Posted in fanfiksi indonesia, sequel, series, wangbie

[FF Indonesia] One Of A Kind (Part 11)


One Of A Kind

Part 11 – Come-Down

wp-1480830063746.jpg

 

By : Wangbie

Genre : Romance – Family

Cast :    

Jung Yonghwa

Park Shinhye

Lee Na bie

Kim Jae ha – and others

Lenght : Series

Rated : PG 21+

Editor : Riefa

 

 

***** Happy reading *****

 

 

Berkali-kali Shinhye bernyanyi kecil, menirukan suara lembut dari headset putih, di kedua telinga. Ia berpapasan dengan orang-orang yang tidak ia kenal, seperti biasa. Tapi, khusus untuk malam ini, sepertinya dewi kebaikan berhasil masuk ke dalam tubuhnya. Membuat sapaan yang keluar dari mulut dibarengi dengan anggukan kepala itu sangat tulus ia lakukan. Bahkan saat ia melewati pos satpam yang biasanya tidak pernah sama sekali ia lirik. Suaranya terdengar ceria. Sangat bersemangat.

‘Ouh … hari ini benar-benar menakjubkan!’ Ia bersorak sekali lagi.

“Apa kau baru saja menang undian berhadiah?”

Shinhye tergelak dengan suara yang menyapanya. Sangat familier. Dan, tanpa harus berpikir dua kali pun, ia tahu siapa orang itu.

“Kau sangat bahagia rupanya.”

Ia berbalik dan tersenyum sangat lebar saat melihat ibu, ayah, kakak, juga kakak ipar bersama keponakannya yang sangat lucu, berdiri di pinggir tangga. Tidak mau menunggu lama, Shinhye segera berlari dan memeluk ibunya erat.

“Shinhye sangat merindukan EommaAppa juga … Eonni, Oppa … dan, malaikat cantikku …” ia menatap satu per satu anggota keluarganya, yang sudah sangat lama sekali tidak pernah berkumpul seperti sekarang. Ia mencubit pelan pipi tembam keponakannya, yang sekarang terlihat semakin tinggi, dari terakhir kalinya ia bertemu.

Satu tahun lalu …? Saat ia berkunjung ke rumah orang tua kakak iparnya di Swiss.

“Apa, kau sudah makan?” Tuan Park bertanya. “Tapi, sepertinya sudah. Karena melihatmu sangat ceria.”

Shinhye mengangguk. Ia menunduk, berpura-pura menyelipkan rambut ke belakang telinga. Yang sebenarnya ia berusaha menutupi kekecewaannya, karena hingga sekarang, ayah dan ibunya masih bersikap sangat dingin padanya. “Tadi, setelah pulang bekerja. Shinhye makan bersama teman-teman.” Ia tersenyum lebar menatap ayahnya.

Bagaimanapun …

Bukankah sudah seharusnya ia bersikap biasa-biasa saja? Masalah kemarin, sudah berakhir bukan …?

Eun mi berdehem. “Kami datang untuk mengajakmu pergi, Shin ….”

“Ke mana?” Shinhye mengerutkan kening. Ia baru menyadari satu hal. Kalau tidak ada ekspresi lain, kecuali kesedihan.

Ia menunduk, mengawasi keponakan cantiknya, Chan mi yang sejak tadi memeluk leher ayahnya. Mata gadis cantik itu bengkak, dan hidungnya merah.

“Apa kau benar-benar tidak tahu?” Nyonya Jung mengucapkannya dengan bergetar. “Atau, kau pura-pura tidak tahu?”

Eomma …” Shinhye menggeleng. Ia benar-benar tidak tahu, apa yang belum ia ketahui. Dan itu sudah diketahui keluarganya. Hingga mereka semua bersedih. Bahkan menangis. “Ada apa ini?” Ia menghadap ayahnya dan meminta penjelasan.

“Apa kau tidak membaca koran hari ini? Atau, di tempat kerjamu juga tidak ada TV?” Hae in, kakak iparnya sekarang yang bertanya.

Shinhye menggeleng lagi. Untuk yang ke sekian kalinya. “Shinhye tidak tahu apa yang kalian bicarakan. Koran? TV? Bagaimana bisa Shinhye membaca dan menonton? Seharian ini Shinhye sibuk menghitung jumlah uang yang harus setiap pelanggan bayar. Shinhye bahkan tidak bisa bermain HP.”

“Sudahlah.” Nyonya Park mendesah. “Cepat ganti baju. Kau, ikut kami ke rumah kediaman Jung.”

“Untuk apa?!” Shinhye hampir berteriak emosi. ‘Jung! Jung! Jung! Apa tidak ada marga lain selain Jung!’ Ia berdecak kesal dalam hati.

Tapi, saat ini juga ia tersadar. Kalau semua keluarganya memakai baju untuk berkabung. Itu artinya ….

“Bukankah kau dan Yonghwa sudah berteman? Sebaiknya kau bisa menghiburnya.” Tuan Park menambahkan tegas.

Shinhye kembali menatap satu per satu anggota keluarganya. Ibunya mulai meneteskan air mata lagi, sama seperti Eun mi, kakaknya. Chan mi juga sama, meskipun kini wajahnya telah bersembunyi di bahu ayahnya. Ayah, dan kakak iparnya sangat sedih. Terlihat jelas dari mimik wajah mereka yang penuh kepedihan mendalam.

