Posted in cikbella, fanfiksi terjemahan, sequel, series

[FF Terjemahan] Our Love Contract (Part 1)


Our Love Contract

Part 1

9yn11iz

Penulis : Cikbella

Karakter :

Park Shinhye : Ketua Cheerleader, Mahasiswi jurusan akting, Penyanyi/Aktris

Jung Yonghwa : Ketua Tim Basket, Mahasiswa jurusan musik, Penyanyi Rock

Lee Hongki : Teman baik Yonghwa dan Shinhye

Choi Jimin : Reporter yang menjengkelkan

Lee Jonghyun

Jung Yunhee

Beberapa karakter kecil lainnya

Cerita asli : Our Love Contract

Diterjemahkan oleh Riefa

—oOo—

Deskripsi

Mereka sangat saling membenci, setiap saat mencoba lebih unggul satu sama lain, tetapi mereka menyetujui kontrak yang akan membuat mereka berdua mendapat keuntungan bagi mereka masing-masing. Apa yang akan terjadi pada mereka berdua nantinya? Apakah mereka akan jatuh cinta atau tetap menaati kontrak setelah dua tahun?

—oOo—

Pendahuluan

“Tidak!”

“Apa maksudmu mengatakan tidak Park? Apakah kamu mau berdebat denganku sekarang?”

Shinhye menunduk.

“Maaf.”

“Mulai proyeknya dalam waktu dua hari lagi. Aku akan memberitahu dia besok.”

“Tapi Dosen Lee, apa kami perlu melakukan ini bersama-sama? Anda tahu kan kalau kami bertengkar setiap saat?”

Jonghyun tertawa.

“Tentu saja aku tahu. Itu sebabnya aku menunjuk kalian berdua dalam proyek ini. Ini sangat penting. Mengetahui yang lain, mereka akan melakukannya dengan setengah hati dan selanjutnya memulai percintaannya.”

Shinhye mendesah. Bekerja sama dengan Jung Yonghwa tidak pernah terlintas dalam akal sehatnya.

“Apa yang kamu pikirkan?”

Ani. Saya akan melakukannya.”

Shinhye berdiri dan membungkuk pada dosennya sebelum dia meminta ijin keluar.

—oOo—

Them

“Anak gadisku sayang.”

Deh Appa.”

Tuan Park tersenyum pada putrinya yang cantik.

“Kemari. Omma memasak nasi goreng kimchi kesukaanmu.”

Chinca?” Shinhye berlari ke meja makan. Dia melepas ranselnya dan meletakkannya di salah satu kursi.

“Shinnie, cuci tanganmu.” Nyonya Park berteriak dari dapur.

Shinhye cemberut dan berjalan ke wastafel. “Aku sudah selesai Omma.”
Dia lalu berjalan lagi ke meja makan. “Bagaimana Omma tahu?”

Tuan Park mengangkat bahu dan tertawa. “Bagaimana kuliahmu? Kamu pulang terlambat hari ini.”

Shinhye memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya. “Aku harus menyelesaikan tugasku dalam dua minggu. Harus mengumpulkan informasi untuk itu.”

Tuan Park mengangguk.

Appa, apa appa akan datang ke sekolahku akhir pekan ini?”

“Aku menginginkannya anak gadisku sayang. Aku rasa aku punya janji.”

Shinhye cemberut. “Aku akan tampil appa.”

“Kamu tampil?”

Shinhye mengangguk.

“Apa yang akan kamu tampilkan?”

“Kami akan menampilkan koreo baru kami.”

“Hmm. Kalau begitu aku harus datang, kan?”

Shinhye tersenyum. “Appa akan datang?”

Tuan Park mengangguk dan tersenyum. “Aku akan datang.”

“Yeayy. Terima kasih appa. Omma, aku sudah selesai.” Shinhye mencium pipi appa-nya dan mengambil tasnya.

“Aku akan ke atas.”

Deh anak gadisku sayang. Perhatikan langkahmu.”

