuju lift, dan mengerutkan keningnya saat ia mendengar suara yang datang dari suatu tempat. Kedengarannya seperti suara bayi menangis. Shin Hye mengikuti ke arah suara itu, dan sangat terkejut saat ia melihat sebuah tas hitam di samping semak-semak dengan selembar catatan di atasnya. Shin Hye menelan dalam ludahnya dan hati-hati menarik resletingnya, dan sangat kaget saat melihat seorang bayi di dalam tas itu, menangis menarik perhatiannya.

“Yonghwa !”

 

.

— BERSAMBUNG —

.

Catatan Admin :

Huhuhu akhirnya selesai juga MHIAS part 8. Ada banyak hal yang membuat FF ini baru terposting sekarang dari hal pribadi sampai teknis seperti listrik tiap hari mati dan router wifi kena petir :(. Semoga part ini dapat feel-nya. Dan yang kemarin-kemarin menerorku tapi ga mau disebutkan namanya (padahal sebelumnya pengen disebut :p) part ini spesial untukmu 🙂

Terima kasih untuk penulis Yongshin101 yang sudah mengijinkan saya menerjemahkan FF hasil karyanya. Saya tetap berusaha di jalur cerita tanpa merubah isi ceritanya.

Selamat membaca dan jangan lupa berikan komentarnya baik mengenai isi cerita, hasil terjemahan, kritik, saran dll. Terima kasih *bow*

PS. Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shop atau di twitter Lovetheangels1

144 thoughts on “[FF Terjemahan] My Husband Is A Soldier (Part 8)

  1. shin nyebelin tapi yong tetep jaga kehormatan
    shin didepan keluarga jung aah yong benar suami idaman.
    bayi???

    Like

  2. Terbuat dari apa ya kepalanya shinhye,keras amat ya,sabar yong jgn menyerah,,,bayi sapa ya???

    Like

  3. Aduh shinye susah bgt keras bgt…yonghwa keren bgt ih….kok ada bayi? Tambah penasaran aja

    Like

  4. Hadeehh ni shinhye ga tw d untung banget y…..stuju yong diemin aja kebiaaaan …bayi?????????????

    Like

  5. Omo! Bayi siapa itu? Apa bayi itu yang bakal ngebantu shinhye berubah,keknya yonghwa harus lebih keras lagi deh ke shinhye abisnya shinhye ngeyel banget sih, susah banget diajak benernya aigoo..
    Makasih author buat ffnya

    Like

  6. Pantas aja yong marah, shin udh keterlaluan, pergi bersenang2 ke club mlm dan mabuk serta plg pagi…nemu bayi? Smoga sang baby, merubah sifat shin 🙂

    Like

  7. ckckck…shin hye masih keras kepala jg, kasihan yong hwa harus sabar ngehadapin istrinya 😦

    Like

  8. pasangan yongshin ini masih suka berantem aja, next part semoga jadi akur karna kedatangan bayi, eh bayi siapa tuh

    Like

  9. masih sama sama keras kepala semua …
    shin hye sudah mengalah saja sama suamimu …
    tapi bayi siapa itu …
    next part

    Like

  10. Semakin baca tiap partnya…semakin penasaran…semakin gk bisa berhenti buat baca…ff yg wow

    Like

  11. Shinhye hrus bertrima ksih ma suaminya ,yg membantu shinhye di dpan keluarga jung.karna kebohongan shinhye

    Like

  12. mau smpi kpn shinhye bersikap
    keras kepala dan tak pernah
    menghargai yonghwa sebagai
    suami…?. Smoga kedpn nya shinhye bsa berubah …

    Like

  13. Shinhye mau smpi kpn bersikap keras kepala dan tak pernah menghargai yonghwa sebagai suami??. Semoga kedpn nya shin hye bisa berubah dan dgn menemukan nya seorg bayi bisa merubah sikap shi hye.

    Like

  14. Sedih banget kalau mereka saling bertengkar.
    Masih tetap keras kepala shinhyenya ckckck
    Omo…ada bayi??

    Like

  15. sedih serius.
    mereka saling mengumpat
    mereka terlalu enggak bisa nahan emosi
    mereka enggak polos 😫
    ciie~ nemu bayi.
    baik-baik siapa tau jadi deket. hihi

    Like

  16. Shinhye menemukan bayi…apkh hbungan yongshin nantinya akn mnjadi baik dgn adanya bayi itu..semoga..

    Like

  17. Ckck shin masih suka ngebantah padahal sudah merasa bersalah, semoga ketegasan n kesabaran yong bisa merubahnya.
    ommo siapa yg meninggalkan bayi di tempat tinggal yongshin??
    Thanks untuk tejemahannya eonni 😀

    Like

  18. Masih keras kepala aja shin.. Yonghwa hts sabar mnghadpi istrinya..
    Wah bayi sp tu…
    Makin tertarik baca..

    Like

Leave a comment