Ia mengatakan pada diri sendirinya lagi. Kalau, semua ini berarti rencananya berhasil. Pria berengsek yang sebelumnya selalu tersenyum karena orang-orang yang dia cintai, yang tentu juga mencintainya, sudah tidak ada lagi di dunia ini.

Itu berarti ….

Pria berengsek itu sendirian!

‘Nikmati hari paling menyedihkan itu, Jung Yonghwa!’ Ia mengucapkannya keras-keras dalam hati. Sebelum akhirnya berbalik dan berlari masuk ke dalam apartemennya dan mengganti baju.

Sekarang … saatnya menjadi teman yang baik bukan? Teman, yang seharusnya ikut bersedih, dan menghibur …

‘Ya! Sekarang waktunya, Shinhye!’

Shinhye bersorak lagi.

 

 

*****

 

 

Shinhye terus mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru, mencari Yonghwa. Sambil terus berjalan di belakang ayah dan ibunya, yang terus menyusuri setiap sudut, yang bertujuan sama dengannya.

Tapi, sampai ia dan seluruh keluarganya sampai di batas ruang tamu keluarga Jung, tidak ada tanda-tandanya akan keberadaan Yonghwa. Si Tuan Rumah yang seharusnya berada di sini, dan menyambut tamu-tamunya.

“Maaf, kalau boleh tahu … di mana Yonghwa?” Tuan Park bertanya pada salah seorang pelayan, yang sedang membawa baki berisi piring kotor.

Pelayan wanita itu membungkuk sopan sebelum menjawab. “Maaf … tapi Tuan Yonghwa tidak bisa diganggu. Tuan tidak bisa ditemui. Kalau, Anda sekalian berkenan, saya akan memanggilkan Tuan Jang. Beliau ayah dari Nona Jin ae.”

“Oh. Baiklah.” Tuan Park mengangguk.

“Mari, lewat sebelah sini.”

Shinhye merasa perlu mengamit lengan seseorang.

Ia mendekat pada ayahnya, dan merangkul lengan ayahnya pelan. Ia berbisik. “Appa ….”

“Sudah, tidak apa-apa.” Nyonya Park yang menyahut. Setelah menepuk bahunya pelan, dan tersenyum simpul.

Alih-alih memperjelas kesedihannya. Shinhye menyeka air mata palsunya dengan punggung tangannya.  Tapi, saat semua orang mengira ia menangis. Shinhye tahu … dirinya adalah seorang artis yang hebat.

Shinhye tidak akan pernah lupa bagaimana ayah, ibu, dan kakaknya berusaha menenangkannya saat ia keluar kamar dengan air mata buaya. Ia berpura-pura terpukul. Menangis, dan bertanya seolah ia tidak percaya kalau teman baiknya mendapat musibah yang begitu menakjubkan.

Ia membual, kalau ia sudah menyiapkan rencana. Kalau, sepulang bekerja, ia akan mengejutkan Yonghwa dan istrinya dengan kado spesial yang ia buat sendiri. Kue tar besar, berbentuk hati yang ditaburi bunga-bunga, sebagai ucapan selamat untuk pernikahan mereka.

Shinhye juga mengatakan tentang malam sebelumnya, di mana ia dan Jin ae serta Yonghwa menghabiskan waktu bersama dengan menonton film seram di rumah Jin ae.

Shinhye berkata. Bahwa berteman dengan Yonghwa dan Jin ae adalah hal baik. Terutama Jin ae, gadis baik hati itu sangat ramah dan selalu berhasil menghidupkan suasana agar tetap menyenangkan. Dengan leluconnya yang kocak. Dengan tawanya yang melengking, yang membuatnya tertawa setiap kali Yonghwa juga tertawa.

Ia mengatakan, kalau ia sudah menganggap Jin ae dan Yonghwa sebagai kakaknya sendiri!

Benar-benar artis hebat, bukan? Seharusnya, ia mendapat piala penghargaan atas sandiwaranya!

“Tuan Jang … ada tamu yang mencari Anda …” Pelayan wanita tadi berhenti di salah satu ruangan, yang lebih tenang. Membungkuk pada pria paruh baya yang berdiri di depan sebuah pigura.

Pria itu berbalik setelah menghapus air matanya. “Terima kasih, Ahjumma.”

Shinhye belum melepaskan tangan ayahnya, saat Tuan Park berjalan mendekat, dan mengulurkan tangan. “Kami sekeluarga, turut berduka cita untuk musibah ini, Tuan Jang.”

“Terima kasih.” Ayah Jin ae mengangguk meskipun mengerutkan kening. “Tuan …?”

“Saya Park Jong Nam. Saya sahabat Jung Dae hoon.” Tuan Park tersenyum simpul setelah uluran tangannya dibalas hangat. “Saya sendiri, tidak menyangka, hari baik ini akan berakhir seperti ini. Dan, jujur saja … saya khawatir dengan Yonghwa.” Jelasnya langsung.

