Posted in fanfiksi terjemahan, sequel, series, yongshin101

[FF Terjemahan] My Husband Is A Soldier (Part 13)


My Husband Is A Soldier

Part 13

31b21-my2bhusband2bis2ba2bsoldier

Penulis : Yongshin101

Karakter : Jung Yonghwa, Park Shin Hye

Cerita Asli : My Husband Is A Soldier

Diterjemahkan oleh Riefa

—oOo—

Catatan :

Kata yang tercetak miring dalam bahasa Korea dan Inggris yang memang sengaja tidak diterjemahkan.

Kata yang tercetak miring tebal adalah Yonghwa POV atau Shin Hye POV

—oOo—

.

.

Explain Yourself

.

.

Shin Hye tidak bisa berpikir jernih malam itu saat ia berjalan menuju kamar Yonghwa dan mulai menggeledah lemari Yonghwa untuk mencari sesuatu, sebuah bukti tepatnya. Shin Hye berbohong pada Ryeo Won dan mengatakan pada kakak iparnya kalau dia tidak akan pulang ke rumah hari ini, karena ada masalah dengan pesawat dan mereka harus tinggal semalam di Tokyo. Shin Hye hanya harus merepotkan Ryeo Won lagi dengan Hyejung. Saat ia dengan penuh amarah mencari bukti kalau suaminya berselingkuh dengan wanita lain, Shin Hye melihat sebuah kotak besar tergeletak persis di rak paling bawah lemari besar itu. Shin Hye berlutut di lantai dan menarik kotak itu dari lemari dan mulai mengambil semua yang ada di dalam kotak itu satu per satu.

Ini pertama kalinya Shin Hye melakukan hal seperti itu menjadi seorang mata-mata dan menyelidiki seorang pria, tapi dia tidak peduli karena orang yang dia selidiki sekarang adalah suaminya sendiri. Yah, semacam, seperti, suaminya dalam beberapa hal. Shin Hye menarik keluar sebuah album foto lama yang bertuliskan KMA, ’07 -’08 di atasnya, dan wajahnya berubah menjadi tersenyum. Itu album foto Yonghwa saat ia sedang pelatihan sebagai tentara di KMA, dan Shin Hye bisa melihat suami tentara-nya beraksi.

Shin Hye tersenyum saat melihat banyak foto di album itu, memperlihatkan suaminya dalam seragam militer dan kadang-kadang memegang senapan M-16 di tangannya. Yonghwa sangat kurus pada waktu itu, mungkin karena pelatihan yang sulit dan jadwal yang padat, tapi Yonghwa begitu sangat berbeda dibandingkan sekarang, dilihat dari keras dan berototnya Yonghwa. Shin Hye tersipu dengan dirinya sendiri saat ia melihat foto sekelompok tentara setengah telanjang dengan hanya memakai celana mereka, dan suaminya tepat berada di tengah, tersenyum malu-malu terlihat konyol.

Shin Hye tertawa keras dan terus menggeledah kotak itu mencari album foto lama lainnya.

Kali ini Military Aviation Sekolah (USA), ’08 -’11. Shin Hye mengernyit sendiri sambil membaca ulang tulisan yang tertulis di album foto lama itu untuk kesekian kalinya. Shin Hye perlahan membuka album dan melihat semua foto satu per satu dalam kecepatan yang sangat lambat. Ada dia, suaminya, berdiri di depan sebuah pesawat yang tampak terlihat seperti jet tempur bagi Shin Hye, dengan lengan Yonghwa ada di bahu teman kerjanya, memperlihatkan senyum lebar yang terkenal itu ke arah kamera. Shin Hye menelan dalam ludahnya dan mulai membalik halaman, dan terkejut sekali lagi saat ia melihat foto Yonghwa dengan seragam lengkap dan sedang duduk di dalam jet tempur, terlihat sangat serius dan tampan.

