Posted in fanfiksi terjemahan, sequel, series, yongshin101

[FF Terjemahan] The Royal Family (Part 2)


The Royal Family

Part 2

TRY (2)

Penulis : yongshin101

Karakter : Jung Yonghwa & Park Shinhye

Cerita Asli : The Royal Family

Diterjemahkan oleh Riefa

.

oooOoOooo

.

Catatan :

Kata yang tercetak miring dalam bahasa Korea dan Inggris yang memang sengaja tidak diterjemahkan.

.

oooOoOooo

.

Pertemuan Keluarga

.

Yonghwa terus memandangi koran seakan tak percaya setelah membaca berita terbaru mengenai hubungan baru Eunhye dengan aktor Hollywood terkenal. Saat ini sudah sekitar tiga bulan setelah mereka putus, dan Yonghwa mendapat berita kalau sekarang Eunhye berkencan dengan seorang pria baru. Bahkan ada rumor mereka mengikat janji di suatu tempat pada pertengahan bulan Juli, setelah mereka berpacaran selama dua bulan. Yonghwa meletakkan koran kembali di atas meja dan mendesah pada dirinya sendiri.

Yonghwa bahagia kalau sekarang Eunhye bahagia bersama orang lain, tapi dia tidak bisa menyangkal kenyataan kalau hatinya sakit. Dia sepertinya belum bisa melupakan Eunhye. Eunhye adalah wanita pertama yang pernah dia cintai. Eunhye punya tempat yang sangat spesial di dalam hatinya. Eunhye-lah orang pertama yang tidak pernah menilai Yonghwa mengenai siapa dirinya bahkan saat Eunhye tahu kalau Yonghwa dari keluarga kerajaan. Jadi, mengetahui Eunhye ada dalam pelukan orang lain sekarang membuat perasaan Yonghwa menjadi lebih buruk.

“Yang Mulia, Raja memerintahkan Anda untuk kembali ke istana.”

Yonghwa tersadar dari pemikirannya yang dalam saat dia mendengar asisten pribadinya memanggilnya. “Apa sesuatu terjadi pada Raja?” Yonghwa khawatir jika ayahnya jatuh sakit lagi kali ini. Bulan lalu, ayahnya dirawat di rumah sakit karena serangan jantung.

“Ya, Raja baik-baik saja. Beliau memerintahkan Anda untuk kembali secepat mungkin karena ada sesuatu yang ingin beliau bicarakan dengan Anda.”

“Tentang apa?”

Yonghwa mengerutkan kening saat asisten pribadinya tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya tetap diam. Yonghwa mengemasi semua barang-barangnya dan mematikan komputer, lalu berjalan keluar dari kantor dengan lima orang pengawal yang mengikuti tepat di belakangnya. Dia menoleh untuk berbicara dengan asisten pribadinya sambil memeriksa beberapa email di ponselnya. Setelah mencapai lift, salah seorang pengawal menekan tombol di dinding, dan mereka semua menunggu lift. Yonghwa hanya berdiri di sana dalam diam dan melihat lima pengawalnya yang berdiri di sekelilingnya. Dia menghela napas pada dirinya sendiri dan hanya memandangi pintu lift.

“Yang Mulia, liftnya sudah di sini.” Kata asisten pribadi saat pintu lift terbuka dan melihat sang pangeran masih larut dalam pemikiran yang dalam.

Yonghwa tersentak lalu segera tersadar dan berdeham sebelum berjalan masuk ke dalam lift. Dia berdiri di tengah-tengah lift dengan pengawal mengelilinginya di setiap sudut. Asisten pribadinya berdiri tepat di sampingnya sambil membaca sesuatu di buku catatan kecilnya. Dia mungkin mengecek jadwal kegiatan Yonghwa untuk besok. Yonghwa mendesah saat pintu lift terbuka lagi dan dia melangkah keluar dari ruangan kecil itu.

Mobil dinas Yonghwa sudah menunggunya di pintu masuk utama, dan pintu mobil sudah dibuka untuknya oleh salah seorang pengawalnya. Yonghwa melangkah masuk ke dalam mobil, dan beberapa saat kemudian asisten pribadinya ikut masuk lalu duduk di kursi depan. Yonghwa menyandarkan kepalanya di kursi saat mobil mulai bergerak lagi. Seperti biasa, beban kerjanya sebagai Direktur Utama Perusahaan Jung dan juga posisinya sebagai pangeran benar-benar membuatnya kelelahan saat hari berakhir.

