Posted in fanfiksi terjemahan, sequel, series, yongshin101

[FF Terjemahan] The Royal Family (Part 11)


The Royal Family

Part 11

TRY (2)

Penulis : yongshin101

Karakter : Jung Yonghwa & Park Shinhye

Cerita Asli : The Royal Family

Diterjemahkan oleh Riefa

.

oooOoOooo

.

Catatan :

Kata yang tercetak miring dalam bahasa Korea dan Inggris yang memang sengaja tidak diterjemahkan.

.

oooOoOooo

.

Berjauhan

.

Saat Shinhye bangun dari tidurnya pagi ini, setelah Yonghwa berangkat ke Amerika Serikat, dia mendapati dirinya sendirian di istana kediaman resmi mereka. Di sana selalu begitu tenang bahkan saat Yonghwa ada, tapi setidaknya dia bisa merasakan kehadiran suaminya. Saat mereka tidur di malam hari, kadang-kadang dia akan terbangun karena dengkuran pelan suaminya. Bagaimana Yonghwa selalu merubah posisi tidurnya dari satu sisi ke sisi lain dan suara selimut tebal yang ditarik. Ini baru satu malam sejak Yonghwa pergi ke Amerika Serikat.

Shinhye menghela napas sendiri sambil berjalan menuju kamar mandi. Dia harus bersiap-siap untuk penerbangannya ke Pulau Jeju hari ini untuk menghadiri suatu acara sekitar lima jam lagi. Setelah mandi dan berpakaian rapi dengan mengenakan gaun sepanjang lutut berwarna krem, Shinhye pergi untuk menikmati sarapannya di ruang makan seorang diri. Sebenarnya, dia cukup terbiasa makan dan melakukan banyak hal sendirian. Dia sudah tinggal di apartemennya sendiri sejak tiga tahun terakhir.

“Selamat pagi, Yang Mulia.” Sekretaris Lee datang, berjalan menuju ke arahnya dan membungkuk untuk memberi ucapan selamat pagi pada Shinhye.

Shinhye tersenyum. “Selamat pagi, Sekretaris Lee. Kemari dan bergabung denganku untuk sarapan.” Dia mengundang asisten pribadinya untuk duduk dan menikmati sarapan bersamanya karena dia merasa bosan makan sendirian.

“Terima kasih atas undangannya, Yang Mulia. Saya sudah makan.”

“Oh benarkah?”

“Saya ke sini untuk mengingatkan Anda mengenai jadwal hari ini. Penerbangan Anda ke Pulau Jeju pada pukul 11 hari ini. Anda akan meresmikan pembukaan museum pada pukul 3 sore. Kemudian, Anda akan minum teh dengan dewan pengurus museum tepat setelah acara itu.”

“Dan penerbangan kembali ke Seoul?”

“Pada pukul 5 sore, Yang Mulia.”

Shinhye mengangguk dan tersenyum. “Baiklah aku mengerti. Terima kasih atas penjelasannya yang rinci, Sekretaris Lee. Omong-omong aku sudah menyelesaikan sarapanku. Haruskah kita pergi sekarang?” Dia bertanya pada asisten pribadinya lagi.

“Ya, Yang Mulia.”

“Omong-omong, bagaimana penampilanku hari ini?”

“Sopan dan cantik seperti biasa, Yang Mulia.”

“Terima kasih, Sekretaris Lee.”

Shinhye tersenyum dengan tulus saat dia berjalan menuju mobil yang sudah menunggunya. Begitu dia masuk mobil, sopir dan beberapa pengawal lainnya mengikuti dari belakang. Mereka langsung pergi ke bandara karena penerbangan Shinhye ke Pulau Jeju akan berangkat sekitar satu jam lagi. Karena dia hanya akan berada di sana dalam beberapa jam dan kemudian akan kembali ke Seoul pada hari yang sama, Shinhye tidak membawa banyak barang. Dia hanya membawa tas tangannya, sementara gaun dan alat riasnya dibawa oleh pelayan istananya.

Sekretaris Lee yang duduk di kursi depan tiba-tiba berbalik untuk memberi Shinhye naskah pidatonya untuk acara nanti. “Ini adalah pidato untuk acara Anda, Yang Mulia. Anda bisa memeriksa dulu dan memberi tahu saya jika Anda menginginkan saya untuk memperbaikinya.” Kata Sektretaris Lee dan menundukkan kepalanya pada Shinhye.