“Yonghwa sangat terpukul.” Ayah Jin ae menjawab setelah mempersilakan tamunya duduk. Ia mengawasi satu per satu wajah asing di depannya. Lalu, berhenti lebih lama untuk mengamati gadis di samping pria yang memperkenalkan diri sebagai Park Jong Nam.

Shinhye yang menyadari kalau dirinya sedang diperhatikan segera menunduk. Mengeratkan pelukannya pada lengan sang ayah.

“Katanya, Yonghwa tidak bisa ditemui? Apa Yonghwa benar-benar tidak bisa ditemui?” Nyonya Park menyela. Tujuan utamanya mereka datang ke sini, selain untuk mengungkapkan rasa bela sungkawa mereka. Juga untuk memastikan Yonghwa baik-baik saja. Karena, selama ini … ia dan keluarganya tahu. Yonghwa sangat dekat dengan kedua orang tuanya.

“Saya …” ayah Jin ae belum menunjukkan keterbukaannya. Ia terkejut, karena tiba-tiba sebuah keluarga datang dan mengkhawatirkan Yonghwa, seolah mereka semua adalah dekat. “Sebenarnya, saya bingung.” Ungkapnya jujur. “Sebelumnya maaf. Tapi, Yonghwa benar-benar membutuhkan waktu untuk sendiri. Dia sangat sedih. Dia tidak mau bicara sama sekali.”

Eun mi berdehem. “Maaf atas kelancangan kami, Tuan.” Ia meletakkan kedua tangannya di atas pangkuan. “Kami datang, untuk mengucapkan bela sungkawa.”

“Tentu. Tentu saja saya mengerti.” Ayah Jin ae mengangguk. “Tadi, ada beberapa teman Yonghwa juga yang datang dan menanyakan keadaannya.”

“Uhm—permisi.” Shinhye bersuara pelan. Ia berdiri takut setelah menghirup udara sebanyak-banyaknya. Ia tidak tahu, kenapa jantungnya berdebar. Merasa takut ….?

“Ya?” Ayah Jin ae mengangguk. Arti pandangan matanya, sama seperti yang ayah, ibu dan kakak Shinhye layangkan. Mereka sama-sama kebingungan dengan interupsi tiba-tiba itu.

Tapi,

Belum sempat Shinhye menjawab. Suara serak seseorang dari belakang Shinhye, membuat semua orang terdiam. Lebih tepatnya terkejut. Beberapa dari mereka yang duduk segera berdiri. Menatap prihatin pada wajah sembab, yang kedua matanya bengkak.

Shinhye berbalik sambil menahan napas.

“Yonghwa—” Nyonya Park yang pertama menghampiri dan segera memeluk Yonghwa. Tidak bisa menahan air matanya. “Sayang … jangan menangis sendirian … kau tidak sendirian, nak ….”

Yonghwa tergugu seketika.

Kepalanya jatuh di atas pundak Nyonya Park. Kedua tangannya yang mengepal kini menggantung lemah. Seiring dengan isakannya yang semakin kencang.

Tidak sedikit dari para pelayat yang juga ikut menangis. Rata-rata dari mereka tahu, kalau Yonghwa adalah seorang anak yang sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Terlebih lagi, Yonghwa adalah anak tunggal. Yang meskipun tidak dimanja, tetap saja kasih sayang dan cinta kasih kedua orang tuanya hanya tercurah padanya.

Dan lagi ….

Musibah ini datang tepat di hari pernikahan Yonghwa. Hari yang seharusnya berisi banyak cinta, tapi nyatanya … Yonghwa malah kehilangan berkali-kali lipat dari cinta itu sendiri.

Dan lagi ….

Bukan hanya satu. Yonghwa kehilangan tiga orang sekaligus. Tiga!

 

 

*****

 

 

‘Ini impianmu Shinhye! Ini setimpal dengan apa yang sudah pria berengsek itu lakukan padamu!’

Shinhye berjalan mondar mandir di balkon teratas rumah Yonghwa. Sambil menatap kosong pada langit hitam di atas sana, yang sangat mendukung untuk suasana berkabung seperti sekarang.

Ia menemani Chan mi tidur di sini. Karena di bawah sangat ramai, penuh sesak dengan teman-teman mendiang ayah dan ibu Yonghwa, yang terus saja berdatangan tiada henti. Kakaknya, Eun mi sedang bersama Yonghwa di ruangan lain. Bersama ibu dan beberapa teman dekat Yonghwa lain.

Ada banyak fakta yang baru ia ketahui. Bahwa, kakak, ibu, ayah … bahkan kakak ipar dan keponakannya sangat akrab dengan Yonghwa. Dan, Shinhye tahu kenapa semua keluarganya sangat marah padanya, karena sikapnya pada Yonghwa tempo hari. Saat perjodohan itu masih berjalan.

‘Bagaimana kalau aku mengusulkan agar perjodohan itu diulangi sekali lagi?’

Ia berhenti dan mendesah keras.

Apa yang baru saja melintas di kepalanya adalah hal paling bodoh, yang pernah ia pikirkan.

Bukannya mendapat sambutan hangat, Shinhye yakin, semua orang akan menghujatnya dengan makian. Mengatakan dirinya adalah wanita tidak tahu malu, yang berusaha mengubah citra buruknya menjadi malaikat. Tapi, seluruh dunia sudah tahu kalau ia adalah iblis.

