Posted in fanfiksi indonesia, sequel, series, wangbie

[FF Indonesia] What’s Up (Pre-part 9)


What’s Up

Pre-part 9 – Starting

whatsapp-image-2016-10-07-at-13-35-20

 

By : Wangbie

Cast : Jung Yonghwa – Park Shinhye – Others

Genre : Romance

Lenght : Chapter

Editor : Riefa

 

*****

WARNING!

BACALAH CERITA INI, JIKA KALIAN BENAR-BENAR INGIN MENGERTI TENTANG APA YANG COBA SAYA SAMPAIKAN DALAM CERITA.

Terima kasih.

***** Happy reading *****

 

 

 

“Aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu  waktu itu …” Taecyeon tersenyum tipis. “Saat di restoran. Mungkin beberapa hari lalu.”

Shinhye mengerutkan kening. Ia tidak pernah pergi ke restoran bersama temannya akhir-akhir ini. Terakhir kali ia mengunjungi restoran ialah saat di Busan, bersama Yonghwa. Dan, pasti bukan itu yang Taecyeon maksud. Karena ia hampir melihat semua pengunjung. Tidak ada wajah yang ia kenal.

“Kau ingat, malam-malam kau berhenti di pinggir jalan dan masuk ke rumah kecil?” Taecyeon beringsut lebih dekat. “Kau bersama teman wanitamu. Temanmu membawa anak kecil dan kalian diantar taksi?”

“Maksud Oppa, Na eun eonni?” Shinhye menoleh masih dengan kerutan di kening. Ia menatap Taecyeon was-was. Berapa banyak Taecyeon tahu? Sedetail apa pria ini mendengar permbicaraannya? “Tapi … rumah yang saya datangi bersama Na eun eonni bukan restoran, Oppa.” Ia berusaha berbaik sangka, dengan mengatakan mungkin saja ada orang yang sangat mirip dengannya dan memiliki cerita hidup yang juga hampir sama. Tidak ada salahnya, kan ….

“Itu memang bukan restoran untuk semua orang yang datang, Shin …” Taecyeon tersenyum simpul lalu menyilangkan kaki. “Tapi, bagiku itu sebuah restoran. Karena Bibi Park selalu mengatakan kalau siapa pun yang datang dan makan di rumahnya, adalah penikmat masakannya.”

Shinhye menggeser duduknya sedikit lebih jauh dan mengatur napas perlahan. Tiba-tiba saja ia merasa pusing.

Ini pertama kalinya, seseorang asing menanyakan hal pribadi tentangnya. Dengan Jiyeon pun, Shinhye tidak pernah menyebutkan nama atau inisial apa pun. Ia menggunakan sebutan ‘Dia’ sebagai tokoh utama. Dan, bersama Na eun beberapa hari lalu, saat ia mengabulkan permohonan Na eun untuk merayakan ulang tahun Na eun di Rumah Lezat—begitu sebutan Na eun—. Ia hanya mengucapkan nama Yonghwa satu kali. Di akhir pembicaraan mereka tentang ceritanya, sebelum suami Na eun menelepon dan mengatakan kalau sudah ada di rumah.

Jadi ….

Kalau Taecyeon bisa menyimpulkan bahwa Yonghwa itu adalah benar, Jung Yonghwa sepupunya. Berarti Taecyeon sudah sangat lama mendengarkannya. Mungkin juga sejak awal ia memulai ceritanya …?

“Aku bukan bermaksud menguping, Shin-ah …” Taecyeon berkata lagi. “Aku duduk tepat di belakangmu. Dan, meskipun saat itu aku bersama teman kerjaku, aku bisa sangat jelas mendengar suaramu. Mianhae ….”

Shinhye belum bisa menjawab.

Ia memilih berdiri dan berjalan menuju jendela. Memeluk kedua lengannya sendiri karena udara benar-benar terasa dingin, dan ia hampir menggigil.

Ia memejamkan mata beberapa saat. Mencoba mengembalikan kesadarannya akan kenyataan yang tidak akan selamanya ia simpan sendirian. Karena tidak akan pernah ada rahasia yang tidak akan diketahui oleh orang lain. Lagi pula … bukankah ia sudah menerima Taecyeon dan berjanji akan mencoba mencintai pria itu, sama seperti yang Taecyeon lakukan padanya? Cepat atau lambat, masa lalunya akan diketahui Taecyeon, bukan …?

