Posted in fanfiksi terjemahan, sequel, series, yongshin101

[FF Terjemahan] Forever And Always (Part 7)


Forever And Always

Part 7

AhfKEZ9GpjuFF5cfrPcbd-yM7DhstEeSe6rwQxeklupS

Penulis : Yongshin101

Karakter : Jung Yonghwa, Park Shin Hye

Cerita Asli : Forever And Always

Penerjemah : Zahra

Cover FF : Lisna

Editor : Riefa

—oOo—

Catatan :

Kata yang tercetak miring dalam bahasa Korea dan Inggris yang memang sengaja tidak diterjemahkan.

Kata yang tercetak miring tebal adalah Yonghwa POV atau Shin Hye POV

.

—oOo—

.

Marrying Seohyun?

.

 

Kemarin bagaikan sebuah mimpi bagi Yonghwa. Hari saat ia pergi berkencan-kencan tak resminya-bersama Shin Hye ke berbagai tempat di Seoul. Yonghwa juga menikmati jajanan pasar para pedagang kaki lima bersama Shin Hye, ia melakukan banyak hal yang tak bisa ia lakukan selama sepuluh tahun terakhir. Berjalan-jalan bersama Shin Hye membuat Yonghwa seperti siswa sekolah menengah lagi, saat ia diam-diam melarikan diri dari pengawalnya, tidak langsung pulang ke rumah karena ia ingin menikmati masa remajanya dan ingin bersenang-senang. Tapi, ia tak pernah mendapatkan kebebasannya lagi setelah memasuki  perguruan tinggi, saat ia mengenang masa-masa itu ia akan merasa frustasi karena ia sangat merindukan kebebasan yang telah hilang selama sepuluh tahun terakhir.

Shin Hye: Ya, dengan senang hati. Mari berteman.

Yonghwa tersenyum lebar ketika Shin Hye memutuskan untuk menjadi temannya. Shin Hye membawanya kembali ke kehidupan yang ia rindukan, dan memperlihatkan padanya bagaimana menjalani hidup yang seharusnya. Pertama harus menyenangkan, kedua jangan terlalu serius, dan ketiga harus penuh tantangan. Shin Hye merubahnya hanya dalam waktu satu malam. Bagaimana ia akan mengubah diriku jika ia menjadi milikku selamanya? Semburat merah menghiasi pipinya saat ia membayangkan Shin Hye menjadi miliknya sepenuhnya, pikiran itu merayap dalam pikirannya.

Yonghwa: Ada apa Jung Yonghwa? Apa yang kamu pikirkan?

Yonghwa mendesah berat, berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan menuju dapur untuk mengambil sesuatu untuk minum. Ketika ia hendak mengambil gelas bersih, ia mendengar kode kunci pintu rumah berbunyi. Yonghwa melihat sekilas ke arah pintu dan tersenyum saat melihat kedua orang tuanya masuk ke dalam pent house-nya.

Yonghwa: Oh, Abojie Eomonim? Ini sudah cukup larut malam abojie .. eomonim.

Yonghwa menuangkan jus jeruk ke dalam gelas dan berjalan menuju orang tuanya yang sudah duduk di ruang tamu. Yonghwa duduk di sofa tepat di hadapan kedua orangtuanya dan mengerutkan alisnya.

Nyonya Jung: Apa kamu baru pulang?

Yonghwa: Deh, aku bertemu seseorang tadi.

Tuan Jung: Bagaimana pertemuan dengan klien baru kita dari perusahaan S?

Yonghwa: Itu berjalan dengan baik, sesuai dugaanku.

Yonghwa menjawab singkat pertanyaan yang diajukan kepadanya, ia menarik remote yang terletak di meja, dan menghidupkan saluran favoritnya. Yonghwa mengecilkan suara tv sehingga ia dapat mendengar perkataan orang tuanya. Sambil menonton program tv, ia meneguk jus jeruk dan melihat ke arah orang tuanya.

Yonghwa: Jadi, apa yang sebenarnya ingin dibicarakan saat ini?

Nyonya Jung: Neh?

Yonghwa: Eomoni… Aboejie dan Eomoni tidak akan datang ke sini jika tidak punya permintaan khusus padaku. Jadi, apa itu? Kali ini apa yang eomoni inginkan dariku?

Nyonya Jung: Ani, Yonghwa-yah. Kami datang untuk melihat bagaimana kehidupanmu sejak memutuskan untuk tinggal sendirian di rumah ini. Ini sangat besar dan luas tapi kamu hidup sendiri.