Shinhye membentuk tanda oke dengan jarinya dan berjalan ke lantai atas dengan senyum yang lebar.

 

—oOo—

“Kenapa kamu sangat terlambat Yongie?”

“Tugas omma. Apa yang omma masak?”

Nyonya Jung tersenyum dan menepuk perut Yonghwa. “Lapar?”

Yonghwa nyengir. “Lapar sekali. Aku bahkan tidak punya waktu untuk mengintip ke kafe. Aku akan mendapatkan nilai tertinggi untuk tugas ini tidak peduli apa pun.”

Nyonya Jung menggeleng dan meletakkan lauk ke atas meja. “Bersaing dengan gadis itu lagi?”

Omma, dia bukan seorang gadis, dia itu monster.”

Nyonya Jung tertawa. “Yongie, jangan berkata seperti itu. Dia seorang gadis cantik.”

“Dia bukan.”

Ara. Pergilah cuci tanganmu.”

Deh.” Yonghwa tersenyum dan berjalan menuju wastafel.

“Dimana noona?”

“Dia keluar dengan teman-temannya.”

“Lagi?”

“Biarkanlah dia Yongie. Ah, appa bilang ia akan datang ke acara kampusmu akhir pekan ini.”

Chinca?”

Nyonya Jung mengangguk. “Appa bilang dia tidak sabar melihatmu tampil dengan gitar baru.”

Yonghwa tersenyum. “Aku akan menampilkan yang terbaik untuk kalian berdua.”

Deh. Makan lebih banyak neh. Aku akan membuat kopi kesukaanmu.”

“Terimakasih omma.”

“Kenchana.” Nyonya Jung menepuk bahu Yonghwa dan berjalan ke dapur.

 

—oOo—

“Yong.”

Yonghwa memutar bola matanya dan berbalik ke arah suara. “Apa ini?”

“Aku membawakanmu beberapa cokelat.”

“Berapa kali aku katakan aku tidak makan cokelat.”

“Tapi aku membuat ini sendiri.”

“Jinyoung, aku tidak peduli. Bahkan jika kamu membuatnya tanpa tidur, aku tidak peduli.” Yonghwa berbalik dan berjalan menjauh, bergabung dengan teman-teman basketnya.

Jinyoung menunduk dan melihat kotak cokelat itu.

“Jinyoung !” Panggil Shinhye dan bergegas mendekat padanya.

Shinhye mendesah. “Aku sudah bilang padamu lagi dan lagi kalau dia itu homo. Jangan buang waktumu untuk mendekatinya. Percuma saja.”

Jinyoung melihat Shinhye dengan kening berkerut. “Dia bukan homo Shin. Kamu mengatakan itu hanya karena kamu membencinya.”

Shinhye mendesah lagi. “Jika dia bukan homo, kenapa dia tidak punya pacar sampai sekarang?”

Jinyoung menggelengkan kepalanya. “Mungkin dia sedang mencari orang yang tepat.”

Aigoo gadis ini. Apa pun itu sayang. Jangan lagi datang padaku untuk menangis. Aku tidak akan menenangkanmu.” Shinhye meninggalkan Jinyoung dan masuk ke kelasnya. Shinhye menyeringai saat melihat kursi kosong Yonghwa dan kelas yang masih kosong.

Shinhye membuka tutup botolnya dan menuangkan air di kursi Yonghwa.
“Terima ini karena menyakiti temanku Jung !” Shinhye berjalan ke tempat duduknya sambil menyenandungkan sebuah lagu dengan gembira.

 

—oOo—

 

“Kenapa matamu seperti panda Yong?”

“Tugas.” Jawab Yonghwa cepat dan mulai melemparkan bola dan langsung masuk.

“Pamer.” Ucap Hongki sambil duduk di bangku cadangan.

Yonghwa nyengir dan duduk di samping Hongki. “Apa kamu masih akan berteman dengan si penyihir?”

Hongki tertawa. “Siapa maksudmu? Shinhye?”