‘Mempermalukan diri sendiri.’ Ia mengatakan keras pada dirinya sendiri.

Meskipun sebelumnya ia sangat menantikan hal ini. Shinhye tidak tahu kenapa hatinya berubah menjadi bimbang, dan semakin gelisah saat melihat Yonghwa menangis. Menangis keras di pelukan ibunya, di depan semua tamunya.

Yonghwa terlihat sangat terluka. Mata tajam, yang sebelumnya selalu menatapnya dengan emosi tak terbaca itu berubah menjadi penuh luka. Mengatakan pada semua orang, tanpa kata-kata … kalau ia sangat berduka.

‘Hanya orang bodoh yang tidak merasa kehilangan saat orang tuanya meninggal!’

Shinhye tersenyum kecut pada dirinya sendiri. Kata hatinya benar. Kehilangan orang tua adalah hal paling menyakitkan yang seandainya saja bisa, akan dihindari.

Yonghwa … pria itu bahkan tidak berhenti menangis.

Shinhye menunduk. Merutuki dirinya sendiri.

Ia tidak melihat pria berengsek yang kemarin sangat ia benci. Yonghwa benar-benar terlihat menyedihkan. Terlihat sangat lemah.

Tidak ada sosok menyebalkan yang sudah merebut kasih sayang orang tuanya. Sama sekali tidak berjejak sosok sok kaya yang sangat suka sekali pamer kehebatan. Seorang pria paling munafik yang kemarin … entah ke mana.

Atau, selama ini memang tidak ada pria seperti itu. Bisa juga … Yonghwa adalah pria humoris, penuh semangat, bertanggung jawab … sama seperti yang orang-orang katakan.

‘Apa yang sudah kau lakukan, Shinhye!’

Sekarang … ia tahu. Sama sekali tidak ada kepuasan di dalam hatinya, saat melihat Yonghwa terpuruk. Seperti keinginannya ….

“Boleh aku masuk?”

Shinhye berhenti bernapas untuk beberapa detik. Ia berbalik gugup dengan wajah yang pucat. “Oh! Ya.” Suaranya pelan.

Dengan berpegangan pada pagar balkon di belakangnya. Shinhye mengawasi langkah Yonghwa yang menuju ke arahnya. Dan, saat itu juga bayang-bayang kejadian mengerikan yang ia sendiri belum tahu akan seperti apa, membuat tubuhnya bergetar, ketakutan.

Seperti kata pepatah, sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan terjatuh juga. Dan, suatu saat nanti … pria yang kini berdiri tepat di depannya akan mengetahui kebenarannya. Bahwa, ia si penjahat itu.

“Terima kasih sudah datang.” Yonghwa berkata tulus. Bibirnya menyunggingkan senyum tipis, tapi kedua matanya masih berkaca-kaca.

“Aku—” Shinhye baru tahu. Beginilah rasanya takut. Ia ingin mengucapkan banyak sekali hal. Mungkin, salah satunya ia akan meminta maaf secara langsung, dan memohon pria ini mengampuninya. Tidak melaporkannya pada polisi, karena bagaimana pun ini sama saja dengan kasus pembunuhan berencana. Ia menunduk, gemetar, membayangkan hari-harinya akan berakhir di dalam penjara.

“Eun mi Noona sudah bercerita. Kau sangat khawatir padaku.” Yonghwa berkata lagi. “Terima kasih.”

“Ya.” Jawab Shinhye ambigu. Ia tidak tahu, makna kata ‘ya’ adalah balasan untuk ucapan terima kasih Yonghwa. Atau, sekedar kata yang sama sekali tidak berarti. “Aku—aku sangat terkejut dengan semua ini. Dan—aku harap … kau—kau bisa melewati semuanya.”

“Aku masih tidak percaya.” Yonghwa menghapus tetes air matanya yang perlahan mengalir di pipi. “Bukankah, ini sama seperti lelucon? Mereka pergi tanpaku. Seharusnya mereka bilang, kan? Mereka tidak bisa pergi tanpa mengatakan apa pun seperti ini.”

“Yong—” Shinhye memeluk Yonghwa begitu saja. Menggerakkan tangan kanannya di atas punggung dengan gerakan teratur. Naik … turun. Sedangkan tangan kirinya mencengkeram lengan kanan Yonghwa.

‘Mungkin ini bisa sedikit mengurangi kesedihannya …’ hatinya berkata dengan bodoh. Bagaimana mungkin, sebuah pelukan biasa bisa mengurangi kesedihan? Ia tersenyum miris.

“Mereka seharusnya mengajakku juga … mereka tidak seharusnya pergi seperti ini ….”

Shinhye merasa kedua matanya mulai memanas. Ia mendongak, mengawasi langit-langit. Tapi, air matanya tetap saja jatuh. Mengalir dengan sangat cepat, dan membasahi jas hitam Yonghwa. ‘Mianhae … jeongmal mianhae Yong … mianhae …’ hanya dalam hati ia berani mengakui. Berani dengan sangat lantang mengatakan kalau ia yang bersalah.