Shinhye mengangguk. “Siapa yang menulis ini?” Dia bertanya pada asisten pribadinya.

“Petugas di istana raja.”

“Baik. Terima kasih, Sekretaris Lee. Jadi, aku akan meresmikan acara itu dan minum teh dengan dewan pengurus museum. Itu saja, kan?”

“Ya, Yang Mulia.”

“Bagus! Karena aku akan melakukan pertemuan dengan para pemegang sahamku besok, kira-kira di sore hari. Aku tidak boleh terlambat karena aku akan bertemu investor baruku.”

Sekretaris Lee tersenyum pada sang putri. “Anda memang orang yang sibuk, Yang Mulia. Saya ingat, melihat Ratu saat beliau masih muda. Beliau benar-benar sibuk, sama seperti Anda juga.” Dia mulai berbicara tentang Ratu karena Shinhye mengingatkannya saat Ratu masih muda.

Shinhye sangat terkejut. “Sekretaris Lee, kamu bersama dengan Ratu saat beliau masih muda? Kamu hanya lebih tua 7 tahun dariku. Bagaimana itu bisa terjadi?” Dia penasaran bagaimana Sekretaris Lee bisa berada di istana saat usianya masih muda.

“Saya adalah anak dari salah satu pelayan istana.”

“Oh, aku mengerti.”

“Ibu saya melayani Ratu selama hampir 30 tahun. Tapi, dia jatuh sakit dan meninggal dunia lima tahun lalu karena kanker paru-paru.”

“Aku sangat menyesal mendengar hal itu, Sekretaris Lee.”

Ada jeda panjang dan keheningan di antara dua wanita muda itu. Sekretaris Lee sedang asyik melihat jalanan sementara Shinhye, di sisi lain, sibuk membaca naskah pidatonya untuk acara nanti. Dia tidak ingin mengacaukannya karena itu adalah acara pertama yang dia hadiri sebagai Putri, dan dia ingin membuat Raja dan Ratu bangga. Dia juga ingin membuat suaminya bangga padanya. Tiba-tiba, Shinhye berpaling lagi untuk melihat asisten pribadinya dan tersenyum.

Sebuah pemikiran tiba-tiba muncul di benaknya. “Kalau kamu ada di istana sejak kamu masih kecil, kamu di sana juga pasti melihat Pangeran tumbuh dewasa. Aku benar kan, Sekretaris Lee?” Shinhye bertanya pada wanita yang duduk di kursi depan, yang terlalu fokus melihat jalanan.

“Ya, Yang Mulia.”

“Bagaimana dia saat masih kecil?”

“Maaf?”

“Iya, katakan padaku. Aku ingin tahu bagaimana dia tumbuh dewasa. Apa dia suka melawan? Bagaimana hubungannya dengan anggota keluarganya? Bagaimana dia saat remaja? Apa dia benar-benar pangeran yang sedingin es?”

Sekretaris Lee ragu-ragu untuk memberi tahu Shinhye yang sebenarnya. “Saya merasa saya tidak berada di posisi yang tepat untuk mengatakan apa pun mengenai hal itu, Yang Mulia.” Dia menundukkan kepalanya pada Shinhye dan melirik sekilas pada sopir yang juga menatapnya.

Shinhye menyandarkan tubuhnya di kursi. Dia mengerucutkan bibirnya pada asisten pribadinya. “Sulit untuk tahu apa pun soal suamiku saat kalian semua merahasiakannya padaku.” Dia menghela napas berat sebelum membaca naskahnya lagi.

Mereka sampai di bandara pribadi setengah jam kemudian dan Shinhye menunggu di ruang tunggu keberangkatan. Para pengawal berjaga di sekelilingnya, sementara Sekretaris Lee sedang berbicara di telepon, berbicara dengan seseorang dari istana. Shinhye menatap telepon genggamnya. Tidak ada telepon atau bahkan pesan dari suaminya sejak kemarin. Yang pasti, Yonghwa sudah tiba di Amerika Serikat dan mungkin sekarang ada di kamar hotelnya. Tidak bisakah Yonghwa, setidaknya meneleponnya?