Pikiran Shin Hye kosong saat ia hanya menatap foto-foto suaminya dan mendesah pada dirinya sendiri. Shin Hye merasa dia mengenal suaminya, tapi saat ini dia benar-benar tidak tahu siapa Yonghwa sebenarnya. Setiap kali Shin Hye bertanya pada orang-orang di sekelilingnya, mereka akan mengatakan kalau Yonghwa adalah seorang tentara. Titik. Habis perkara. Tidak ada yang pernah mengatakan kalau suaminya adalah seorang pilot pesawat militer. Bahkan tidak sekali pun ! Shin Hye segera menutup album foto itu dan mengumpat dirinya, ingatannya saat memaki dan merendahkan diri Yonghwa sebagai tentara rendahan datang mengganggu pikirannya secara tiba-tiba.

“Yah, Park Shin Hye ! Kamu mempermalukan dirimu sendiri ! Ini tidak membantumu sama sekali !”

Saat Shin Hye akan memasukkan lagi album foto itu ke dalam kotak, sebuah foto lama jatuh dari album foto yang dia pegang dan tergeletak di lantai. Shin Hye mengerutkan kening dan meraih foto itu, saat dia membalik foto itu, dia bahkan lebih terkejut saat tahu kalau itu adalah foto dirinya dulu. Ada tulisan cinta pertamaku, ’05 tertulis di belakang foto itu. Shin Hye sangat terkejut dan seketika menutup mulutnya dengan kedua telapak tangannya.

Shin Hye tidak bisa mempercayainya !

Yonghwa benar-benar punya foto lamanya saat sekolah menengah atas, itu hampir sepuluh tahun yang lalu. Siapa orang ini? Shin Hye terus bertanya pada dirinya sendiri dan menatap pada fotonya. Jika Shin Hye merasa Yonghwa aneh saat pertama kali menikahinya, sekarang Shin Hye merasa Yonghwa adalah seorang penguntit. Shin Hye benar-benar tidak tahu siapa sebenarnya suaminya saat ini.

***

Dua minggu kemudian..

Ini hari yang panjang dan melelahkan untuk Yonghwa.

Yonghwa menghabiskan hampir lima belas jam di lapangan latihan hari ini, menguji T-50 Black Eagle baru dengan anggota timnya, dan juga sudah mulai membentuk formasi untuk ditampilkan di hari pembukaan ROKAF. Ini sudah dua minggu sejak Yonghwa terakhir kali bertemu istrinya, meneleponnya dan memakai Hyejung sebagai alasan, itu tidak cukup baginya karena Shin Hye jauh lebih cantik bila bertemu langsung, dan ia berpikir mungkin saja akhir pekan ini dia bisa kembali ke Seoul untuk mengunjungi Shin Hye dan Hyejung selama satu atau dua hari. Yonghwa kecewa saat pemimpin tim memintanya untuk tinggal selama akhir pekan, dan melatih timnya karena mereka masih kurang di beberapa bagian formasi.

Yonghwa tidak bisa mengatakan apa pun tapi hanya menganggukkan kepalanya pada pemimpin timnya.

Yonghwa sangat merindukan bayi perempuannya dan juga Shin Hye, yang kadang-kadang membuatnya sangat menderita karena tidak bisa melihat mereka. Pada malam hari saat Yonghwa sendirian di tempat tidurnya, ia akan menghabiskan waktu beberapa jam untuk melihat semua foto Hyejung dan Shin Hye di ponselnya, dan bahkan sampai tertidur dengan senyum di wajahnya. Rasanya aneh saat jatuh cinta lagi karena Yonghwa cenderung melakukan hal-hal bodoh hanya untuk melihat wajah Shin Hye setiap hari. Sudah lama sejak Yonghwa terakhir kali merasakan perasaan seperti itu. Terakhir kali yang Yonghwa ingat adalah saat dia berpacaran dengan seorang gadis dari SNU, mereka putus hanya tiga bulan setelah berpacaran, karena gadis itu tidak bisa tahan dengan Yonghwa yang selalu berada jauh darinya, dan Yonghwa merasa mungkin lebih baik kalau ia hanya mencari istri dan lalu berumah tangga.

Yonghwa berharap Shin Hye tidak mempermasalahkan Yonghwa yang selalu berada jauh darinya,walaupun Yonghwa tahu kalau Shin Hye mulai merasa bosan sendirian di rumah, terutama saat Shin Hye harus mengurus Hyejung sendirian, padahal pada kenyataannya mereka sudah berjanji untuk melakukannya bersama-sama.