Bibirnya bergetar, sesekali digigit keras. Seakan lupa, kalau bibirnya bisa saja berdarah karena gesekan antara gigi atas dan bawahnya yang lebih tajam jika dibandingkan dengan tekstur bibirnya.

Suara di dalam kepalanya berteriak, mengolok-olok. Karena tidak seharusnya ia ikut menangis … tersedu sedan … bersikap ia juga adalah pihak yang paling kehilangan.

Tapi, meskipun ia tahu tindakannya sangat bodoh. Dan mungkin saja akan ditertawakan oleh Yonghwa … oleh siapa pun yang mungkin tiba-tiba masuk ke ruangan ini. Shinhye tetap tidak bisa menghentikan tangisannya. Alih-alih mengusap wajahnya yang basah. Bahu tegap Yonghwa, yang bergetar lebih menggoda untuk ia rengkuh. Meremas dengan telapak tangannya yang tentu tidak muat untuk mencakup semuanya.

“Menangislah … menangislah kalau itu bisa membuatmu lebih baik.” Shinhye berbisik. Juga untuk dirinya sendiri.

 

 

*****

 

 

Setelah pemakaman selesai. Beberapa sanak keluarga Yonghwa harus segera kembali ke rumah masing-masing karena pekerjaan, dan beberapa hal lain yang juga tidak bisa ditunda. Termasuk ayah dan ibu Jin ae.

Satu jam lalu, Shinhye dan Chan mi ikut Yonghwa ke bandara untuk mengantarkan ayah dan ibu Jin ae. Lalu sepulang dari bandara, Yonghwa mengajak Shinhye dan Chan mi mampir ke toko boneka. Dan membeli dua boneka panda yang sangat besar.

Yonghwa sengaja membelikan boneka untuk Chan mi karena gadis kecil itu kemarin ikut menangis saat melihatnya menangis. Ia sangat merasa bersalah.

Dan, Shinhye hampir melompat kegirangan saat mendengar tawaran Yonghwa, apakah ia juga menginginkan boneka atau tidak. Tentu saja Shinhye menolak! Karena bagaimana pun, Shinhye beralasan kalau dirinya bukan Chan mi.

Alasan yang jenius, bukan?

Sekarang, mereka bertiga duduk di beranda rumah Yonghwa bersama Eun mi dan Nyonya Park. Ayah Shinhye harus mengurusi beberapa hal di perusahaan, yang tiba-tiba mengalami ketidakseimbangan antara laporan keuangan. Sedangkan suami Eun mi harus segera kembali ke luar negeri untuk menjaga kakeknya yang juga masuk rumah sakit.

Yonghwa hanya diam mendengarkan saat Nyonya Park dan Eun mi mencoba membicarakan hal-hal menyenangkan. Dan, bukan malah terhibur … Yonghwa semakin merasa sedih. Saat seperti ini adalah saat paling menyenangkan karena ibunya akan menjadi sangat bersemangat menceritakan pengalaman pribadinya saat masih muda.

Haelmoni!”

Suara lantang penuh semangat itu menyita perhatian. Chan mi tersenyum hingga kedua lesung pipinya terlihat jelas.

Ne, Chan mi-ahwae?” Nyonya Park meletakkan cangkir tehnya di atas meja dan menatap cucunya gemas. “Apa Shinhye eonni membuat kesalahan lagi? Dia kalah?”

Chan mi mengangguk sebelum tersenyum lebar. Mengangkat kedua tangannya ke atas lalu melipat kedua jempolnya, menunjukkan angka delapan. “Shinhye eonni payah! Chan mi menang delapan kali!!!” Ucapnya girang.

“Kenapa tidak main dengan Yonghwa oppa? Dia sangat pintar bermain monopoli.” Eun mi terkekeh. Ia menyikut siku Shinhye sambil memainkan mata. Berharap adiknya ini mengerti tentang kerja sama yang harus mereka lakukan, agar Yonghwa tidak terus larut dalam kesedihan.

Tapi Shinhye sama sekali tidak peka. Dia malah ikut menyikut balik, lalu mengedip sebanyak tiga kali. Sama seperti yang Eun mi lakukan.

Nyonya Park terkekeh. “Aigoo … kau tahu, Yong? Shinhye sangat payah dalam semua hal. Terutama memainkan permainan anak kecil, dan menerima pesan. Dia sangat lambat.”

Yonghwa tersenyum.

Bukan karena penuturan ibu Shinhye yang malah menjelek-jelekkan putrinya sendiri. Tapi karena ia tadi menangkap jelas gelagat yang ingin Eun mi sampaikan, dan Shinhye sama sekali tidak mengerti. Ia menunduk, dan tersenyum lagi. “Eomma juga payah dalam permainan. Kalau Eomma dan appa sedang bermain kartu, Eomma pasti memakai cara curang agar tidak mendapat hukuman dari appa.”

Semua orang terdiam. Mereka tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Sampai akhirnya Yonghwa berkata lagi. Dengan suaranya yang serak.

“Aku sangat berterima kasih pada kalian semua.” Ia menatap Nyonya Park lebih lama. “Kalau kalian tidak datang … mungkin aku akan meninggalkan Korea.”

