Posted in fanfiksi indonesia, oneshoot, wangbie

[FF Indonesia] Marry You (Drabble Taecshin)


Marry You

Drabble -Taecshin story

WhatsApp Image 2017-03-21 at 17.14.40

By : Wangbie

Lenght : Drabble

Cast : Ok Taecyeon – Park Shinhye

Rate : PG 20+

Editor : Riefa

 

 

***** Happy reading *****

 

 

Shinhye terlentang.

Berjemur di bawah sinar matahari yang panas. Memejamkan mata, tidak berniat bergerak sedikit pun untuk menggaruk punggungnya yang terasa gatal. Ia merasa tenaganya telah habis. Tersedot masuk ke dalam lingkaran kejam bernama rindu.

Sudah satu minggu ia menghilang dari dunianya. Menyendiri di atas kapal milik ayahnya.

Kali pertama untuk ayahnya yang super ketat itu membiarkannya pergi seorang diri. Tanpa pengawasan bodyguard bertubuh kekar, berwajah seram.

Shinhye tidak akan pernah lupa untuk membelikan topi bisbol untuk ayahnya setelah masa menyendirinya.

Setiap pagi ia berjemur, siangnya berenang dan malam harinya ia habiskan dengan yoga. Sekuat tenaga ia mencoba membiarkan benaknya tetap kosong, tenang. Mensugesti diri sendiri, bahwa inilah yang terbaik. Dari Tuhan untuknya, untuk Taecyeon. Dan untuk semuanya.

Shinhye beranjak dan memasang kacamata hitamnya. Ia duduk menekuk lutut dan meletakkan dagu di atasnya. Iris mata coklatnya menyipit, mengamati riak air.

Ia benar-benar butuh ketenangan.

 

 

*****

 

 

Di ruang kerjanya, Taecyeon menyibukkan diri dengan tumpukan dokumen. Meneliti satu per satu laporan yang harus ia serahkan pada ayahnya minggu depan, dengan konsentrasi tinggi. Taecyeon merasa sangat perlu rileks. Dan dengan bekerja, ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan.

Meskipun sebenarnya ia tidak tahu. Kenapa rasa tegang dan cemas yang ia rasakan lebih dari satu minggu itu, semakin menggerogotinya.

Setelah pertengkaran sepele itu, ia mencari Shinhye di mana-mana. Berharap bisa menemukan gadis itu, dan ia akan menjelaskan semuanya. Kalimatnya malam itu sama sekali tidak pernah ia duga bisa ia keluarkan. Ditambah lagi, dengan keadaannya yang lelah setelah duduk di pesawat selama sepuluh jam.

Ia juga sudah melanggar peraturan yang sudah ia buat sendiri. Ia membuka pintu apartemen Shinhye, menunggu gadis itu pulang hingga keesokan pagi. Shinhye tidak pernah pulang. Itu membuatnya gila, marah. Untuk beberapa saat, ia membiarkan amarah menguasainya. Dan, asisten pribadinya yang sama sekali tidak salah itu menerima pelampiasan amarahnya dalam diam.

Butuh waktu berhari-hari untuk Taecyeon mengembalikan kendali dirinya. Mengatakan pada dirinya sendiri, bahwa Shinhye telah pergi. Ia harus menerima kenyataan itu. Ia tidak bisa memaksa. Bahkan, jika saja seandainya ia tahu di mana Shinhye sekarang. Ia tidak akan pernah bisa memaksa gadis itu pulang bersamanya.

Satu minggu adalah waktu yang cukup lama untuk Taecyeon menunggu. Menunggu sesuatu yang sangat tidak jelas, apakah akan terjadi keajaiban atau sebaliknya.

Ia membiarkan hari-harinya berlalu begitu saja. Setiap hari datang untuk bekerja, tapi semua pekerjaannya dikerjakan oleh sekretarisnya. Baru tadi sore ia duduk di kursi dan membuka komputer. Mengerjakan apa yang sudah seharusnya ia kerjakan.

Sambil membaca satu demi satu kalimat, Taecyeon bangkit untuk mengambil segelas air. Ia minum di depan jendela sambil mengawasi lampu jalanan yang berpendar di seantero penjuru. Dan di sanalah ia melihat Shinhye. Berjalan dengan gaun biru bermotif bunga. Shinhye melambai. Menunjukkan pesona senyumannya yang seterang mentari.

Taecyeon berbalik, terkesiap.

Sepertinya, ia sudah menjadi gila.

Oppa ….”

Shinhye melihat Taecyeon dengan matanya yang berbinar. Bibirnya melengkung indah membentuk senyum para dewi.

Taecyeon berjingkat ke belakang. Seolah terbangun dari mimpi, dan mendapati dirinya masih ada di dalam mimpi. “Shinhye.” Ucapnya lembut, bertanya-tanya.

“Apa aku mengganggu pekerjaanmu? Aku datang tanpa memberi tahumu.”

Taecyeon tetap diam dan membiarkan Shinhye terus berbicara. Ekor matanya tetap mengawasi waspada pada setiap langkah anggun Shinhye yang menjelajah ruangan.

“Apa aku harus minta maaf?”

Taecyeon berhenti dan mengikuti ke mana arah gadis itu memandang. “Itu—bukan apa-apa.” Ujarnya kaku, antara percaya dan tidak dengan apa yang dilihatnya.

Taecyeon bisa mencium aroma manis Shinhye yang sangat khas. Parfum mahal yang dibeli gadis itu di Italia beberapa waktu lalu—seperti yang Shinhye jelaskan padanya—sudah ia hafal. Itu menandakan ini bukan hanya mimpi. Tapi … mengingat hari-harinya yang telah berlalu. Ini semua seperti mimpi. Shinhye tiba-tiba datang. Tersenyum, berbicara, seolah tidak ada masalah apa pun yang terjadi di antara mereka.