Untuk: Yonghwa

Waktu: 11:27 

Saat ini saya sedang menunggu penerbangan ke Pulau Jeju. Apakah Anda sudah tiba di Amerika Serikat dengan selamat? Beristirahatlah dengan baik.

Setelah berpikir selama beberapa menit, dia memutuskan untuk mengirim pesan saja pada Yonghwa. Dia berhasil mendapatkan nomor telepon pribadi suaminya dari asisten pribadi Yonghwa. Satu menit berlalu dan kemudian lima menit. Dia sedang menunggu Yonghwa untuk setidaknya memberinya balasan singkat yang mengatakan dia baik-baik saja dan dia baru saja tiba, tapi tidak ada balasan sama sekali. Shinhye melihat ke luar jendela dan mendesah pada dirinya sendiri untuk ke sekian kalinya. Untuk sekali saja, dia hanya ingin Yonghwa menunjukkan perhatian padanya.

Dia tidak yakin perasaannya pada suaminya tapi dia peduli pada Yonghwa. Dia harus peduli karena Yonghwa sekarang adalah suaminya. Walaupun mereka tidak saling mencintai, dia harus belajar untuk menghormati Yonghwa dan mungkin mencintai Yonghwa sebagai suaminya. Tapi, Yonghwa begitu dingin padanya. Yonghwa sama sekali tidak perhatian, apa lagi berbicara manis padanya. Tidak ada cinta dalam pernikahan mereka tidak peduli seberapa kerasnya Shinhye mencoba. Dia ingin mencintai Yonghwa, tapi dia tidak bisa saat suaminya mengatakan kalau pernikahan mereka hanyalah pernikahan politik.

“Yang Mulia, penerbangan ke Pulau Jeju sudah siap. Kita bisa naik ke pesawat sekarang.” Sekretaris Lee kembali, masih dengan telepon di telinganya.

Shinhye tersadar dari pemikirannya yang dalam dan menoleh untuk melihat Sekretaris Lee. “Ya, ayo kita pergi.” Kata Shinhye dan meraih tas tangannya sebelum berjalan menuju pesawat.

Ada beberapa wartawan yang mengikuti mereka ke bandara pribadi itu dan terus-menerus mengambil fotonya dari jauh. Walaupun dia masih membiasakan diri dengan semua wartawan itu, dia tidak canggung sama sekali. Dia tahu kalau foto dirinya akan tampil di beberapa majalah fashion lagi kali ini. Itulah kenapa penting baginya untuk selalu mengikuti mode saat ini. Dia tidak perlu khawatir soal itu karena pelayan istana secara khusus menerima perintah dari Ratu untuk menyiapkan pakaian Shinhye dengan mode terbaru yang ada di luar sana.

***

Yonghwa bangun dari tidurnya dan menguap saat dia duduk di tempat tidur. Dia menoleh untuk melihat jam dan mendesah pada dirinya sendiri. “Ya Tuhan. Aku sangat lapar.” Dia berkata pada dirinya sendiri dan dengan cepat melompat keluar dari tempat tidur untuk mendapatkan sesuatu untuk diminum.

Dia tiba di Washington cukup larut hari ini dan segera pergi tidur karena dia merasa sangat lelah. Saat di pesawat, Yonghwa terlalu sibuk dengan laptopnya dan bahkan melakukan pembicaraan langsung melalui webcam dengan sesama dewan eksekutif perusahaan. Itulah sebabnya begitu dia tiba di kamarnya, dia langsung jatuh tertidur. Dia sedang minum saat seseorang mengetuk pintu. Yonghwa menoleh ke arah pintu dan mengernyitkan alis saat Sekretaris Kim masuk dan menundukkan kepalanya.

Pria tua itu hanya berdiri di pintu dan tersenyum pada Pangeran. “Yang Mulia, apakah tidur Anda nyenyak?” Tanyanya langsung.

Yonghwa mengangguk dan menghabiskan sisa minumannya dalam satu tegukan. “Ya, tidurku nyenyak. Bisakah kamu membawakanku beberapa makanan, Sekretaris Kim? Aku kelaparan sekarang.” Dia meminta pada asisten pribadinya untuk membawakannya makan malam.

“Ya, Yang Mulia. Saya sudah memerintahkan mereka untuk membawakan makan malam Anda.”