Yonghwa menatap ponselnya dan ragu-ragu apa akan menelepon Shin Hye atau tidak karena ini sudah tengah malam, dan rasanya Shin Hye pasti sudah tidur dengan Hyejung di kamarnya. Tapi, Yonghwa sangat ingin mendengar suara Shin Hye, hanya untuk beberapa detik saja, dan Yonghwa menekan layarnya dan menelepon nomor Shin Hye. Yonghwa menunggu Shin Hye untuk menjawab teleponnya, tapi Shin Hye tidak menjawabnya dan Yonghwa kecewa. Yonghwa menelepon nomor Shin Hye lagi tapi Shin Hye masih tidak menjawabnya. Yonghwa melirik sekilas pada jam tangannya dan mendesah pada dirinya sendiri.

Dia pasti sudah tidur, pikir Yonghwa dan akan menyerah saat tiba-tiba ia mendengar suara seseorang berdehem di ponselnya. Wajahnya seketika berubah menjadi tersenyum lebar saat ia duduk di lantai dan beralih ke ponselnya. “Shin Hye? Apa kamu di sana?”

“Iya.”

“Apa kamu belum tidur?”

“Aku tidak akan menjawab teleponmu kalau aku tertidur, benar kan? Ya, Yonghwa. Aku masih belum tidur. Kenapa kamu menelepon?”

Shin Hye terdengar sangat dingin pada Yonghwa, lalu Yonghwa berpikir dia mungkin melakukan sesuatu yang salah, tapi bagaimana bisa saat dia di sini dan Shin Hye di sana? Yonghwa mengerutkan kening dan mendesah berat saat pikirannya dipenuhi dengan sikap dingin Shin Hye lagi saat ia pulang setelah hari pembukaan ROKAF, dua minggu dari sekarang, muncul dalam benaknya. Yonghwa tidak ingin Shin Hye yang lama kembali. Yonghwa ingin Shin Hye tetap sama atau bahkan lebih baik saat dia pulang nanti.

“Aku hanya .. apa terjadi sesuatu?”

“Tidak, tidak ada yang terjadi. Aku hanya lelah.”

“Benarkah? Karena kamu tidak terdengar lelah bagiku, Shin Hye. Kamu terdengar seperti kamu marah padaku atau pada sesuatu. Arasso, katakan padaku. Apa aku mengatakan sesuatu yang salah?”

Shin Hye terdiam selama beberapa detik saat dia tiba-tiba mengeluarkan desahan berat di ponselnya, dan itu cukup untuk membuat Yonghwa khawatir dengan Shinhye. Yonghwa menunggu Shin Hye menjawabnya dan terkejut saat mendengar tanggapannya semenit kemudian. “Aku hanya tidak suka kalau orang berbohong padaku. Aku benci merasakan dikhianati terutama oleh orang yang paling dekat denganku. Aku hanya sangat membenci merasakan itu.” Shin Hye mulai pembicaraan mereka lagi dan mendesah untuk kesekian kalinya.

“Apa maksudmu?”

“Kamu tahu apa yang aku maksud, Yonghwa.”

“Tidak, aku tidak tahu apa yang kamu maksud Shin Hye jadi hentikan itu dan beritahu aku saja apa yang ada di dalam pikiranmu saat ini”

“Kamu tahu apa, aku benar-benar lelah. Aku harus tidur sekarang karena aku ada penerbangan pagi besok. Aku harus mengantarkan Hyejung ke- “

“Apa kamu benar-benar baik-baik saja Shin Hye? Apa kamu .. kamu menginginkanku untuk pulang? Aku akan pulang dalam beberapa hari kalau kamu harus berbicara denganku.”

Shin Hye menggigit bibir bawahnya sambil ia perlahan mengangguk. “Pulanglah dan kita bicara.”

***

Chanmi tersenyum saat melihat teman baiknya duduk di kursi sambil menyesap kopi, dan itu sangat jelas kalau Shin Hye sedang memikirkan sesuatu dengan sangat dalam. Chami belum pernah melihat teman baiknya berperilaku seperti itu, karena Shin Hye dikenal sangat santai dan ceria selama ini. Saat dia menepuk meja untuk menyadarkan Shin Hye dari pemikirannya yang dalam, Chanmi terkekeh saat Shin Hye dengan kikuk menyenggol cangkirnya dan menumpahkan kopi ke meja.