“Yong-ah …” Nyonya Jung menggeleng pelan. “Kau tidak sendirian, sayang … anggap saja aku ini sebagai ibu kandungmu. Bukankah sudah sejak dulu seperti itu?”

Eun mi juga mengangguk lalu menimpali. “Jangan pernah berpikir kau sendirian, Yong … semua orang mencintaimu … semua orang ingin melihat senyummu.”

Gadis kecil yang baru saja memandang heran satu per satu ekspresi orang dewasa di sekelilingnya itu kini menarik lengan jaket Yonghwa. Matanya yang hitam legam itu mengedip lucu, membuat bulu mata lentik itu bergerak-gerak seirama.

Yonghwa menyentuh pipi Chan mi dan segera menaikkan gadis itu ke atas pangkuannya. “Apa yang ingin Princess katakan? Apa Princess mau mengatakan sama seperti yang orang-orang katakan?”

“Tidak!” Jawab Chan mi lantang. “Princess hanya ingin mengatakan, kalau Pangeran Yonghwa harus segera kembali seperti dulu. Princess ingin dimasakkan bubur jagung lagi karena waktu itu Pangeran tidak membuatkan untuk princess. Cuma eomma yang mendapat jatahnya.” Chan mi berkata cepat, dengan mimik lucu yang selalu berubah-ubah. Telunjuknya sudah menunjuk Eun mi, ibunya. “Bukankah pangeran sendiri yang mengatakan kalau pangeran tidak akan membuat princess sedih?”

“Tentu saja …” Yonghwa mengangguk cepat. Ia memberikan ciuman di kedua pipi Chan mi sebelum mengelus rambut panjang Chan mi. “Besok, kita buat sama-sama ya bubur jagungnya?”

Yes!!! Pangeran adalah yang paling tampan! Paling baik! Paling perkasa! Dan, Pangeran adalah milik princess seorang!!!!”

Dan, sontak … tawa yang masih mengandung kesedihan itu mengalun perlahan.

Mereka … Nyonya Park dan Eun mi tidak peduli karena tingkah lucu Chan mi, atau karena cerita lucu dari mereka. Satu hal yang paling penting sekarang adalah, membuat Yonghwa kembali bersemangat.

Sedangkan Shinhye …

Satu-satunya orang yang belum mengatakan apa pun sejak perkumpulan mereka berlangsung … hanya menunduk. Menyembunyikan lelehan air matanya yang deras.

‘Mianhae … jeongmal mianhae ….’

 

 

***** to be continue *****

 

 

Satu hari, aku menemukan diriku tersesat pada jalan tak berujung. Namun langkah kakiku begitu ringan, hingga aku tak sadar jalanku hanya berputar-putar.

 

Aku terdiam.

Seseorang datang dari arah berlawanan.

Dia membawa lentera …

Dan senyum tipis yang menghiasi ekspresi paling dingin.

 

Mungkin, aku bisa bertanya pada orang itu!

Tapi, nyatanya aku hanya mengikutinya di belakang.

 

Aku tidak tahu di mana aku sekarang.

Dunia begitu gelap.

Tapi, sepasang mata di depanku mengatakan, kalau aku tidak sendirian.

 

Waktu …

Oh, demi waktu yang bahkan begitu kejam karena terus berjalan tanpa henti.

Aku berpegang pada terbitnya matahari untuk pagi …

Teriknya yang menyengat membakar siangku yang penuh keringat …

Hingga malam tiba …

Dan, aku mendapati diriku hanya diam.

 

Dia …

Oh! Mungkin benar dia!

Sang pencabut nyawaku.