Yonghwa mengangguk sambil bermain dengan bola yang ada di tangannya.

“Yong yang kekanak-kanakan. Dia temanku sejak SD, sama seperti kamu. Kenapa setiap saat aku harus memilih di antara kalian berdua?” Ujar Hongki dan tersenyum. “Aku rasa aku akan berpacaran dengan seseorang untuk membebaskan diriku dari pertengkaranmu.”

Yonghwa terkekeh. “Aku akan tetap mengganggumu bahkan kalau kamu punya pacar Hongki.”

“Aku tahu.” Jawab Hongki sambil menyandarkan punggungnya di bangku cadangan.

“Maukah kamu membantuku dalam pementasan?”

“Aku tidak bisa. Maaf. Aku akan pergi ke konser dengan saudaraku, sebagai sopir.” Hongki mendesah. “Ngomong-ngomong, semoga sukses. Bersenang-senanglah deh.”

Ara. Kamu juga; bersenang-senanglah.”

Hongki tersenyum dan mengangkat alisnya. “Aku akan ke kelas matematika-ku. Sampai ketemu.”

Yonghwa mengangkat tangannya dan mengambil tasnya sebelum ia juga berjalan ke kelas musiknya.

“Argh, hariku akan menyebalkan, aku harus melihat wajahnya pagi-pagi.” Kakinya menendang sebuah batu saat berjalan , Yonghwa mendesah dan berjalan perlahan-lahan.

 

—oOo—

Shinhye menyeringai saat melihat Yonghwa berjalan masuk ke kelas. Dia akan menang dari Yonghwa hari ini.

“Kena kamu Jung!” Bisik Shinhye pada dirinya sendiri dan melihat Yonghwa tanpa Yonghwa sadari.

“Yong, duduklah denganku.”

Yonghwa menolehkan kepalanya pada teman satu klub-nya dan tersenyum. “Deh.”

Shinhye mendesis frustrasi. “Sialan Jihoo. Kenapa kamu memintanya duduk denganmu hari ini dari semua hari?”

 

—oOo—

 

The Continuous Hate

Shinhye sedang mencari buku di perpustakaan saat Yonghwa berdiri di sampingnya.

“Kamu yang melakukannya kan?”

Shinhye melirik pada Yonghwa sebelum Shinhye fokus pada rak. “Apa?”

Yonghwa menyeringai. “Jangan berakting polos Park. Aku tahu apa yang kamu lakukan pada kursiku.”

Shinhye berhenti mencari buku yang dia butuhkan dan melihat Yonghwa sambil melipat tangannya di depan dadanya.

Shinhye nyengir. “Jadi?”

Yonghwa tertawa dan memiringkan badannya ke depan. “Jangan pernah berpikir memberi jebakan padaku Park. Kamu tidak akan berhasil. Kamu tahu kalau aku sangat beruntung kan?”

Shinhye menyibak rambutnya ke belakang dan menatap mata Yonghwa.
“Aku akan melakukannya suatu hari Jung. Hanya tunggulah saat itu. Aku akan menundukkanmu.”

Yonghwa hanya menyeringai dan mengangkat bahunya sebelum ia berjalan melewati Shinhye; meninggalkan Shinhye yang marah.

“Anak itu ! Benar-benar membuatku marah.” Shinhye mengepalkan tangannya dengan jengkel dan menggertakkan giginya.

“Jung Yong Hwa! Aku tahu apa yang harus aku lakukan.” Shinhye tertawa kecil dan cepat menutup mulutnya saat dia ingat dia ada di perpustakaan.

—oOo—

“Kelihatannya sedang senang?”

Shinhye tersenyum manis pada Hongki dan duduk di sampingnya. “Apa kamu tahu betapa senangnya aku melihatmu?”

“Yah, berhenti membuatku merinding. Kamu bersikap seperti kamu ingin merayuku.”

“Yah!”

Hongki tertawa. “Apa yang membuatmu senang?”

“Aku melakukan sesuatu yang baik hari ini.”