Yonghwa akan pergi ke Jepang hari Sabtu ini untuk pertemuan bisnis, dan tepat setelah itu dia akan terbang ke London untuk menghadiri undangan Ratu Inggris. Dia menjadi lebih sibuk saat ini terutama setelah kondisi kesehatan ayahnya memburuk. Yonghwa tidak keberatan menjadi sibuk selama ayahnya bisa beristirahat, karena dia tahu bahwa cepat atau lambat, dia nanti juga akan melakukan pekerjaan yang sama persis seperti ini. Yonghwa diharapkan akan mewarisi takhta setelah Raja turun dari posisinya.

“Bisakah kita berhenti di kedai kopi sebentar? Aku lelah dan aku butuh kopi.” Yonghwa meminta mobil berhenti saat mereka mendekati kedai kopi yang biasanya menjadi tempat favoritnya dan Eunhye.

Asisten pribadinya menggelengkan kepala. “Saya minta maaf, Yang Mulia. Saya diperintahkan untuk membawa Anda kembali ke istana secepatnya.” Dia berkata dengan segan sambil melirik sopir, memberi tanda pada sopir untuk tidak menghentikan mobil.

“Apa yang begitu penting sampai aku bahkan tidak bisa berhenti di kedai kopi favoritku untuk membeli secangkir kopi? Apa kamu coba menyembunyikan sesuatu dariku?”

“Saya tidak berhak berbicara lebih banyak lagi, Yang Mulia. Saya hanya akan mematuhi perintah Raja.”

Yonghwa tertawa dan menggelengkan kepalanya tak percaya. “Lucu. Kamu itu asisten pribadiku. Enam belas tahun bekerja untukku, tapi kamu lebih menuruti ayahku daripada aku.” Yonghwa berkata sinis sambil memalingkan muka dan mendesah pada dirinya sendiri.

Dalam perjalanan pulang ke istana, Yonghwa merasa ada lubang besar yang perlahan-lahan muncul di dalam hatinya saat melihat orang-orang berjalan di jalanan dan mereka semua terlihat begitu bahagia satu dengan lainnya. Siswa sekolah yang berkencan di warung tenda pinggir jalan sambil makan fishcakes dan tteokbeokki mereka. Pasangan menikah yang baru saja pulang kerja dan menunggu bus bersama-sama. Yonghwa menyadari dirinya tersenyum membayangkan melakukan hal itu kalau dia menikah dengan Eunhye, tapi semua itu menjadi masa lalu sekarang.

Mobil perlahan mendekati gerbang utama istana dan memasuki kompleks istana. Yonghwa melangkah keluar dari mobil setelah pengawal membuka pintu untuknya, dan dia mengerutkan kening saat melihat ada dua mobil yang terparkir di tempat parkir tamu. Salah satunya Mercedes dan yang lainnya Porsche, sama seperti mobil pribadinya tapi dengan warna yang berbeda. Porsche-nya merah sementara yang terparkir di tempat parkir tamu warnanya putih.

Yonghwa menoleh pada asisten pribadinya dengan wajah tenang dan menaikkan alisnya. “Apa kita punya tamu hari ini?” Tanyanya sambil berjalan menuju pintu.

“Ya, sepertinya begitu.”

“Apa itu sebabnya Raja ingin aku pulang lebih cepat?”

“Saya yakin begitu, Yang Mulia.”

Yonghwa perlahan berjalan menuju pintu dan berjalan masuk ke istana. Pengawal dan asisten pribadinya ditinggal di pintu sementara dia menuju ke ruang utama, di mana Raja dan Ratu mungkin berada. Sesuai dengan perkiraannya, orang tuanya sedang duduk di ruang tamu sedang berbicara dengan orang lain. Mereka mungkin juga suami dan istri dilihat dari cara duduk mereka yang dekat satu sama lain.

“Oh, Yonghwa-yah! Kami sudah menunggu kedatanganmu. Kamu terlambat!” Ratu berkata penuh semangat saat melihat anaknya yang masih mengenakan jas dan dasinya berjalan ke ruang tamu.