“Terima kasih. Tolong, masuklah.”

Yonghwa mengundang asisten pribadinya untuk masuk dan dia pergi ke sofa untuk membaca koran. Pada awalnya, hanya ada keheningan dan ketenangan di antara mereka berdua. Yonghwa sibuk membaca sementara Sekretaris Kim hanya berdiri di samping sambil melihat Pangeran. Tiba-tiba, Yonghwa mendengar asisten pribadinya batuk. Dia segera berpaling untuk melihat Sekretaris Kim, keningnya berkerut.

“Apa kamu merasa tidak enak badan?” Tanya Yonghwa saat Sekretaris Kim terus terbatuk-batuk pelan.

Sekretaris Kim tersenyum dan menggeleng. “Tidak, Yang Mulia. Hanya saja cuaca sedikit dingin dan saya tidak terbiasa dengan cuaca seperti ini.” Dia menjawab Pangeran dengan tenang dan menundukkan kepalanya lagi.

“Beristirahatlah setelah ini.”

“Ya, Yang Mulia.”

“Apa kamu sudah makan?”

“Ya, Yang Mulia. Saya sudah makan dengan para pengawal saat Anda sedang tidur.”

“Oke.”

Dan kemudian, ada lagi keheningan yang tenang di antara mereka berdua. Yonghwa terus memperhatikan isi koran sementara Sekretaris Kim dengan setia berdiri di samping Pangeran.

“Tuan Putri menelepon saya dua jam yang lalu.” Kata Sekretaris Kim tiba-tiba.

Yonghwa berpura-pura seperti dia tidak peduli. “Dia menelepon? Apa yang dia katakan?” Akhirnya dia bertanya pada asisten pribadinya karena dia merasa sedikit penasaran.

“Beliau berkata beliau mengirimi Anda pesan tetapi Anda tidak membalasnya, Yang Mulia.”

“Oh, aku tidak mengecek teleponku sejak lima jam terakhir.”

“Saya melihatnya.”

“Apa hanya itu?”

“Ada satu hal lagi, sebenarnya. Beliau berkata beliau baru saja tiba di Pulau Jeju dan akan menghadiri acara pembukaan museum pada pukul 3 sore, yang saya rasa satu jam lagi dari sekarang, Yang Mulia. Apakah Anda ingin menelepon beliau?”

Yonghwa tidak menjawab dan kembali membaca koran. Dia tidak lagi tertarik dengan isi beritanya dan perutnya mulai keroncongan sejak beberapa menit yang lalu. Dia sangat butuh makan sesuatu karena dia merasa sangat lapar. Baru saja dia akan meletakkan koran itu kembali ke atas meja, dan berdiri dari duduknya sehingga dia bisa pergi dan mengambil telepon genggamnya, Sekretaris Kim berdeham dan mulai mengatakan sesuatu lagi.

“Kadang-kadang, kita harus menurunkan ego kita dan menghargai orang-orang di sekitar kita. Apakah Anda tidak berpikir begitu, Yang Mulia?” Kata pria tua itu tiba-tiba.

Yonghwa bingung pada awalnya. “Apa maksudmu, Sekretaris Kim?” Dia bertanya pada pria tua itu lagi dengan kerutan perlahan terbentuk di wajahnya.

“Saya punya teman yang baru saja menikah dengan seseorang yang dipilih oleh orang tuanya. Tapi, dia berselingkuh. Saat ini bahkan belum satu bulan pernikahan mereka berjalan, tetapi dia sudah mengkhianati istrinya.”

“Sekretaris Kim, apa secara tidak langsung kamu mengatakan kalau itu aku?”

“Tentu saja tidak, Yang Mulia! Anda tidak akan berani melakukan hal seperti itu pada Tuan Putri, iya kan? Saya tahu Anda tidak akan melakukannya. Anda berasal dari keluarga bangsawan. Anda tidak akan memperlakukan Putri seperti itu. Saya hanya menceritakan tentang teman saya.”

“Tentu .. tentu saja.”

“Benar, Yang Mulia. Saya akan undur diri sekarang dan membawakan makan malam Anda.”

“Ba .. baiklah.”