“Apa itu?”

Shinhye tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Aku tidak bisa memberitahumu Hongki ya. Ini rahasia.”

Hongki tersenyum dan menyandarkan punggungnya ke kursi. “Ini pasti berkaitan dengan Yonghwa.”

Shinhye hanya nyengir

“Kapan kalian berdua akan berhenti bertengkar Shin?”

Shinhye menggelengkan kepalanya sekali lagi. “Tak akan pernah.”

Hongki mendesahan panjang. “Aku tidak akan menang dari kalian berdua. Keras kepala.”

Shinhye tersenyum. “Tapi kamu tetap menyayangiku kan?”

Shinhye tertawa saat Hongki menatapnya. “Aku tahu kamu.”

—oOo—

“Apa yang terjadi Yong? Kenapa kamu pulang jalan kaki?”

“Bannya kempes.” jawab Yonghwa pendek dan berjalan di sepanjang jalan dengan ekspresi acuh tak acuh.

Jihoo menggaruk kepalanya. “Ban? Maksudmu lebih dari satu?”

Yonghwa mengangguk dan menendang batu saat berjalan. “Semuanya 4.”

“Apa?” Seru Jinhee terkejut.

Yonghwa terkekeh. “Kenapa kamu begitu terkejut?”

“Bagaimana mungkin semua ban kempes sekaligus?”

Yonghwa berhenti berjalan dan mendesah. “Jihoo ya, itu berarti ada seseorang yang melakukannya.”

Jihoo berpikir sebentar dan mengangguk. “Siapa?”

Yonghwa berbalik dan terus berjalan ke halte bis. “Si Penyihir.”

“Penyihir?” Tanya Jihoo terkejut lagi.

Yonghwa menggelengkan kepalanya dan naik ke bis sementara Jihoo mengikuti di belakangnya.

“Yong, apa ada penyihir di kampus kita?”

Deh. Yang sangat berbahaya.”

Chinca? Nugu?”

“Kamu tidak perlu tahu Jihoo ya.”

Wae? Bagaimana jika dia menyerang para mahasiswa?”

Yonghwa menghentikan tawanya. Jihoo orang yang berpikiran terlalu polos. “Dia tidak akan. Aishh. Ayo kita lupakan itu neh.”

Jihoo mengangguk dan mengerutkan dahinya, mencoba mencari tahu tentang si penyihir sementara Yonghwa menutup matanya mendengarkan mp3-nya.

—oOo—

“Yong, dimana mobilmu?”

“Mogok omma. Aku sudah menelepon temanku untuk memperbaikinya.”

“Kenapa kamu tidak menunggu sampai dia selesai memperbaikinya?”

Yonghwa tersenyum dan mencium pipi Nyonya Jung. “Kenchana. Aku hanya ingin mencoba naik bis sekali-sekali.”

“Benarkah itu?”

Yonghwa mengangguk.

“Apa kamu lelah Yongie?”

Ani omma. Waeyo?”

Aniya. Aku ingin kamu menemaniku ke sebuah acara.”

“Acara? Kenapa aku? Noona yang biasanya pergi dengan omma kan?”

Deh Yongie ya, tapi dia tidak bisa pergi hari ini. Masalah wanita.”

“Ah. Ok. Aku akan turun setelah aku membersihkan diri. Apa aku perlu memakai pakaian resmi?”

Nyonya Jung tersenyum dan menggelengkan kepalanya. “Pakailah sesuatu yang bagus.”

Deh omma.”

—oOo—

Wae aku harus pergi ke sana Omma?” Ucap Shinhye sambil mengunyah kerupuk.

“Ini ulang tahun temanku Shinnie ya. Dia memintaku mengajakmu juga. Karena kamu tersenyum bahagia hari ini, aku rasa kamu bisa menemaniku kan?”

Shinhye tersenyum dan mengangguk. “Tentu saja karena aku terlalu bahagia.”