“Hei … sekarang gerimis. Kau bisa sakit kalau terus berdiri di sini ….”

Shinhye merasa tubuhnya meremang saat merasakan tekstur lembut jas yang tentu sangat besar untuknya, kini mulai menutupi tubuhnya. Panjangnya tepat di tengah paha. Lalu, ia berhenti bernapas saat dua lengan kekar menariknya ke belakang. Membuat punggungnya berdekatan dengan dada bidang yang terasa begitu keras, dan nyaman.

“Hanya memeluk seperti ini …” Taecyeon menunduk dan menyurukkan wajahnya pada rambut Shinhye yang tergerai. Mencium aromanya yang lembut, menenangkan. Sebelum akhirnya menempatkan dagunya senyaman mungkin pada pundak kecil, yang bergetar. “Tidak apa, kan …?”

Tubuh Shinhye semakin menegang sempurna.

‘Ini pertama kalinya! Ini pertama kalinya!’ Dalam hati ia berteriak. Merasa kedua matanya basah, tapi tidak ada satu tetes pun air mata yang membasahi pipi.

Sebelumnya, ia selalu bertanya sendiri. Apakah sangat menyenangkan bisa merasakan pelukan hangat dari seorang pria yang sangat menyayanginya dari belakang. Melihat bintang bersama-sama dengan tubuh yang saling menghangatkan. Dan, saat kesempatan yang ia tunggu kini sudah ia dapatkan … Shinhye tidak tahu apakah ia harus menangis, marah atau justru bahagia. Pria yang mewujudkan keinginannya bukan yang ia inginkan. Tapi … dengan perlahan, hatinya diliputi perasaan hangat.

‘Apakah begini? Rasanya memiliki seseorang untuk berbagi? Apa seperti ini, perasaan damai seorang wanita yang merasa dirinya disayangi …? Benarkah seperti ini …?’

“Tidak peduli, bagaimana kisah masa lalumu, Shin …” Taecyeon berbisik penuh janji. “Aku selalu percaya, cinta akan datang pada mereka yang mempercayainya. Pada mereka yang selalu membuka hatinya.”

Op—pa ….”

“Setiap orang pasti memiliki kisahnya sendiri-sendiri. Kau sendiri tahu, Jiyeon adalah cinta pertamaku. Dan, aku juga tahu, Yonghwa cinta pertamamu. Tidak ada salahnya, kan? Kalau kita sama-sama belajar untuk membuka hati untuk cinta yang baru? Hidup terus berjalan … dan aku ingin mengisi lembaran-lembaran hidupmu dengan tawa. Aku ingin mengganti air matamu dengan senyuman. Aku ingin membuatmu selalu tersenyum dan menunjukkan pada dunia, bahwa kau juga pantas untuk bahagia.” Taecyeon berhenti dan memutar bahu Shinhye. Membuat mereka berhadap-hadapan. “Aku tahu, itu semua pasti sulit. Bukan hanya untukmu. Tapi, juga untukku ….”

Oppa ….”

“Izinkan aku memiliki satu kesempatan untuk mencoba, Shin-ah … izinkan aku memiliki satu kesempatan untuk memenangkan hatimu ….”

 

 

*****

 

 

Nyonya Jung memeluk suaminya erat sambil terisak. Tidak sanggup menahan kesedihan dan ketakutan yang sudah menjalar ke semua kesadaran maupun alam bawah sadarnya.

Entah sudah berapa kali, tubuhnya merosot turun karena kedua lututnya sangat lemas. Seolah tidak ada tenaga sedikit pun untuk menopang tubuhnya sendiri. Dan, itu berarti Tuan Jung juga sudah berkali-kali membantu istrinya untuk kembali berdiri.

Pandangan mereka tak pernah terlepas dari putra mereka yang terus meronta dan berteriak histeris. Menghancurkan semua benda yang ada di dekatnya, meskipun dua orang perawat laki-laki, yang Na eun panggil darurat sudah berkali-kali memegangi Yonghwa. Sedangkan Na eun masih sibuk menelepon di sudut lain, yang juga terus mengawasi Yonghwa.