“Kamu terlihat seperti kamu sedang jatuh cinta.” Chanmi mulai menggoda teman baiknya, membuat Shin Hye tersipu memerah dan segera menggeleng tidak setuju dengan pernyataan Chanmi ini.

“Aku tidak jatuh cinta!”

“Lalu, kenapa kamu tersenyum seperti seorang idiot? Kita bahkan belum berbicara apa pun.”

“Aku .. tidak .. tersenyum.”

“Jadi, kenapa kamu meneleponku agar ke sini hari ini? Aku seharusnya pergi berbelanja dengan omma-ku dan aku membatalkannya hanya karena kamu bilang kamu ada sesuatu yang penting untuk diberitahukan padaku. Benar kan?”

Shin Hye menggigit bibir bawahnya dan terteguk keras saat ia meneguk kopinya lagi dan tersenyum canggung pada teman baiknya. Shin Hye harus memberitahu Chanmi tentang hal itu karena ia tidak punya orang lain untuk berbagi. Shin Hye tidak bisa memberitahu ibunya tentang hal itu atau mereka akan panik, atau bahkan bertanya pada Ryeo Won atau Nyonya Jung karena mereka pasti akan berakting bodoh di depannya karena janji yang mereka buat dengan Yonghwa.

“Suamiku adalah seorang tentara.” Shin Hye memulai dan melihat Chanmi dengan tatapan yang sangat gugup.

Chanmi tertawa. “Tentu saja dia seorang tentara ! Kamu sudah mengatakan padaku tentang hal itu beberapa kali, Shin Hye-ah. Dan, kenyataan kalau ia hanya seorang tentara membuatmu sangat membencinya. Benar kan?”

“Tidak ! Apa yang aku maksud dengan dia seorang tentara adalah ia menerbangkan pesawat militer, Chanmi-ah.”

“Benar kah?” Chanmi jelas bingung dengan berita mengejutkan itu, keningnya mulai berkerut dan dia hanya tertawa canggung pada Shin Hye yang sedang menantikan jawabannya.

Shin Hye mendesah berat dan menggeleng tak percaya. “Setelah semuanya, selama ini aku pikir kalau suamiku hanya seorang tentara biasa saja, aku baru tahu kemarin malam kalau ia sebenarnya adalah seorang pilot jet tempur di angkatan udara Chanmi-ah !”

Mwo? Yah, itu benar-benar mengagumkan !”

“Mengagumkan? Dia berbohong padaku selama hampir tiga bulan Chanmi ! Dia mengatakan dia hanya seorang tentara, tapi dia sebenarnya seseorang yang bekerja di angkatan udara. Tidak heran dia bisa membeli mobil mahal dan kondominium dan pernikahan kami .. pernikahan kami Chanmi ! Ia membayar segala sesuatunya dan membiarkan aku membuat diriku terlihat seperti orang bodoh, mencoba untuk merendahkan dia dan mengatakan kalau dia hanya menggunakan uang orang tuanya !”

“Shin Hye, dengarkan. Itu cukup bagus kalau kamu tahu suamimu sebenarnya bekerja pada posisi yang jauh lebih tinggi daripada yang selalu kamu pikirkan selama ini tentangnya. Bagaimana kalau ia berbohong padamu dan mengatakan kalau dia kapten tapi sebenarnya dia hanya seorang tentara biasa?”

Shin Hye menggigit bibir bawahnya karena dia tidak setuju dengan kata-kata Chanmi. Memang benar itu jauh lebih baik dengan ia mengatakan kalau ia adalah seorang tentara biasa tapi sebenarnya pilot di angkatan udara, daripada dia mengatakan hal sebaliknya. Tapi, Shin Hye membenci kenyataan kalau Yonghwa membuatnya tampak seperti orang bodoh selama tiga bulan ini, dan bagaimana Shin Hye sudah menghinanya karena pekerjaannya sebagai seorang tentara.