 

~~~ … pergunakanlah waktumu dengan bijaksana. Atau, kau akan membunuh dirimu sendiri dengan waktu. ~~~

 

Kiss&hug

Wangbie

 

 

 

  
Catatan Admin :
One of A Kind part 11. Jujur ya gak tahu mau komentar apa, cuma pengin nikmatin jalan ceritanya saja … huhuhu. Semua kupasrahkan padamu, Wangbie. Terima kasih.

Oya, kami membuat grup WhatsApp khusus pembaca web ini, bila ingin bergabung sila hubungi Lisna di nomor 0821-8593-4742.
Selamat membaca dan jangan lupa komentar, saran dan kritiknya. Terima kasih.

Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shopatau di twitter Lovetheangels1

45 thoughts on “[FF Indonesia] One Of A Kind (Part 11)

  1. kenapa shinhye harus nglakuin sampe’ sejauh itu???gimana perasaan yonghwa ntr klo tw perbuatan shinhye???rumit banget ya kisahnya,,,maksi bwt author yg udh nulis FFnya,,,

    Like

  2. Apa yang bakalan terjadi kalo nantinya yong hwa tau kalo ini semua adalah perbuatan shin hye ?? Knapa shin bisa setega itu ? Shin pasti akan menyesalinya nanti. Semoga yong hwa bisa tabah. 😭😭

    Like

  3. Jika kebenaran terungkap apa Shinhye akan di penjara ?? 😭
    Rupanya Shinhye sangat merasa bersalah telah membuat Yonghwa sangat terluka… Tapi ya gimana lagi semuanya sudah terjadi semoga saja Yonghwa bisa memaafkannya…

    Like

  4. shin hye pasti menyesal dengan ap yg tlah di perbuat..
    semoga kesedihan yong hwa segera berakhir..
    apa ini ak happy ending.

    Like

  5. Shinhye pasti menyesal banget nantinya, sekarang aja dia udh merasa bersalah. Apalagi kalo yongkwa akhirnya sampai tahu semuanya. Apa yang akan dilakukan yonghwa ya, apa dia bakalan pergi dan membenci shinhye ya.

    Like

  6. Oalaah … Mbak Shinhye pasti kebanyakan nonton drama makjang di masa mudanya. Bahkan sekarang dia udah menyesal. Rada tegang ngebayangin ketika semua orang tahu kejahatan Shinhye di masa depan nanti huhu…
    Thanks wangbie eonni buat ceritanya

    Like

  7. Shinhye’ya~~ sudah puaskah ? Bahagiakah ? Atau menyesalkah ??
    Balas dendammu udh kamu lakukan, dan smua orang yang paling dicintai yonghwa tlah tiada.. Lalu apa skrng balas dendamu sudah bisa memuaskan hatimu ?? Dan skrng lihatlah yonghwa bhkan tifak punya kedua orang tuanya lagi atas rencana mu itu..
    Akan sprti apa kalo seandainya yonghwa tau smua ini rencana shinhye ? #mollaa~~ 😥 smga kamu akan mnyadari sgera shin dan pikirkan smuanya.. 😩

    Like

  8. Gak bisa kebayang nanti yonghwa tahu bahwa yg menyebabkan keluarga nya kecelakaan adalah shinhye dan shinhye akhirnya menyesal dan merasa takut atas kesalahannya,,,,, apakah yonghwa bisa menerima apa yg shinhye lakukan,,,,, ditunggu kelanjutannya thor dan tetap semangat,

    Like

  9. rasax nyesek sebelum waktux aq jdi semakin tak bisa membayangkan bagaimana jika nanti shinhye cinta ma yonghwa dan yonghwa tau yang sebenarnya. nunggu kelanjutannya saja

    Like

  10. Shinhye jahat banget sih.Berharap ini gak happy ending soalnya shinhye nya keterlaluan

    Like

  11. Imo mama ,
    Ntahlah di part ini mau comment kek gmn akunya
    Gereget banget ini ceritanyah
    Hye bener2 tega nglakuin smua ini
    Demi balas dendam sama yong
    Tapi sepertinya hye juga mrsa brsalah sampai mnitihkan air matanya

    Mudah2n di part berikutnya smkin gereget

    Like

  12. serius makin greget ih
    bisa-bisa shin hye merasa bahagia dengan rencannya dia tapi akhirnya dia menderita sendirikan ???
    kasian yong, dia sedih baget, dan dia ngucapin makasih sama hye krn dia ngerasa hye perhatian. gemes haha.
    kalo aja dia tau hye ada dibalik semuanya.
    semoga nanti mereka baik-baik aja, semoga

    Like

  13. Kenapa shin seperti itu sih? Kalau emang dia mau balas perlakuan yong kan bukan dengan cara seperti itu
    Makin kasian sama yong deh

    Like

  14. Dah gak bisa ngebayangin..gimana reaksinya yongppa tahu jika shin hye yg nglakuin….kecewa…gak tega..gak nyangka..hmmm…
    Jd baper benci sama shin hye…huhuhu….
    Gomawo Wangbie author…..

    Like

  15. Benarkah shinhye yg merencanakan pembunuhan itu?
    Gimana kalo yonghwa tau?
    Semakin seru, gak ketebak. Ditunggu kelanjutannya, hwaiting! 😊

    Like

  16. Duh jadi semakin seru cerintanya…, penyesalan pasti akan datang belakangan dan itu yg dirasakan shin hye.., mkin seru aja konflik y dan makin pnasaran gimana cara shin hye jujur ama yong hwa dan apa rx yong hwa.., smoga mereka cpat jadianya di ff and dunia nyata.. aamiin hahaah just promise.., dan terimakasih ya tour lanjutan ff ya and smangat nulis lanjutan next part ya.., it’s fine story

    Like