“Kenakan gaun biru neh. Salah satu yang dibelikan teman appa-mu untukmu.”

Deh Omma. Aku akan turun dalam 20 menit.”

Kenchana sayang. Gunakan waktumu.”

Shinhye mengangguk dan berjalan menaiki tangga.

—oOo—

“Ah Ye Jin. Apa kabar?” Nyonya Jung memeluk cepat Nyonya Park sebelum mereka saling tersenyum.

“Aku baik-baik saja Unni. Apa kabar?”

“Aku baik. Apa kamu datang ke sini sendirian?”

Ani Unni. Aku mengajak Shinhye bersamaku.”

“Shinhye? Sudah lama sejak aku terakhir melihatnya. Di mana dia?”

Nyonya Park tersenyum. “Dia sedang ke kamar kecil. Mungkin dia akan ke sini sebentar lagi. Di mana Yunhee?”

“Aku datang dengan Yonghwa. Yunhee sedang kram perutnya.”

“Ah chinca?”

Deh. Dia sedang memarkir mobil.”

“Aku bisa melihatnya hari ini. Sudah lama juga sejak aku terakhir melihatnya.”

Nyonya Jung tersenyum dan mengangguk.

“Anak-anak sibuk dengan kuliahnya kan?”

Deh. Aku ingin tahu apa mereka akan bertengkar jika mereka bertemu hari ini?”

Nyonya Park tertawa. “Aku rasa mereka akan bertengkar. Shinhye akan mengeluh tentang Yonghwa setiap hari.”

Nyonya Jung menggelengkan kepalanya, tersenyum. “Yong juga. Aku bertanya-tanya kapan mereka akan berhenti bertengkar.”

Deh Unni. Mereka tidak tahan setiap melihat satu sama lain sejak mereka masih kecil. Aku tidak tahu dimana yang salah.”

“Benar. Tapi lihatlah takdir; mereka dulu ada di kelas dan sekolah yang sama. Bahkan sekarang mereka ada di Universitas yang sama.”

Nyonya Park mendesah. “Kalau saja mereka berteman. Pertemuan keluarga kita tidak akan menjadi canggung.”

“Mari kita berharap untuk itu Ye Jin ah.” Ucap nyonya Jung  dan menepuk tangan wanita yang lebih muda itu.

Nyonya Park tersenyum dan mengangguk.

—oOo—

The Beginning

Kilas balik

“Kita akan kedatangan seorang siswa pindahan hari ini. Saya harap semuanya akan bekerja sama dengannya.”

Deh Bu Guru.” Jawab murid kelas itu bersama.

“Nona Park, masuklah.”

Kelas itu terpesona dengan penampilannya. Dia benar-benar cantik. Rambut ekor kuda dengan jepitan bunga merah muda yang lucu membuatnya lebih manis. Dia tersenyum saat dia membungkuk ke seluruh kelas dan mulai memperkenalkan dirinya.

Annyeonghaseyo, saya Park Shinhye. Saya akan belajar bersama-sama dengan kalian semua mulai hari ini, dan saya harap kalian semua akan menerima saya. Saya salah satu siswa terbaik di sekolah saya dulu, dan saya harap kita bisa belajar bersama dalam suasana yang sangat menyenangkan.” Dia menunduk dan mendapatkan tepuk tangan dan pujian dari kelas itu.

“Siswa terbaik?” Yonghwa menyeringai.

“Kamu tidak bisa mengalahkanku siswa baru.” Bisik Yonghwa pada dirinya sendiri dan melihat penampilan Shinhye dengan alis terangkat.

“Baiklah Nona Park, kamu bisa duduk di meja kosong yang di sana.” Ucap Bu Guru sambil menunjuk ke meja di samping Yonghwa.

Shinhye membungkuk pada gurunya dan berjalan untuk duduk di samping Yonghwa.

Shinhye mengulurkan tangan pada Yonghwa untuk berjabat tangan. “Hai, aku Park Shinhye.”