Yonghwa menundukkan kepalanya sedikit memberikan salam pada tamu yang juga sudah berdiri sambil menundukkan kepala mereka kepadanya. “Saya tidak tahu kalau kita punya tamu hari ini.” Dia berkata sambil perlahan mendekati orang tuanya dan juga tamu itu.

“Kami mengundang mereka karena kami ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting denganmu.”

“Dengan saya?”

“Ya, Yonghwa.”

“Membicarakan apa dengan saya?”

Dan pada saat itu, perhatian Yonghwa segera beralih ke arah seorang wanita yang baru saja berjalan masuk ke ruang tamu dengan senyum malu tersemat di wajahnya. Dia menundukkan kepalanya pada Yonghwa dan terus melihat lantai saat dia memberi salam pada Yonghwa dengan suara yang sangat lembut. Yonghwa memandang wanita itu dari atas kepalanya hingga ujung kakinya. Dia mengenakan gaun di bawah lutut  yang sangat berkelas namun elegan, dan memakai sepasang sepatu hak tinggi hitam.

Rambutnya tidak diikat dan tergerai, tepat di bawah dadanya dan Yonghwa pikir wanita itu terlihat cantik pada pandangan pertama. Sampai saat ini, wanita itu memberikan kesan pertama yang cukup bagus bagi Yonghwa.

“Saya minta maaf karena lama berada di kamar kecil.” Wanita itu berkata pelan saat dia berjalan ke ruang tamu di mana mereka semua sudah menunggunya.

Yonghwa masih tetap berdiri sambil menunggu wanita itu duduk terlebih dulu. Saat wanita itu akhirnya duduk, Yonghwa dengan tenang duduk di sofa tepat di seberang wanita itu dan berdeham. Yonghwa hanya diam saja duduk di sana saat Raja dan Ratu mulai memperkenalkan para tamu kepadanya satu per satu, dan dia melihat ke depan untuk mengenal wanita yang duduk di hadapannya. Yonghwa tersenyum samar pada dirinya sendiri saat mata mereka bertemu, dan tertawa pelan saat wanita itu cepat-cepat memalingkan wajahnya.

Raja yang menyadari hal itu juga tersenyum. “Yonghwa, aku ingin kamu bertemu dengan satu-satunya putri dari Keluarga Park, Nona Park Shinhye. Dia lulusan dari Universitas Nottingham dan saat ini menjadi direktur utama sebuah perusahaan konsultan minyak dan gas yang berpusat di Seoul.” Raja mulai memperkenalkan anak perempuan keluarga Park pada anaknya sendiri.

Yonghwa menganggukkan kepalanya. “Itu mengagumkankan. Senang bertemu Anda, Nona Park.” Yonghwa berkata dengan tenang dan tersenyum pada wanita yang terlihat sangat gugup saat mata mereka bertemu lagi.

Shinhye membalas senyuman itu dan menundukkan kepalanya lagi pada pangeran. “Ini merupakan suatu kehormatan akhirnya bisa bertemu Anda secara pribadi, Yang Mulia.” Kata Shinhye dengan malu-malu sambil mengusap telapak tangannya yang berkeringat di gaunnya dan berdeham lagi untuk ke sekian kalinya.

“Tidak perlu berbicara formal, Shinhye. Bagaimanapun juga kita semua keluarga!” Ratu menambahkan dengan senyum lebar di wajahnya.

Yonghwa bingung selama beberapa detik. “Keluarga?” Dia tidak ingat pernah bertemu dengan Park Shinhye yang ini sebelumnya, jadi bagaimana mungkin mereka punya hubungan keluarga?

“Keluarga Park adalah anggota keluarga kerajaan kita juga. Mereka dipandang sebagai keluarga jauh kita. Saat kakek buyut mereka memutuskan untuk menikah dengan orang biasa ratusan yang tahun lalu, beliau mengundurkan diri dari takhta dan saat itulah kakek buyutmu mulai bertakhta menggantikannya.”

“Anda tidak pernah menceritakan kisah itu, Yang Mulia.” Yonghwa harus menggunakan bahasa formal saat berbicara karena mereka sedang ada tamu saat ini.

“Kamu tidak pernah ingin tahu.”