  17. Aku ngk tau disini mesti sedih atau senang, sedih karena shinhye udah ngelakuin hal2 yg sejauh itu, senangnya ada peluang buat yongshin bersatu, kedepannya gk bisa nebak seperti apa jln crtnya. Yg jelas aku tkt, sangat takut klu sampai yong tau klu yg membuat org tua dan calon istrinya menininggal karena shinhye, , , 4 jempol buat author wangbie, crtnya bnr2 kereeeeeeeen. . . terima kasih author, ditunggu kelanjutannya.

    Like

  18. Aaàhhhh makin seru thor… tp kasian jg ma shinhye. Gmana nanti nya kalo semua org tau apa yg shinhye sebenarnya lakuin. Ga sabar mau lanjutan nya

    Like

  19. Lebih prihatin ke shinhye. Apa yg akan terjadi jika semua org tau apakah dia akan masuk penjara ?
    Berharap gk sad ending..

    Like

  20. PENYESALAN,,,,akhirnya dirasakan shin hye unnie,,,,tpi smoga semuanya baik2 aja,,,
    TERIMA KASIH DAN SEMANGAT,,,😊😄😊

    Like

  21. Shin hye udah mulai ada rasa bersalah karna gara2 rencana dia yong hwa kehilangan calon istri nya di saat mereka mau menikah. Kalau yong hwa tau rencana shin hye ini, pasti yong hwa akan marah besar sama shin hye dan mungkin akan memasukkan shin hye ke penjara. Ditunggu selanjutnya author

    Like

  22. ga tau harus coment apa …yg dtkutkn sy trjdi jg…ini ulah shinhye…knp kau jd pnjht shin…ksian yonghwa…org tua yonghwa dan clon istri ny ga brsalah….dtggu lnjutan ny thor

    Like

  23. Aduh Thor mau comment apa ya…di satu sisi senenglah ngeliat yongshin sudah mulai akrab ..tp di sisi lain kasihan ngeliat shinhye yg begitu menyesali perbuatannya. Apakah shinhye bakalan mengakui perbuatannya ataukah Yonghwa yg bakalan mencari tahu kebenaran nya…penasaran bgt nih dgn lanjutannya… next Thor

    Like

  24. Nyesekk banget bacanya,benar2 tidak tahu harus komen apa.
    Aku hanya menikmati ff ini, dan kuserahkan semuanya pada Kak Wangbie 😅😊
    Trimakasih…
    Masih berharap shinhye meminta maaf atas perbuatannya.

    Like

  25. ya kok shinhye jadi jahat gitu trus jika nanti shinhye jatuh cinta ke yonghwa dan yonghwa tau yg sesungguh nya gimana ini

    Like

  26. Akuuuu takutttt bgt.. gmn kalo yong sampai tau yaaa… dia ga bakal memaafkan shinhye sptnya.. jd shin kalo emang akhirnya kalian bersatu.. mendingan ga usah ngaku sekaliannn.. atauuu sebelum bersatu jujur sekalian.. ampunnn aku yg jd galau.. makasih updatenya ya wangbie..

    Like

  27. Nggak nyangka shin hye benar2 bs jahat…..apa tujuannya shin hye hanya balas dendam saja sama yong hwa?jangan nyesel shin dg apa yg sdh kamu lakukan

    Like

  28. Terlalu cepet nyesel nya shin, evil yg berubah jd angel???
    Teruslah jd jahat…. Jangan ada penyesalan kecuali kl kamu ud jatuh cinta sm yonghwa.

    Like

  29. smoga shin bs bnr2 mnysal atas prbuatan nya..hbngn yongshin bs bnr2 hppy ending..
    sllu bkin pnsaran nih crta di stiap part nya..
    di tunggu ..

    Like

  30. Kasihan yonghwa, dia kehilangan tiga orang yang d cintai sekaligus… Hikssss

    Belum terlalu yakin kalau shinhye yang merencanakan itu…

    Dagdigdug…..

    Thanks ya author….

    Like

  31. Masih berharap kalo kenyataannya bkn shin hye yg merencanakan pembunuhan pda keluarga yong hwa. Krn kalo smpe iya shin hye yg melakukan pasti yong hwa akan marah bgt dan kecewa berat dan pasti akan benci ke shin hye. Kok ya shin hye tega bgt deh. Huhuhu masih brharap happy ending nantinya. Next part ditunggu ne

    Like

  32. mkin gk tw mw komen pa lgi, n mkin gk yakin bkalan happy ending😭😭
    jdi terserah author deh mw dbawa kmna hubungan yongshin slanjutnya, meski nyesek ngikut z deh
    n biarpun nyesek ttp ditunggu klnjutannya, so ttp semangat z deh buat autor….chayoo!!!

    Like

  33. aku ga tau juga mesti comment apa. klo YongHwa sampe tahu ShinHYe dibalik musibah itu. kya nya ga bakal d maafin deh. ga bs nebak akhirnya gimana???

    Like

  34. apakah penyesalan mngembalikan kenyataan ke hal yg lebih baik.mgkin iya tp perasaan dosa dan bersalah akan terus mnghantui sepanjang nafas terhembus.aplg kslhn shinhye terlalu besar.sebesar apapun cinta yh nantiy terhadap shinhye.q tdk yakin yh akn menukar cinta nya kepada gadis itu dg kecintaanya pada org tuay yg telah dia bunuh dg sengaja

    Like

  35. ini ff buat jantung aku dugum2 bacanya, skarang hanya mengikuti ceritany terserah author mau di bawa kemana dan berharap happy ending ,karna dr part pertama bkin baper bacanya

    Like

  36. Apa shin bener” menyesali perbuatannya???
    Apakah yong akan membuka hati kembali untuk shin???
    Berharapnya happy ending tapi kalau dilihat dari apa yg dilakukan shin ke yong kok kayaknya rada ragu…
    Readers serahkan semuanya ke author…
    Semangat terus buat lanjutin next partnya thor 💪💪💪💪

    Like

  37. Sedih…. Pasti shinhye tersiksa banget dg rasa bersalahnya dan ketika suatu saat dia beneran jatuh cinta sama yong… Semau akan semakin rumit 😅

    Like

Leave a comment