Yonghwa: Tapi, aku baik-baik saja dengan ini. Aku nyaman dengan apa yang aku miliki sekarang.

Nyonya Jung: Keundae, Yonghwa-yah. Bukankah sudah waktunya kamu untuk menikah? Tahun ini kamu sudah berusia 27 tahun.

Jadi ini maksudnya, Yonghwa berkata pada dirinya sendiri, dan tersenyum samar pada kedua orang tuanya. Ia tidak menjawab pertanyaan orang tuanya, matanya tetap terpaku pada layar tv.

Nyonya Jung: Seohyun menelpon kami tadi malam, dan mengatakan kepada kami kalau kamu membiarkannya menunggu di restoran selama dua jam, dan pada akhirnya kamu tidak datang untuk makan malam bersamanya. Apa yang sebenarnya terjadi?

Yonghwa: Bukan aku yang memintanya untuk makan malam. Itu idenya, dan aku tidak pernah mengatakan ya pada idenya, itu yang perlu eomoni tahu.

Nyonya Jung: Tapi, apa pantas kamu melakukan itu padanya Yong-ah! Kamu harus meneleponnya sekarang dan meminta maaf!

Yonghwa: Dengarkan aku, eomoni. Eomoni sangat mengetahui bagaimana bencinya aku pada wanita yang suka menempel seperti permen karet, terutama ketika aku sedang dalam perjalanan kerja?

Tuan Jung: Ya kamu benar. Kita harus selalu fokus pada pekerjaan, tidak pada para wanita itu.

Nyonya Jung: Yeobo!

Yonghwa tertawa ketika melihat ibunya mencubit pinggang ayahnya. Tuan Jung selalu di sisi Yonghwa, selalu mendukungnya tidak peduli apa yang terjadi, mereka selalu di tim yang sama sejak Yonghwa kecil. Di sisi lain, Nyonya Jung lebih dekat dengan anak pertamanya dan akan selalu menuruti kemauan kakak Yonghwa setiap saat. Ketika mereka mengetahui kakak Yonghwa akan segera menikah karena pacarnya hamil tiga bulan, Nyonya Jung kecewa tapi tak memarahinya sama sekali. Sebaliknya, ia meminta anak pertamanya untuk segera kembali ke Seoul sehingga pernikahan bisa dilangsungkan di sini.

Yonghwa tertawa saat melihat ayahnya memberinya dua jempol.

Yonghwa: Plus, aku tidak menyukainya. Seohyun ssi, ia terlalu suka menempel dan kekanak-kanakan juga. Aku harus mengatakannya, aku tidak tahan pada orang yang begitu kekanak-kanakan seperti dia.

Nyonya Jung: Buseun seuriya? Apakah kamu tahu dia adalah ahli waris dari perusahaan SJ? Ia akan menjadi salah satu direktur senior bulan depan. Ara?

Yonghwa: Ara, eomonim. Walau ia akan menjadi direktur senior di perusahannya, apa eomonim pikir itu bisa menjamin ia akan menjadi lebih dewasa dalam menghadapi hidup?

Nyonya Jung: Yah, Jung Yonghwa! Bisakah kamu tidak membantahku?

Yonghwa menatap ayahnya yang sudah memberinya tanda ‘tidak’, yang berarti ia harus mendengarkan ibunya dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Yonghwa menghela napas dan bersandar pada sofa dan mengalihkan pandangannya ke arah tv.

Yonghwa: Deh, eomonim.

Nyonya Jung: Pokoknya, kami datang ke sini untuk memberitahumu jika kakakmu akan tiba di rumah besok.

Yonghwa: Deh, ara. Hyung meneleponku tadi malam dan mengatakan penerbangannya jam 10 pagi. Besok, aku akan menjemputnya setelah bekerja.

Nyonya Jung: Besok, datanglah ke rumah. Kita makan malam bersama. Arasso?

Yonghwa mengangguk dan berdiri untuk menemani kedua orangtuanya berjalan ke arah pintu. Tuan dan Nyonya Jung beranjak pulang, tapi tiba-tiba Nyonya Jung berbalik melihat anaknya dan tersenyum.

Nyonya Jung: Kami akan mengundang Seohyun juga. Dan, kita bisa membahas tentang pernikahan kalian.

Yonghwa: Mwo? Keundae eomonim-

Nyonya Jung: Kita berbicara besok. Datang ke rumah setelah bekerja, oke?