“Benar.”

Yonghwa bahkan tidak fokus dengan seluruh isi pembicaraan. Dia hanya duduk di sana seperti pelengkap dan begitu juga dengan Shinhye. Mereka berdua berada di sana tapi pikiran mereka di tempat lain. Kadang-kadang, Yonghwa diam-diam melirik beberapa kali pada Shinhye hanya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari wanita yang duduk di hadapannya. Shinhye terlihat seperti berusia di awal 20-an, tapi itu tidak mungkin. Dia seorang direktur utama sebuah perusahaan konsultan, dan dia juga lulusan universitas, jadi pasti kisaran usianya sama seperti Yonghwa atau mungkin lebih tua dari Yonghwa.

Sama seperti Yonghwa, Shinhye juga tetap diam selama seluruh pembicaraan. Dia hanya akan berbicara saat seseorang memberikan pertanyaan padanya, tapi selain itu dia akan menutup rapat mulutnya dan hanya mendengarkan para orang tua. Yonghwa bertanya-tanya kenapa orang tuanya ingin dia kembali ke istana secepatnya. Ini tidak mungkin hanya untuk mendengarkan pembicaraan mereka mengenai berbagai macam hal kan? Yonghwa tetap sabar sambil menunggu penjelasan orang tuanya mengenai tujuan sebenarnya dari pertemuan ini.

Saat tiba waktunya untuk makan malam, Raja dan Ratu dengan senang hati mengundang keluarga Park untuk ikut makan malam bersama mereka. Tuan dan Nyonya Park dengan senang hati menerima undangan itu dan mereka semua menuju ke ruang makan, di mana para pelayan sudah menunggu mereka. Yonghwa dan Shinhye mengikuti di belakang orang tua mereka dan mereka berjalan berdampingan tanpa saling berbicara satu sama lain. Pada saat mereka sedang menikmati makanan pembuka mereka, Yonghwa melihat ayahnya tersenyum pada ibunya.

Yonghwa tahu pasti ada sesuatu dalam pertemuan ini. Ini tidak hanya pertemuan, ini adalah pertemuan antara dua keluarga.

“Anakku, aku tahu kamu pasti bertanya-tanya kenapa aku menyuruhmu kembali ke istana secepat mungkin saat kamu sedang bekerja.” Raja akhirnya berbicara lagi setelah pelayan menyajikan hidangan utama mereka.

Yonghwa berpaling melihat ayahnya sambil dengan cepat menggigit steak-nya. “Tentu saja. Saya kira Anda jatuh sakit lagi, Yang Mulia.” Kata Yonghwa lalu meraih gelas anggur. Dia memberi tanda pada pelayan untuk menuangkan segelas anggur.

“Ada juga alasan kenapa kita mengundang keluarga Park untuk datang ke istana malam ini dan makan malam bersama dengan kita. Ini adalah pertemuan keluarga, anakku.”

Pada saat itu, Yonghwa mengerti apa yang ayahnya sedang coba beri tahukan padanya. Dia melirik Shinhye yang terlihat bimbang sambil pelan-pelan mengunyah steak-nya di seberang meja. Dia tidak tahu apa yang Shinhye pikirkan. Apa Shinhye tahu tentang hal ini sebelum dia? Tapi, itu tidak terlihat seperti Shinhye menyadari apa yang terjadi karena dia tampak terkejut saat mendengar apa yang baru saja dikatakan Raja. Ini seperti Shinhye juga tidak memperkirakan hal ini.

“Saya tidak tahu apakah saya benar-benar mengerti apa yang Anda katakan, Yang Mulia.” Yonghwa mencoba bersikap bodoh, tapi dia tahu jika semua orang tahu kalau dia hanya berpura-pura.

“Baiklah, kalau begitu, aku akan langsung berterus terang padamu. Kami berencana menikahkan kamu dengan Nona Park sekitar bulan Juli. Bagaimana menurutmu?”

“Anda tahu saya tidak pernah tidak mematuhi Anda, Yang Mulia. Saya ingin tahu bagaimana pendapat Nona Park?”

Tiba-tiba, perhatian semua orang beralih pada Shinhye dan dia hanya tetap diam saat ia meraih gelas anggurnya, dan perlahan meneguk anggur merah untuk menghilangkan rasa hausnya yang tiba-tiba datang.