“Kamu tahu Shin Hye? Kamu tidak akan mengatakan semua ini kalau kamu tidak peduli pada suamimu. Sudah katakan saja. Kamu jatuh cinta pada suamimu sendiri, aku benar kan?” Chanmi bertanya lagi untuk kesekian kalinya dengan senyum di wajahnya.

“Aku tidak tahu, Chanmi. Aku bingung dengan dia. Kadang-kadang, dia akan memperlakukanku dengan penuh perhatian, dan kadang-kadang ia akan merengek padaku dan memintaku untuk melakukan segala macam hal. Aku tidak tahu, mungkin itu karena Hyejung, tapi aku menyadari semua hal-hal kecil yang dia lakukan padaku dan Hyejung secara terus menerus, dan berubah menjadi emosi yang tidak aku mengerti.”

Chanmi menggeleng tak percaya sambil ia terus menertawakan teman baiknya dengan telapak tangan menutupi mulutnya. “Itu mudah saja. Kamu sedang jatuh cinta dengan suami tentara-mu, Shin Hye.”

***

Setelah banyak pertimbangan dari pemimpin timnya, Yonghwa diberikan izin untuk pulang ke rumah hanya untuk satu hari, dan ia harus kembali di kamp pelatihan tepat jam 6 pagi keesokan harinya untuk melanjutkan pelatihannya. Yonghwa mengambil penerbangan pagi untuk kembali ke Seoul dan segera menuju ke rumahnya di Myeongdong, tapi ia kecewa saat melihat rumahnya kosong dan hampa. Yonghwa mengambil ponselnya dan menelepon nomor Shin Hye, dan tersenyum pada dirinya sendiri saat Shin Hye mengangkat teleponnya dalam beberapa deringan.

“Kamu dan Hyejung ada di mana?” Tanya Yonghwa setelah mengetahui kalau Shin Hye sudah mengangkat teleponnya.

Shin Hye mendesah. “Aku membawa Hyejung untuk mengunjungi halmeoni dan harabeoji-nya. Waeyo?”

“Orang tua-mu atau orang tua-ku?”

“Orang tua-ku.”

“Baik, tunggu di sana. Aku akan datang ke rumahmu.”

Mworago?”

Yonghwa segera menutup teleponnya, dan berjalan ke kotak kunci dan mengambil kunci mobilnya, lalu mengunci pintu rumah dan berjalan ke tempat parkir. Dia memasuki mobil dan mulai menyalakan mesin sambil ia terus tersenyum pada dirinya sendiri, memikirkan bertemu istri dan bayinya di rumah mertuanya hanya beberapa menit dari sekarang, dan ia bersumpah ia akan menarik Shin Hye ke dalam pelukannya saat melihatnya hari ini . Yonghwa sangat merindukan Shin Hye dan berbicara di telepon saja tidak cukup baginya. Setelah tiba di kediaman keluarga Park, Yonghwa disambut oleh pelayan keluarga Park, dan ia menundukkan kepalanya untuk memberi salam pada mereka berdua sebelum berjalan ke rumah di mana Tuan dan Nyonya Park sudah menunggunya di depan pintu.

Mereka menarik Yonghwa dalam pelukan yang hangat, dan tersenyum pada menantu mereka satu-satunya. Tuan Park menepuk bahu Yonghwa dan mengajaknya untuk masuk ke dalam rumah, dan minum teh bersama mereka sambil menunggu makan malam disiapkan, tapi Yonghwa lebih tertarik untuk mencari istrinya. Yonghwa terus mencari di sekitar rumah, mencari Shin Hye dan bayi perempuannya, tapi dia tidak bisa menemukannya.

“Mencari Shin Hye?” Nyonya Park bertanya dengan senyum manis terbentuk di wajahnya.

Yonghwa terkekeh canggung saat ia menganggukkan kepalanya pelan pada ibu mertuanya. “Aniyo, saya mencari Hyejung.”

“Shin Hye membawanya keluar jalan-jalan di taman, tepat di depan sana. Mereka akan pulang sebentar lagi.”

“Ah, deh.”