Nyonya Jung yang pertama kali melihat. Saat Nyonya Jung baru bangun dan hendak pergi ke dapur untuk memasak. Nyonya Jung melewati kamar Yonghwa, yang sejak beberapa hari lalu menjadi kebiasaannya. Untuk melihat apa yang sedang Yonghwa lakukan. Dan, kalau Yonghwa tidak sedang tidur, Nyonya Jung akan masuk dan menyapa putranya.

Tapi tadi pagi, ibu Yonghwa benar-benar histeris ketakutan memanggil suaminya berkali-kali. Sambil mencoba membuka pintu kamar Yonghwa secara paksa, meskipun kemungkinan terbukanya sangatlah tipis.

Ibu Yonghwa tidak bisa berpikir lagi, tindakan yang ia lakukan itu akan berhasil atau tidak. Kaca jendela tidak mungkin dipecahkan karena terpasang teralis. Karena itulah, Nyonya Jung bahkan mengangkat meja di dekatnya untuk membantu aksinya mendobrak pintu kamar Yonghwa.

Tidak ….

Siapa pun pasti juga melakukan hal sama dengan yang dilakukan ibu Yonghwa tadi. Saat melihat putra semata wayangnya sedang berdiri di depan jendela, berusaha melewati kayu pembatas, mencoba bunuh diri. Lagi.

Nyonya Jung semakin histeris.

“Cepat, bawa ke sini!” Na eun memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berlari setelah melihat dua orang perawat laki-laki -perempuan berlari dan memanggilnya.

Ia memberi isyarat agar dua perawat yang sudah datang terlebih dulu segera membaringkan Yonghwa di atas tempat tidur. Seorang perawat lainnya membantu dengan cekatan, memegangi kedua kaki Yonghwa. Dan perawat perempuan itu membantu Na eun untuk segera memberi suntikan penenang.

Tapi ….

Yonghwa berteriak lagi.

“Tidaaakk!!!!! Lepaaasss!!!!! Tidaaakk!!!!”

Yonghwa meronta-ronta. Menepis tangan-tangan yang tak kalah kuat darinya, lalu berlari ke sudut ruangan. “Tidaakk!!!” Ia berteriak lagi. Sambil menatap satu per satu orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Na eun sudah kembali sadar dari keterkejutannya. Ia berjalan perlahan, mencoba mendekati Yonghwa. “Tenang, Yonghwa … kami tidak akan menyakitimu, hmm?” Ia berbicara setenang mungkin.

Yonghwa menggeleng dan meraih benda apa pun yang ada di dekatnya. Melempar vas bunga berukuran sedang, yang masih terisi bunga mawar hidup, ke arah Na eun. “Pergi!” Ia masih berteriak.

Nyonya Jung semakin terisak dan menggeleng-gelengkan kepala, lemah. Ia menolak saat suaminya mengajaknya berdiri. Dan terus memukul-mukul dada suaminya tanpa tenaga. “Uri Yonghwaeotteohke … Yonghwa …” ucapnya tiada henti.

Tuan Jung menghela napas panjang, untuk yang ke sekian kali. Memeluk istrinya semakin erat, sambil terus menahan air matanya yang sudah hampir menembus pertahanan. “Sudah ada Na eun … huusstt—tenang yeobo … tenang …” Tuan Jung berkata serak.

“Kalian semua pergiii!!!” Yonghwa melempar pigura hingga mengenai meja. Suara pecahan kaca yang bertubi-tubi tidak bisa dihindari. Meja yang sepenuhnya terbuat dari kaca itu langsung hancur tak berbentuk. Membuat ujung-ujung tajam yang berserakan di lantai menjadi pusat perhatian Yonghwa.

Na eun melangkah lebih cepat. Bersamaan dengan dua perawat lain yang juga mendekati Yonghwa dari sisi lain. Na eun berdiri di depan Yonghwa, tanpa tahu kalau kaki kanannya tergores sedikit. “Yonghwa-ya … kita bicara dulu, hm? Percayalah padaku … kita berteman, kan?”