***

Setelah makan malam, Raja dan Ratu mengundang Tuan dan Nyonya Park ke taman kecil untuk menikmati teh bersama mereka, sementara Yonghwa memutuskan berpamitan pada saat itu. Dia beralasan kalau dia harus mengecek lagi sesuatu yang sangat penting di ruang kerjanya sehubungan dengan perjalanannya ke Jepang pada hari Sabtu ini. Setelah mendapatkan persetujuan ayahnya, dia segera meninggalkan ruang makan dan berjalan menuju kamarnya yang letaknya berjarak beberapa blok dari ruang utama.

Saat berjalan menuju kamarnya, Yonghwa melihat Shinhye duduk di bawah pohon yang rindang sendirian. Walaupun Yonghwa ingin sekali mengabaikannya saja dan kembali ke kamarnya secepat mungkin, dia merasa ingin tahu kenapa Shinhye bahkan menghadiri pertemuan keluarga ini padahal terlihat begitu jelas selama makan malam kalau Shinhye merasa kesal dengan gagasan menikah dengannya. Yonghwa menghela napas pada dirinya sendiri dan akhirnya menyadari dirinya berjalan ke arah Shinhye yang masih tenggelam dalam pemikirannya yang dalam.

Yonghwa memberikan senyum tipis saat Shinhye segera berdiri, saat dia melihat Yonghwa mendekatinya dari jauh. “Silakan duduk.” Kata Yonghwa sambil meminta Shinhye untuk duduk lagi.

“Tidak apa-apa. Saya juga berniat pergi, Yang Mulia.” Shinhye menjawab dengan malu-malu.

“Jangan canggung denganku, Nona Park. Karena sejauh yang aku tahu, kita mungkin akan terikat dalam kurun waktu kurang dari dua bulan dari sekarang jika Anda setuju dengan pernikahan ini.”

“Maaf?”

Yonghwa tidak merasakan apa-apa bahkan saat Shinhye menatap jauh ke dalam matanya. Kamu tahu bagaimana orang-orang tua selalu mengatakan bahwa saat kamu menemukan cinta sejatimu, jantungmu akan berdetak atau mungkin telapak tanganmu akan berkeringat dan semua hal itu. Tapi, Yonghwa tidak merasakan semua itu sama sekali. Lalu dia tahu kalau Shinhye pasti bukan cinta sejatinya. Jika Shinhye adalah cinta sejatinya dan pernikahan yang diinginkan ini terjadi, dia akan merasa gembira saat Shinhye menatapnya seperti ini. Tapi, tidak ada satu pun dari semua itu yang Yonghwa rasakan. Tidak ada!

Yonghwa mendesah pelan. “Aku tidak ingin Anda menghancurkan hidup Anda seperti aku menghancurkan hidupku, Nona Park. Ini tidak berarti kalau aku tidak menyukai Anda tapi aku rasa Anda pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku.” Yonghwa memberikan penjelasan dengan jelas untuk memastikan agar Shinhye tidak membuat keputusan bodoh.

“Apa maksud Anda mengatakan hal itu, Yang Mulia?”

“Menikahi aku berarti Anda juga menikahi seluruh keluarga kerajaan, Nona Park. Aku tidak bisa menjamin kebahagiaan Anda apa lagi kebebasan. Aku tidak ingin Anda bosan padaku setelah Anda menikah denganku dan meminta cerai nantinya.”

“Anda terlalu pesimis.”

Yonghwa terkejut saat Shinhye membalas ucapannya. Yonghwa mengerutkan kening saat dia melihat lagi tatapan polos yang sama dari Shinhye. Itu tatapan yang sama yang membuat Yonghwa berpikir beberapa saat untuk menafsirkannya. Saat itu dia tahu kalau Shinhye adalah orang sulit untuk ditebak. Yonghwa pikir Shinhye gampang ditebak tapi ternyata tidak. Ada lapisan yang harus dibuka untuk memahami siapa Shinhye sebenarnya. Shinhye terlihat seperti dia tipe yang polos tapi dia juga keras dan tegas dinilai dari cara dia berbicara. Tentu saja dia keras. Dia adalah direktur utama dari sebuah perusahaan konsultan.