Tuan Park berdehem sambil meneguk cepat kopinya dan beralih untuk melihat Yonghwa. “Jadi, bagaimana latihanmu berjalan? Aku mendengar dari abeoji-mu kalau kamu akan tampil pada hari pembukaan ROKAF tahun ini dengan sesama tim aerobatic-mu.”

Yonghwa menganggukkan kepalanya dan mulai menceritakan tentang latihannya dengan pesawat ROKAF terbaru yaitu T-50 Black Eagle pada ayah mertuanya. Tuan Park sangat tertarik untuk mendengarkan ceritanya karena ia sendiri tertarik dengan pesawat dan semua hal tentang militer. Dia bahkan ingin bergabung menjadi tentara saat ia masih muda tapi ayahnya melarang nya. Saat itu hampir jam 6:30 malam dan kedua orang pria itu masih asyik dalam percakapan mereka, saat tiba-tiba Shin Hye masuk ke dalam rumah sambil mendorong kereta dorong bayi dengan Hyejung di dalamnya.

Yonghwa segera beralih melihat istrinya, dan memberikan senyum di wajahnya yang tampan pada Shin Hye, tapi Shin Hye hanya menyapa orang tuanya dan berjalan melewati ruang tamu, lalu berjalan menuju kamarnya di lantai atas. Tuan Park terkekeh dan memberikan izin pada Yonghwa untuk pergi membujuk istrinya, dan Yonghwa seketika tertawa lalu menganggukkan kepalanya. Dia mengikuti Shin Hye dari belakang dan menutup pintu saat mereka sendirian di kamar tidur Shin Hye dulu.

“Hei.” Yonghwa mulai gugup dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

“Apa yang kamu lakukan di sini? Aku rasa kamu bilang kalau kamu akan pulang setelah satu bulan? Oh ya. Aku penasaran apa yang kamu lakukan di luar sana selama satu bulan. Apa kamu harus berbaris sepanjang waktu? Ah, deh. Berbaris selama 24 jam selama satu bulan.” Shin Hye jelas terlihat kesal pada sesuatu saat dia melepas sabuk Hyejung dan meletakkan bayi itu di tempat tidur.

Yonghwa mendesah lagi. “Baiklah, apa itu kali ini Shin Hye?”

“Aku tidak tahu. Mungkin kamu bisa menjelaskan padaku tentang dirimu, Kapten Jung?”

.

— BERSAMBUNG —

.

Catatan Admin :

MHIAS Part 13, duh saya kok senyum-senyum sendiri ya pas nerjemahin part ini hehehe. Rasanya jadi pengen nerjemahin terus part selanjutnya hahaha, andai saya punya banyak waktu. Di part ini banyak narasinya jadi saya harus lebih banyak berpikir huhuhu, semoga tetap dapat feel-nya.

Terima kasih untuk penulis Yongshin101 yang sudah mengijinkan saya menerjemahkan FF hasil karyanya. Saya tetap berusaha di jalur cerita tanpa merubah isi ceritanya.

Selamat membaca dan jangan lupa berikan komentarnya baik mengenai isi cerita, hasil terjemahan, kritik, saran dll. Terima kasih *bow*

PS. Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shop atau di twitter Lovetheangels1

123 thoughts on “[FF Terjemahan] My Husband Is A Soldier (Part 13)

  1. shin pasti malu banget yah selalu merendah
    kan yong hwa tapi pastinya bangga dong.
    kapten jung who are you? explain it please

    Like

  2. Betul authornim,part ini bikin senyum senyum sendiri,,,makin ga sabar baca next partnya

    Like

  3. Dan yah akhirnya shinhye tau juga kebenarannya kalau suaminya kapten, semoga shinhye gak terlalu emosi dan gak lama marahnya deh, aigoo yonghwa bener bener gak bisa lepas mikirin shinhye dan rela ngelakuin apa ajah, sampai harus bulak balik ke seoul ke tempat latihannya..
    Makasih author buat ffnya,makasih kak riefa buat terjemahannya

    Like

  4. Owhhhh…shin hye bete abizz…dan yong hwa pasti kaget, begitu shin hye memanggil dia dgn sebutan ‘kapten Jung’…penasaran, lanjut part brkt…

    Like

Leave a comment