Yonghwa diam-diam memandang asisten pribadinya yang berjalan menuju pintu dan meninggalkannya sendirian di kamar. Dia menunduk melihat ke lantai dan menelan dalam ludahnya. Yonghwa tidak begitu yakin apakah yang baru saja dikatakan Sekretaris Kim kepadanya beberapa waktu lalu itu benar-benar tentang temannya. Hal itu tepat mengenai hatinya dan untuk beberapa saat, dia benar-benar berpikir pria tua itu sedang membicarakan tentang dia.

Namun, tidak akan mungkin Sekretaris Kim tahu tentang hal itu karena dia sudah sangat yakin kalau dia akan pergi saat hari sudah benar-benar larut malam. Bahkan Shinhye sudah tertidur pada waktu itu. Apakah Sekretaris Kim memata-matai dia selama ini?

***

Pada sekitar pukul 03:30 sore, Shinhye sudah berjalan menuju museum untuk menghadiri acara upacara pembukaan. Begitu tiba, dia disambut oleh dewan pengurus museum dan mereka langsung menuju ke panggung utama. Dia dikawal oleh dewan pengurus museum dan juga pengawalnya sendiri, sementara Sekretaris Lee berjalan di sampingnya. Dia tiba di panggung utama dan menyampaikan pidatonya untuk upacara pembukaan.

Setelah mengakhiri pidatonya, kemudian dia pergi untuk memotong pita dan dengan demikian itu menandai selesainya acara upacara pembukaan. “Selamat atas pembukaan museum Anda.” Kata Shinhye pada dewan eksekutif museum.

“Terima kasih banyak atas kedatangannya hari ini, Yang Mulia.”

“Terima kasih telah mengundang saya.”

“Kami ingin Anda ikut bergabung bersama kami untuk meminum secangkir teh setelah ini, jika Anda tidak keberatan.”

Shinhye mengangguk dan tersenyum pada mereka. “Saya akan merasa sangat senang.” Kata Shinhye dan berjalan tepat di samping dewan eksekutif museum itu.

Setengah jam kemudian, Sekretaris Kim datang untuk mengingatkan dia kalau penerbangannya kembali ke Seoul pada pukul 5 sore. Jadi, mereka memutuskan untuk mengakhiri saja sesi minum teh karena Shinhye harus pergi, karena ada hal lain yang mendesak. Sebelum pergi ke bandara, Shinhye dan para pengawalnya kembali ke hotel untuk beristirahat sebentar. Dia berjalan ke lobi utama hotel dengan para pengawal di sekelilingnya dan langsung menuju ke lift. Sekretaris Kim menekan tombol di dinding dan mereka semua menunggu pintu lift terbuka.

“Park Shin Hye?”

Shinhye segera berbalik saat mendengar seseorang memanggil namanya. Semua pengawalnya dengan cepat mengelilinginya saat mereka bersiaga karena suara itu. Mereka semua berbalik untuk melihat seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari mereka, tersenyum manis pada Putri.

Sunbaenim? Ommo, Ok Taecyeon sunbaenim!” Shinhye tertawa gembira saat dia berjalan menghampiri Taecyeon yang sudah melambaikan tangannya padanya.