Yonghwa memfokuskan matanya ke depan tanpa melirik pada Shinhye. “Aku mendengarnya.”

Shinhye berhenti tersenyum dan menolehkan kepalanya ke papan tulis.
“Dia bukan teman yang ramah aku rasa.”

—oOo—

“Siapa?”

“Teman masa kecilku.”

Yonghwa yang berusia 11 tahun mendesah tapi mengangguk. “Aku akan mengganti seragamku dulu.”

Deh Yongie.”

Yonghwa mengganti dengan pakaian yang lebih bagus dan berjalan ke bawah. “Aku siap omma.”

“Ayo kita pergi neh. Yunhee ah, Palli.”

“Aku datang omma.”

Noona akan pergi? Jadi, kenapa aku harus pergi?”

Aigoo Yongie, noona-mu harus pergi kuliah. Kita akan mengantarnya sekalian.” Nyonya Jung mengacak rambut Yonghwa.

“Yunhee.”

“Aku datang omma.”

Palli, kami akan menunggu di mobil neh.”

Deh.”

—oOo—

“Ye Jin ah.”

Unni. Kamu sudah tiba?”

Nyonya Jung tersenyum. “Deh. Aku membawa anakku.”

“Oh annyeong. Aku Ye Jin ahjumma. Aku teman masa kecil omma-mu.”

Annyeonghaseyo ahjumma.” Jawab Yonghwa dengan membungkuk.

Aigoo. Dia sangat imut.”

Ah Gomawoyo Ye Jin. Di mana anak perempuanmu?”

“Dia di kamarnya. Dia sedang mengerjakan pekerjaan rumahnya. Tunggu sebentar Unni, aku akan memanggilnya untuk turun. Duduklah dulu.”

Yonghwa menyenggol tangan ibunya. “Omma, ahjumma mirip seseorang yang aku kenal.”

Chinca? Nugu?”

“Aku tidak ingat, tapi dia sangat mirip.”

Nyonya Jung tersenyum. “Mungkin kamu melihat ahjumma di album fotoku.”

“Mungkin.” Jawab Yonghwa pendek.

Nyonya Park berjalan turun dengan Shinhye setelah beberapa saat. “Ini putriku, Shinhye.”

“Oh, sangat imut. Dia mirip seperti kamu Ye Jin ah.”

Chinca Unni?”

Deh. Apa kelasmu sayang?”

“Saya di kelas 5S ahjumma.”

Chinca? Itu kelas Yong.”

Nyonya Jung menepuk bahu Yonghwa. “Yongie, jadi kamu kenal dia?”

Yonghwa mengangguk. “Dia siswa pindahan baru.”

Gurae? Jadi, kalian bisa berteman kan? Yonghwa ya, tolong jaga dia neh.” Ucap nyonya Park sambil tersenyum manis pada Yonghwa.

Yonghwa hanya tersenyum kecil.

“Shinnie ya, bagaimana kalau kamu mengajak Yonghwa berkeliling di sekitar rumah?”

Shinhye mengangguk enggan sambil tersenyum pada Yonghwa setengah hati.

—oOo—

“Kamu tidak perlu menjagaku. Aku bisa menjaga diriku sendiri.” Ucap Shinhye saat mereka berjalan di lantai dua.

Yonghwa terkekeh. “Seolah-olah aku ingin melakukannya. Lihatlah ke sini Park, aku tidak menyukaimu.”

Shinhye menoleh pada Yonghwa dan melipat tangannya di depan dadanya. “Aku juga tidak menyukaimu Jung. Kamu menjengkelkan. Terlalu pamer. Aku mendengar tentangmu dan popularitasmu. Aku akan menghancurkannya.”

Yonghwa menatap Shinhye dengan marah. “Mworago? Apa kamu menantangku?”

Shinhye menyeringai. “Aku tidak menantangmu. Aku hanya mengingatkanmu. Jangan menangis jika aku mengalahkanmu pada ujian berikutnya.”

Yonghwa tertawa. “Tidak akan, bahkan dalam mimpimu Park.”