“Tidak!” Bentak Yonghwa dengan pandangan muram, tapi penuh kewaspadaan. “Pergi! Kalian semua pergi!! Aku ingin mati! Aku mau mati!” Ia mengangkat kursi di samping kirinya dan membuangnya sembarangan.

“Yong-ah … sayang …” Nyonya Jung tiba-tiba jatuh pingsan.

Seorang perawat menghampiri dan segera membawa Nyonya Jung keluar. Tuan Jung tidak sanggup lagi menahan air matanya dan mengatakan pada seorang asisten rumah tangganya untuk membawa istrinya ke ruang tamu.

Ia menghampiri putranya.

“Yong-ah … ini appa …” suaranya serak, tapi masih terkendali. “Kemari, nak … appa mencintaimu, sayang … appa tidak akan menyakitimu ….”

Kalau bisa memilih. Tentu ia ingin sekali memeluk istri dan putranya bersamaan. Terselip sedikit penyesalan di dalam hatinya. Tuan Jung merasa, dia belum sepenuhnya berhasil menjadi seorang kepala rumah tangga.

“Tuan … serahkan ini pada kami.” Na eun menatap prihatin dengan pria yang seumuran dengan ayahnya ini. Ia tahu, pasti di dalam hatinya penuh dengan gejolak perasaan yang bertumpuk dan semakin meruncing. “Anda bisa menemani Nyonya Jung ….”

“Tidak apa, Na eun-ssi …” Tuan Jung menggeleng dan menoleh sekilas. Lalu kembali menatap putranya. “Aku ayahnya. Dia anakku ….”

Na eun tersenyum. “Baiklah … Anda bisa—”

Appa …” Yonghwa berkata lirih. Suaranya terdengar bimbang. Lalu, tiba-tiba ia tersenyum tipis dan membungkuk untuk meraup pecahan kaca di bawahnya. Dan menggoreskannya berkali-kali pada kedua pergelangan tangannya.

“Yong!!!” Tuan Jung memanggil keras dan segera berlari menghampiri putranya. Diikuti Na eun dan dua perawat yang masih di sana.

Na eun menyuruh perawat perempuan di belakangnya untuk segera menelepon ambulans. Ia memeriksa separah apa keadaan Yonghwa dan segera berlari membereskan peralatannya. “Tuan … saya harap Anda bisa tenang. Dan, kita segera ke rumah sakit sekarang.

Nde.”

Tuan Jung tidak bisa membendung air matanya lagi saat Yonghwa kini sudah ada di pelukannya. Yonghwa masih berusaha memberontak, tapi kedua tangannya sudah dipegang kuat oleh kedua perawat itu.

Bau khas yang sangat tidak sedap itu segera menguar. Tuan Jung menutup matanya rapat-rapat sambil terus menyebut nama putranya berulang-ulang. “Yonghwa-ya … anakku ….”

Appa …”

Tuan Jung menunduk dan melihat Yonghwa sedang menatapnya sambil tersenyum. Benar-benar tersenyum, meskipun dari kedua matanya mengalir aliran bening di pipinya yang tirus.

“Astaga … appa di sini sayang … appa di sini ….”

Dan Tuan Jung segera berdiri dan mengangkat Yonghwa, dibantu seorang perawat untuk segera menuju rumah sakit.

 

 

***** to be continue *****

 

What?? Apa ini??

Kenapa pendek bgt???

Oke, ini cuma 1740 kata. Dan, ini hanya pre part9. 😉😍😂

Aku, ingin memberitahukan kalau mulai part selanjutnya ff ini akan di-password. Dan permintaan password-nya masih sama dengan yang sebelumnya. Dan, harap dimaklumi kalau waktu membalas SMS atau WA-nya terlambat, karena kesibukan kerja di dunia nyata.

Oke, semoga kalian mengerti. Dan terima kasih banyak untuk semua yang sudah memberikan apresiasinya.*bow*

 

Kiss&hug

Wangbie

 

Catatan Admin :

What’s Up pre-part 9. Di adegan awal senyum-senyum sendiri, tapi di adegan akhir miris, sedih rasanya. Pasti semua akan indah pada waktunya kan, Wangbie? hehehe. Karena part selanjutnya akan diproteksi, jadi bagi yang ingin membaca part-part selanjutnya silakan memberi komentar di semua part, jangan terlewatkan satu pun.