***

Shin Hye tersenyum sambil menoleh ke arah Yonghwa yang saat ini sibuk membalas email-nya. Shin Hye mencoba untuk melihat apa yang ia ketik tapi Yonghwa berpura-pura seolah-olah itu sangat pribadi dan rahasia, mencegah Shin Hye untuk melihatnya. Shin Hye tertawa sambil memukul pelan lengan Yonghwa.

Shin Hye: Aigoo, sungguh kekanak-kanakan.

Yonghwa tertawa sambil memasukkan ponselnya ke dalam saku dan menoleh pada Shin Hye. Yonghwa seharusnya berada di rumah orang tuanya untuk makan malam dua jam lagi, tapi ia masih di sini, duduk di tepi Sungai Han dan berbincang dengan Shin Hye. Yonghwa bahagia saat mengetahui kelas Shin Hye berakhir lebih awal dari dugaannya. Ketika Yonghwa menelepon Shin Hye dan memintanya untuk menemuinya di tempat biasa mereka, Shin Hye langsung mengiyakan, Shin Hye menunggunya di sana dengan es Americano favorit Yonghwa di tangannya.

Shin Hye: Jadi, ada hal penting apa yang membuatmu ingin segera bertemu denganku?

Yonghwa: Aniya, aku hanya perlu teman ngobrol.

Shin Hye: Apakah kamu baik-baik saja Yonghwa ssi?

Yonghwa: Aku? Ya, aku baik-baik saja. Aku hanya .. Aku tidak tahu. Begitu banyak hal yang terjadi saat ini. Aku tidak tahu harus memulai darimana dan bagaimana untuk mengakhirinya.

Shin Hye: Kamu terdengar begitu tertekan Yonghwa ssi. Apakah kamu mau membaginya denganku?

Yonghwa menatap Shin Hye dan tersenyum. Ia bertanya apakah aku ingin membagi ceritaku dengannya? Yonghwa menganggukkan kepalanya dan mulai bercerita tentang apa yang ia rasakan selama beberapa hari terakhir. Beban pikiran tentang pekerjaannya di kantor, kakaknya yang akan menikah seminggu lagi dan juga ..

Yonghwa: Ibuku ingin aku menikah tahun ini. Ia mengatur kencan buta untukku dengan beberapa ahli waris kenalan baik kami.

Shin Hye: Neh?

Shin Hye menatapnya, terkejut mengetahui bahwa masa depan Yonghwa termasuk pernikahannya telah direncanakan sedemikian rupa. Shin Hye segera menunduk dan tetap diam.

Yonghwa: Bagaimana menurutmu Shin Hye ssi?

Shin Hye: Aku? Apakah kamu serius bertanya bagaimana pendapatku?

Yonghwa: Deh, aku butuh saran darimu. Jadi bagaimana menurutmu?

Shin Hye: Aku pikir .. Aku pikir itu sangat bagus! Sangat bagus bila kakakmu akan menikah minggu depan dan kamu akan segera menjadi seorang paman. Sangat bagus juga bila ayahmu menginginkanmu menjadi CEO saat usiamu 30 tahun. Hidupmu sempurna Yonghwa ssi.

Yonghwa: Bagaimana tentang aku diminta menikah dengan Seohyun ssi?

Shin Hye: Neh? Err .. Aku .. aku pikir ia pasti gadis yang hebat. Kamu tahu orang-orang selalu mengatakan bahwa seorang ibu selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya? Aku tahu pasti kalau eomonim menginginkan yang terbaik untukmu Yonghwa ssi.

Yonghwa: Jadi, kamu pikir Seohyun ssi cocok menjadi istriku?

Shin Hye: Tentu saja! Ia tidak akan menjadi calon istrimu jika ia tidak sesuai denganmu. Kamu membutuhkan seseorang yang dapat berdiri di sampingmu dan bersinar bersama denganmu. Bukankan begitu Yonghwa ssi?

Shin Hye tersenyum tulus pada Yonghwa dan segera berdiri. Ketika Shin Hye pamit untuk pulang karena ayahnya sedang menunggunya, Yonghwa menganggukkan kepalanya dan hanya melihatnya berjalan menjauh. Yonghwa berharap Shin Hye berbalik dan melambaikan tangan ke arahnya seperti yang biasa ia lakukan. Tapi, kali ini Shin Hye tidak melihat ke belakang dan terus berjalan. Yonghwa menghela napas berat dan berjalan menuju mobilnya.