Yonghwa berjalan ke bawah setelah ia menatap Shinhye dari kepala sampai kaki.

Kilas balik selesai

—oOo—

Shinhye berjalan cepat dari kamar kecil setelah dia menghabiskan beberapa waktu di sana.

Shinhye tidak sengaja menabrak seseorang saat berjalan ke tempat pesta.

“Yah, lihat jalanmu.” Ucap seorang laki-laki sambil melihat pakaiannya. “Untung kamu tidak merusak bajuku.”

Shinhye melipat tangannya dan menatapnya dengan tatapan bosan. “Yah, berhenti melebih-lebihkan. Aku hanya membentur sedikit. Itu tidak akan merusak tulang rusukmu.”

Yonghwa tertawa dan memasukkan tangannya ke dalam saku celana jeans-nya. “Dengan tubuhmu, aku takut hati-ku akan rusak juga. Aku harus berkonsultasi dengan dokter setelah ini.”

Shinhye tertawa dan mulai mengendus-endus. “Bau apa ini? Oh, ada bau sampah yang sangat tajam di depanku. Aku lebih baik pergi sekarang.”
Shinhye menyibak rambutnya dan berjalan melewati Yonghwa dengan tersenyum puas.

— BERSAMBUNG —

Catatan Admin :

Hai semua, ini terjemahan FF Cikbella yang ber-part, yang pertama saya posting. FF ini di AFF ada 82 part, tapi saya sudah meminta ijin pada Cikbella untuk membuat beberapa part di AFF untuk saya posting menjadi satu part di sini. Jadi saya tidak tahu akan jadi berapa part nantinya.

FF Our Love Contract ini menjadi favorit pembaca AFF saat itu (tahun 2014) dan merupakan salah satu favorit saya juga. Jadi sayang kalau cerita yang bagus dan beda ini kalau tidak dibagi dengan yang lain 🙂

Pertama-tama terimakasih buat Cikbella yang telah mengijinkan saya menerjemahkan FF ini dan selalu membantu saya setiap saya ada kesulitan. Bella you’re the best 👍 😘

Terima kasih pada teman-teman yang selalu mendukung saya dengan memberikan komentar pada hasil terjemahan saya. Semoga hasil terjemahan saya kali ini tidak mengecewakan. Ini termasuk rekor saya menerjemahkan dalam satu-dua hari saja hehehe.

Selamat membaca dan jangan lupa memberikan komentar, baik tentang isi cerita, hasil terjemahan, kritik, saran atau apapun dengan bahasa yang baik dan sopan. Terima kasih 🙏🙏🙏

PS. Update postingan FF di blog bisa dilihat di facebook HS Corner Shop atau di twitter Lovetheangels1

113 thoughts on “[FF Terjemahan] Our Love Contract (Part 1)

  1. Cerita seru dan menarik. Yongshin bagaikan Tom dan Jerry yg saling bermusuhan. Kelanjutannya pasti seru .

    Like

  2. Wkwk bru bca awal.. awalny benci2an.. nnti bru jatuh cinta 😂😂😂😂 ..

    Shin suka jailin Yong ya.. dri nyirami air sampe ngempesin ban mobil Yong.. aigo…

    Yong jga angkuh bgt sama shinhye 😑😑 .. awal part yg bkin seru..

    Like

  3. Awal baca part pertama udah bikin greget sama kelakuan mereka.. Ceritanya kalo dikehidupan real bagaimana yaa😆.. Hmm, keep fighting deh thor💪
    Maaf yaa aku telat coment, thor abis aku tuh suka bingung membuat kalimatnya😢

    Like

  4. Akhir nya ff yongshin bagaikan tom dan jerry muncul lagi.. Senang bacanya semangat .. Karna yg dulu terbiasa membaca ff dengan masalah percintaan yongshin kini Tim & jerry hadir lagi

    Semangat Nee untuk next partnya

    🙋🙋🙋🙋🙋

    Like

Leave a comment