.

~~~ BERSAMBUNG ~~~

.

Catatan Admin :

TRF part 11. Ada seseorang yang muncul di part ini, siapakah dia? hehehehe. Selamat menikmati, dan mohon maaf bila banyak kekurangan atau tidak terasa feel-nya.

Terima kasih untuk yongshin101 yang sudah mengijinkan saya menerjemahkan FF ini, saya tetap berusaha di jalur cerita tanpa merubah isinya

Selamat membaca dan jangan lupa berikan komentar baik mengenai isi cerita, hasil terjemahan, kritik, saran, dll. Terima kasih 🙏🙏🙏

PS. Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shop atau di twitter Lovetheangels1

96 thoughts on “[FF Terjemahan] The Royal Family (Part 11)

  1. kasian shin belum tau kelakuan suaminya yang telah menduakan.
    dasar pangeran es kapan mo berubah seh

    Like

  2. salut sama sekertaris kim secara tidak langsung dia menyindir yong hwa ,, tamparan yang keras untuk yong hwa…
    tapi siapa ok taecyeon itu…
    jangan jangan….
    next next next

    Like

  3. Lihat kelakuan yong hwa disini masih bikin sebel. Nggk adakah perasaan simpatik terhadap istrinya sedikitpun? Dan nggk adakah pikiran dia bahwa yg tertekan dg hubungan mereka bukan aja dia tp jg shinhye? Semoga dia bisa cepet sadar.

    Like

  4. Semoga yong hwa sadar setelah di nasehati sekretaris kim ahaha
    Ada taecyon oppa, semakin menarik 😆

    Like

  5. akhirnya ada yg brnii sindir pangerann..
    ciée.. ada cast bru, moga aja bsa buat yonghwa cemburuu

    Like

  6. sekertaris kim kayaknya sduh tau tentang perselingkuhan yong hwa…
    kehadiran satu cast lagi….
    apa yg terjadi setelah ini

    Like

  7. Kalau di pikir-pikir sepertinya sekretaris Kim memang tengah menyindir Yonghwa…
    Dan lihat saja ekspresi orang yang merasa melakukan hal seperti pasti tersinggung dengan kalimat sekretaris Kim.
    Jiahhh di akhir cerita Taecyeon muncul juga. Bagaimana reaksi Shinhye saat melihatnya hihihi pastinya seru pertempuran dimulai 😁

    Like

  8. Nah lho…sepertinya akan muncul seorang pria yg shinhye knl.
    Dan sepertinya bakal bikin sang pangeran kerepotan, makin posesif..syukur2 jdi cemburu 😀 ..
    Thx thor, ditengah kesibukannya msh sempat nerjemahin ini ff bwt kita baca.
    Smangat yaa. ?.

    Like

  9. Kesindir tuh kayaknya pangeran jung….hahaha
    Rasain de,,,coba aja main api lagi biar kebakar…

    Like

  10. hahaha yonghwa kelihatnya kesindir dengan kata2 sekertris kim..hehehe

    taecyeon?? apa ada hub dimsa lalu shin hye??

    kelihatnannya ceritannya semakin seru

    Like

  11. Sampai segitu perhatiannya shin hye pada yong hwa, tapi yong hwa masih tetap bersama eun hye, jangan menyesal nantinya yong hwa 😒
    Omoo.. siapa itu taecyong ?! Ada hubungan apa antara mereka berdua ?

    Like

  12. Aaaaa sindiran sekertaris kim kena bgttt ya Yongpa sadae donk msa udah dsindir gak paham2 juga..hheee..
    Semoga khadiran taechyeon dsni bklan mmbuat Yonghwa sadar, dan cmbru sma kdekatan shinhye…

    Trima kasih author udah trjemahin ff ini buat kita, sll pnulisannya sangat mudah untuk dphmi… fighting

    Like

  13. ok taecyeon datang….syeru nih…kykny ada crita antara shinhye dan ok taecyeon….dtggu next part nya

    Like

  14. Ok taecyeon siapanya shinhye..mantan kah
    Haha semoga yonghwa cpt sadar dg perasaannya sebelum shinhye diambil orang…sadarlah yonghwa sadarlah..ph perlu di hipnotis jd sadar..hahah

    Like

  15. Deng derendendeng !!! Taecyeon oppa mantan Shinhye muncul jg !!! Kalo msh gak sadar cerai in Shinhye aja Yong !!! Gemes deh aku jadinya.. 😂😂😂😂😂

    Like

  16. Okeyy akuu jdi smngatt kaloo ginii…
    Ada pemerann cwo yg lainx.. Kuharap hye ma taecyeon deket.. Dam kuhrp jg bisa ***** ..

    Like

  17. daebak sekretaris Kim….yonghwa berasa tersindir tuh… Kyanya bakal tambah seru nih dgn kehadiran taecyeon…

    Like

  18. Wahh…daebak sekretaris Kim, salut deh. Yonghwa berasa tersindir tuh hihihi
    Ahhh…ada Taecyeon??? Semakin menarik…
    Jadi kangen sama Haein…

    Like

  19. Akhir_a ada yang berani menegur ayong, law yg dia lakukan itu salah…
    Kayak_a bakal tambah seru nech dg kehadiran taechyeon…

    Like

  20. Yuhuu taechyeon akhirnya muncul .. Bakalan tambah seru nih 😀 moga aja yong bisa cemburu kalau liat shin ada temen cowok yg lain biar yong jg cepet sadar 🙂
    fightiiiiing author 😀 😉

    Like

Leave a comment