Tapi, aku tidak menginginkannya menjadi istriku Shin Hye ssi. Yonghwa berkata pada dirinya sendiri sambil menyalakan mesin mobilnya dan melaju pergi. Jika Seohyun memasuki hidupnya sebelum ia bertemu Shin Hye, mungkin mereka akan benar-benar menikah karena Yonghwa sendiri menyukai wanita seperti Seohyun. Wanita yang dapat ia kontrol sepenuhnya, wanita yang akan selalu di bawah kekuasannya, karena wanita seperti dia hanya ingin selalu menempel 24 jam penuh bersamanya.

Tapi sekarang hatinya terpikat oleh Shin Hye, Yonghwa tidak bisa mencegah pemikirannya pada Shin Hye, akan menjadi istri yang seperti apa jika Shin Hye menikah dengan lelaki seperti dia? Apakah ia akan menempel padaku seperti gadis-gadis lain? Yonghwa tersenyum dan berbelok kiri memasuki kediaman keluarga Jung.

***

 

Nyonya Jung: Karena kakakmu akan menikah minggu depan, kami telah memutuskan kalau kamu dan Seohyun akan menikah tahun ini juga. Yonghwa-yah .. kamu dan Seohyun akan menikah bulan depan.

Yonghwa hampir tersedak anggur-nya ketika ibunya tiba-tiba berbicara tentang pernikahannya dengan Seohyun. Yonghwa menatap ke arah Nyonya Jung yang sedang tersenyum lebar saat berbicara dengan Seohyun yang juga terlihat sangat bersemangat. Yonghwa menelan ludah dengan keras, menatap ayahnya yang hanya mengangkat bahu, kemudian menatap kakaknya yang hanya menggelengkan kepala tanpa berkata apa-apa. Yonghwa menatap Seohyun yang mengedipkan mata padanya, Yonghwa merasa jijik dengan tingkah Seohyun, dengan cepat ia berbalik menatap ibunya.

Yonghwa: Eomonim, buseun seuriya?

Nyonya Jung: Dengar Yonghwa. kakakmu akan menikah minggu depan dan kami harus fokus pada pernikahannya dulu. Ketika pernikahan kakakmu telah terlaksana, selanjutnya kita bisa fokus pada pernikahanmu. Arasso? Seohyun-ah, bagaimana pendapatmu?

Seohyun tersenyum manis.

Seohyun: Tentu saja eomonim. Aku setuju dengan apa pun yang eomonim inginkan.

Nyonya Jung: Itu bagus! Aku akan menelpon orang tuamu nanti.

Seohyun: Arasso.

Yonghwa: Eomma, bisa kita bicara tentang ini nanti? Hanya kita berdua?

Nyonya Jung: Wae? Jika kamu ingin mengatakan sesuatu, kamu bisa mengatakannya di hadapan kita semua. Seohyun juga perlu tahu apa yang ingin kamu katakan Yonghwa-yah.

Yonghwa menelan ludah lagi, kali ini lebih keras daripada yang terakhir. Yonghwa ingin mengatakan sesuatu, ia sangat ingin mengatakan sesuatu untuk menghindari situasi yang sangat canggung ini. Yonghwa ingin memberitahu semua orang kalau ia tidak ingin menikahi Seohyun. Tapi, bagaimana ia bisa melakukan itu ketika semua orang menatapnya tajam, seolah ingin memakannya?

Yonghwa: Aniya, geunyang.

Ia mendesah dan meneguk anggur-nya.

***

Makan malam berakhir sekitar jam 09:00 malam dan Yonghwa pergi mengantar Seohyun ke rumahnya, ibunya meminta Yonghwa untuk mengantarkan Seohyun pulang dan Yonghwa tidak bisa mengatakan apa-apa lagi selain hanya menuruti perintah ibunya. Ketika ia kembali ke rumah, ia segera naik tangga dan menuju kamar tidur lamanya. Yonghwa memutuskan untuk menginap di rumah orang tuanya karena kakaknya ada di sana selama dua minggu. Ia ingin menghabiskan waktu dengan kakaknya.

Yonghwa berjalan keluar dari kamar mandi setelah selesai mandi, dan terkejut melihat kakaknya duduk di tempat tidurnya sambil tersenyum padanya.

Yonghwa: Oh, hyung! Apa yang hyung lakukan di sini?

Ji Hoon: Aku ingin berbicara denganmu.

Yonghwa: Tentang apa?