Selamat membaca dan jangan lupa komentar, saran dan kritiknya. Terima kasih

PS. Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shop atau di twitter Lovetheangels1

75 thoughts on “[FF Indonesia] What’s Up (Pre-part 9)

  1. Astaga aku menangis baca part ini..
    Apakah shin hye akan melepaskan yong hwa…?? Dan menerima taecyeon…?

    Ini sedih sekali…!! 😦 😦

    Like

  2. Nyesek bgt bacanya😭😭,,orang tua mana yg ga sedih lht keadaan putra semata wayangnya spt itu

    Like

  3. Ya ampun siapapun yg berdiri diposisi ibu yonghwa pasti akn melakukan hal yg sama. Melihat anak kesayangannya begitu histeris. Sedih lihatnya….. Semoga naeun dan shinhye bisa cepet menyembuhkan yonghwa.

    Like

  4. Aishhh ternyata taecyeon tak menyerah juga bagaimana ini ??
    Keadaan Yonghwa kembali memburuk aku yakin dia sangat membutuhkan kehadiran Shinhye 😭

    Like

  5. Kirain pre part’y bakalan kaya no,i’m not ada kuis2an dlu…hhe…what’s wrong with yongie?..next lah mnta pw sma dede wangbie biar gk pnsaran😁

    Like

  6. Ahh kenapa taecyeon tdk menyerah saja sih?? Yonghwa, semoga baik2 saja dan bs segera sembuh,, penasaran part berikutnya

    Like

  7. kenapa yonghwa jdi histeris gitu??? semoga shinhye bisa cepet dateng,,,ibarat kata shinhye adalah obat yg mujarab bwt yonghwa,,,cuma bisa berharap shinhye gk bakalan nikah ma taecyeon,,,

    Like

  8. Mengapa yong jdi histeris sperti itu?
    Taecyon egois…sharusnya dia mundur aja..udh tau shin ingin mengobati yong yg lg skt…
    Pkonya aqu ingin yongshin happy ending (plz thor)
    Kasian yong hwa n shin hye…udh slg br gantung.
    Seru bgt nih…

    Like

  9. Pre part nya makin bikin penasaran author wangbie
    Yong makin bergantung sama Shin Hye

    Apa karena dulunyaa masa dulu Yong HWA ada kaitannya dengan Yong HWA ?

    Like

  10. Pre part nya makin bikin penasaran aja author wangbie
    Aq ngerasa Yong makin bergantung banget sama Shin Hye
    Apa Yong juga tergantung sama Shin karena ada pengaruh dari dulunya ?

    Like

  11. Bikin makin penasaran aja author wangbie
    Kasian banget liat Yong hwa
    Aq ngerasa Yong tergantung banget sama Shin Hye
    Apa Yong HWA kayak gitu ada pengaruh dari Shin Hye juga

    Like

  12. hadeh.. terjadi apakah dengan yonghwa kok histeris kya gtu.. jgan2…

    taecyon oppa is good… so sweat da pengertian, mau menerima masa lalu shin hye,, walapun ndak tau seperti apa,,

    tapo tetep yongshin semoga jadi hppy enddjng nya

    Like

  13. entah siapa yang lebih kasian yoonghwa kah? shinhye kah?

    menurutku taec jadi egois, eh tp kan ga tau dia kalo yonghwa butuh shinhye ato pura² ga tau

    kalo part satu sampe part 4 aku dukung taecshin, part 6 seterusnya dukung yongshin haahahahaha

    Like

  14. Unch.. Unch.. Pre part aja udah bikin penasaran. Itu bang Yong bener-bener kasian. Tapi entah kenapa aku malah pengennya Shinhye jadi sama Taecyeon #Halaaah

    Like

  15. Penasaran apa yg akn terjdi dngn yong..apa dia akn benar2 gila..apa dia sdah mengetahui kalau shin akn menikah..di tunggu full partnya

    Like

Leave a comment