“Anda adalah direktur utama sebuah perusahaan konsultan minyak dan gas. Tentu saja mereka menginginkan Anda sebagai menantu mereka. Ini semua berhubungan dengan negara, Nona Park.” Yonghwa sengaja ingin menumpahkan minyak ke dalam api hanya untuk menambah panas keadaan. Ini satu-satunya cara untuk membuat Shinhye tidak setuju dengan pernikahan ini.

Shinhye tertawa canggung. “Saya tidak berpikir begitu. Karena Anda adalah keturunan berikutnya yang mewarisi takhta, saya rasa mereka hanya ingin Anda menikah sebelum Anda berusia 30 tahun, Yang Mulia. Itu juga alasan yang sama yang berlaku pada saya.” Shinhye menambahkan sambil tersenyum pada dirinya sendiri.

“Dan, itu tidak masalah untuk Anda?”

“Sama seperti Anda, Yang Mulia, kebahagiaan orangtua saya adalah kebahagiaan saya juga.”

“Kenapa Anda ingin menyetujui pernikahan ini?”

“Kenapa tidak?” Shinhye menjawab dengan tenang dan berdiri dari tempat duduknya. Shinhye menundukkan kepalanya pada pangeran sebelum berjalan menjauh darinya.

.

~~~ BERSAMBUNG ~~~

.

Catatan Admin :

TRF part 2 hadir, di part ini Shinhye sudah mulai muncul ya. Di FF ini dari part awal banyak menggunakan bahasa formal, jadi jangan bingung atau protes kok ada yang formal dan ada yang tidak, karena FF ini bertema kerajaan pasti ada jenjang status di dalamnya, tidak mungkin kan orang biasa/bawahan berbicara tidak formal pada keluarga kerajaan atau Raja. Dan mohon maaf kalau banyak kekurangan atau feel-nya tidak terasa *bow*.

Oya subuh tadi TRF sudah tamat di AFF, jadi jumlah partnya nanti ada 35 part, masih jauh perjalanan saya untuk menerjemahkan FF ini sampai selesai nanti, semoga saya selalu masih diberikan kesehatan, waktu dan kesempatan untuk menyelesaikannya.

Terima kasih untuk yongshin101 yang sudah mengijinkan saya menerjemahkan FF ini, saya tetap berusaha di jalur cerita tanpa merubah isinya

Selamat membaca dan jangan lupa berikan komentar baik mengenai isi cerita, hasil terjemahan, kritik, saran, dll. Terima kasih 🙏🙏🙏

PS. Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shop atau di twitter Lovetheangels1

115 thoughts on “[FF Terjemahan] The Royal Family (Part 2)

  1. Suka dg shinhye diam2 menghanyutkan😊,hati2 yong skrg memang blm jatuh cinta siapa tau besuk jatuh cinta😂😂😂

    Like

  2. Hyung kau terlalu jual mahal haa Akhirnya Shin Hye eonni muncul juga dengan sikapnya yang menawan i like it..

    Like

  3. karakter shin berkelas, anggun dan luar biasa.
    oppa yong masih belum ada getaran??
    tak kenal maka tak sayang ayo kenalan dulu.

    Like

  4. yong hwanya jual mahal, Shinye juga belum keliatan suka kok ama yonghwa, cuma karena ingin ngebahagiain orang tua, jangan geer yong..hehe
    makasih ya udah translate kalimanya mudah di mengerti

    Like

  5. Yonghwa sedikit jual mahal, dia yang menyetujui tapi nyuruh shin hye befikir lagi, untung shin hye tegas 😌
    Next part
    Makasi eonni” semua yang udah terjemahin ff ini 😘

    Like

  6. shin hye nya udh muncul dgn sikap yg tegas tp tetep menawan bikin yong hwa kaget..hahaha keren keren

    Like

  7. akhirnya shin hye muncul juga…
    yong hwa bilang tidak merasakan apa2
    seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang…
    jadi kenal dekat dulu nanti juga bakal jatuh cinta sama shin hye yong hwa…

    Like

  8. suka sama karakter shinhye dsni..
    terlhat polos, tpi tegas n berwibawa..
    moga yonghwa bsa cpat2 suka sma shinhye..

    Like

Leave a comment