Yonghwa menuju lemari, mengambil kaosnya dan memakainya. Ia melemparkan dirinya, berbaring di tempat tidur tepat di samping kakaknya.

Ji Hoon: Aku melihatmu bertingkah aneh selama makan malam, terutama ketika eomonim memberitahu tentang pernikahanmu dengan Seohyun yang dilaksanakan bulan depan.

Yonghwa: Ah, itu.

Yonghwa menghela napas berat, meraih ponselnya dan memeriksa email.

Ji Hoon: Apakah ada sesuatu yang tidak aku tahu Yong-ah? Kamu tahu, kamu bisa selalu mengatakan permasalahanmu padaku.

Yonghwa: Hyung, kenapa aku tidak bisa menjadi sepertimu? Kamu bisa memilih pasangan hidupmu sendiri, sementara aku di sini? Harus selalu menuruti apa pun kemauan Seohyun ssi. Aku tidak menyukainya.

Ji Hoon tertawa dan berbaring di samping adiknya.

Ji Hoon: Itu karena aku lebih berani daripada kamu. Yonghwa-yah, terkadang kamu perlu untuk mengatakan apa keinginanmu. Kamu perlu memberitahu eomma dan appa mengenai apa yang kamu rasakan. Jangan selalu setuju pada apa yang eomma dan appa inginkan.

Yonghwa: Lalu aku harus mengasingkan diri, seperti yang hyung lakukan lima tahun yang lalu? Ya, cara yang bagus untuk memecahkan masalahku.

Ji Hoon: Ara, miane. Aku tahu apa yang aku lakukan lima tahun yang lalu adalah hal yang benar-benar bodoh. Kamu menjadi orang yang paling menderita dari keputusan bodohku itu. Cheongmal miane Yonghwa-yah.

Yonghwa tersenyum tulus sambil menatap kakaknya. Lima tahun yang lalu ketika Ji Hoon memutuskan untuk melarikan diri ke New York dengan pacarnya, Yonghwa merasa dikhianati oleh kakaknya sendiri. Ji Hoon meninggalkannya dengan satu-satunya pilihan, bahwa Yonghwa-lah yang harus menjadi CEO berikutnya. Yonghwa tahu kalau Ji Hoon tidak ingin berada di lingkaran bisnis keluarganya, tetapi ia tidak pernah menyangka bila Ji Hoon meninggalkannya begitu saja. Kedua orang tuanya benar-benar marah pada Ji Hoon, tetapi mereka memaafkan Ji Hoon setahun kemudian, dan memintanya untuk menjadi manajer cabang perusahaan Jung di New York.

Akhirnya, Ji Hoon setuju.

Yonghwa: Gwenchana hyung. Itu semua masa lalu.

Ji Hoon: Apa yang ingin aku katakan sekarang adalah jika kamu tidak menyukai Seohyun ssi, jangan menikahinya. Pernikahan adalah hal yang sangat sakral Yong-ah. Jika kamu tidak mencintainya, bagaimana kamu akan hidup bersamanya selama sisa hidupmu?

Yonghwa: Ah, hyung. Akhir-akhir ini kamu menjadi orang yang sok bijak.

Ji Hoon memukul lengan Yonghwa dan tertawa.

 

 

***** BERSAMBUNG*****

Sebenarnya saya sendiri agak ganjal dengan panggilan eomonim dan abojie.. rasa2nya pengen ganti eomma dan appa aja.. tapi sekali lagi saya hanya penerjemah ~kkkk

Jadi kata-kata yang berbahasa korea tetap saya sajikan sesuai penulisan asli, hehe

Maaf baru sempet menerjemahkan karena saya baru saja selesai ujian dan entah hasil terjemahan ini gimana, moga2 gag terlalu amburadul haha (kak Rief mohon dikoreksi ya kak, hihihi).

 

Catatan Admin :

Forever and Always Part 7, sippp Zahra udah oke kok terjemahannya, maaf baru sempet posting ya. Tetap semangat ya Zahra 🙂

Terima kasih untuk penulis Yongshin101 yang sudah mengijinkan FF-nya untuk diterjemahkan. Kami tetap berusaha ada di jalur cerita tanpa merubah isinya

Selamat membaca dan jangan lupa berikan komentarnya baik mengenai isi cerita, hasil terjemahan, kritik, saran, dll. Terima kasih *bow*

PS. Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shop atau di twitter Lovetheangels1

52 thoughts on “[FF Terjemahan] Forever And Always (Part 7)

Leave a comment