“Aku datang untuk memberitahu sesuatu, Oppa.” Shinhye memberitahukan niatnya sambil tersenyum. Lebih manis. Lebih lebar. Sengaja ia mengulur waktu, demi melihat Taecyeon terperangah. Kapan lagi bisa melihat pria yang selalu menyembunyikan pesona dengan sikap dingin itu bersikap seperti orang bodoh?! Dalam diam Shinhye mengunci pandangan mereka. “Aku ingin menawarkan sesuatu untuk yang kedua kalinya.”

“Menawarkan sesuatu?” Taecyeon mengulanginya sambil menggeleng. Meskipun tatapannya tetap pada sepasang mata cantik Shinhye yang memandangnya, menantangnya.

“Kalau bukan untuk hal itu, untuk apa lagi aku datang ke sini, Oppa? Appa tidak akan membiarkanku pergi tanpa bodyguard-nya kalau ini adalah perjalanan bisnis.”

“Oh!” Taecyeon ingin mendekat. Merasakan kehangatan tubuh Shinhye yang membuatnya menjadi lebih gila. Ini sudah seperti prinsipnya. Sesuatu yang bukan menjadi miliknya, tidak akan pernah ia dekati. Ia melihat Shinhye mengitari mejanya. Berlama lama memandangi tumpukan kertas di sana, seolah dia sangat mengerti dengan isinya.

“Apa kau datang setelah meminta izin pada ayahmu?”

Shinhye mengangguk. “Tentu saja. Appa tidak suka kalau anak gadisnya pergi tanpa pamit.”

“Berarti, ayahmu juga tahu dari mana saja kau selama satu minggu ini?” Pertanyaan itu terlontar begitu saja sebelum Taecyeon sempat menghentikannya. Ada kilat kemarahan di matanya. Tapi, setelah bunyi tawa pelan Shinhye mengusik pendengarannya. Emosi mengerikan itu lenyap tak berbekas.

“Oh! Berarti, Oppa mencariku? Oppa juga bertanya pada appa?”

Taecyeon bungkam. Ia tidak punya hak lagi untuk menjawab pertanyaan Shinhye. Karena, apa pun jawabannnya tidak akan merubah segalanya.

Ia diserang hantaman keras dari dalam dirinya, saat melihat Shinhye mulai berjalan ke arahnya. Ia mundur satu langkah. Shinhye maju satu langkah.

“Jangan bermain-main denganku, Shinhye.” Taecyeon menggeleng. “Cepat pergi dari sini dan jangan pernah datang lagi. Kita sudah berakhir. Ingat?”

“Aku tahu kau seorang aktor yang buruk, Oppa.” Shinhye tersenyum. Ia tahu arti tatapan Taecyeon. Pria itu sedang menahan diri. “Minggu lalu mungkin adalah hari yang salah untuk membicarakan hal sepenting itu. Ayo, kita bicarakan lagi.”

“Jangan mendekat, Shinhye!” Taecyeon hampir meledak. Pertahanan dirinya semakin tipis saat Shinhye dengan berani terus mengikis jarak. “Jangan mendekat. Aku bukan pria yang tepat untukmu. Aku tidak bisa memberikan cinta seperti yang kau inginkan.”

Oppa …” Shinhye tetap tersenyum. Seolah telinganya sudah tuli, dan ia tidak bisa mendengar apa pun yang sudah Taecyeon katakan. “Aku berusaha menolaknya juga. Aku menyendiri, aku mencoba melupakan semuanya. Tapi, semakin aku mencoba … Oppa semakin menggangguku. Bagaimana ini? Aku benar-benar jatuh cinta padamu, Oppa.

“Tidak! Cukup, Shinhye! Cukup!” Taecyeon menggeleng. Semua tentang Shinhye semakin berputar-putar memenuhinya. Darahnya berdesir, nadinya berdenyut keras.

“Katakan padaku, Oppa … katakan kalau Oppa tidak pernah memikirkanku. Katakan … katakan kalau Oppa tidak merasakan apa yang aku rasakan.” Shinhye menuding. Tepat di depan Taecyeon. Membuat pria itu sedikit menunduk, dan ia mendongak. Perlahan, senyum Shinhye merekah. Karena posisi seperti ini adalah favorit-nya. “Katakan kalau Oppa tidak merindukanku.”

“Aku memikirkanmu.”

Shinhye berjinjit seiring dengan kedua tangannya yang memeluk leher Taecyeon. Membuat pria itu mau tak mau meletakkan kedua tangannya pada pinggang ramping Shinhye.

“Apa aku terlalu manja dan tidak bisa mengurus rumah, jadi kau tidak mau menikah denganku?” Shinhye bertanya sambil memejamkan mata. Keningnya menyatu dengan kening Taecyeon. Napas mereka saling bertabrakan. Menimbulkan sensasi menggairahkan, yang membuat tubuh mereka menegang. “Aku akan belajar memasak. Aku akan mengambil les membuat kue. Dan aku akan belajar mencuci. Kenapa kau tidak percaya padaku, Oppa?”

“Bukan … bukan seperti itu, Shinhye.” Taecyeon tercekat. Suaranya begitu dalam dan rendah. “Malam itu, aku mengatakan hal yang tidak benar. Aku yang salah. Aku harus menjelaskan padamu yang sebenarnya. Tapi, saat aku mencarimu, kau sudah pergi.”

“Aku pikir, aku bisa memulai semuanya dari awal.”

“Aku minta maaf, Shinhye. Malam itu, semuanya adalah salah paham.”

“Jadi, Oppa mau menikah denganku?”

“Oh! Astaga … aku hampir gila saat memikirkan kau tidak akan pernah kembali.” Taecyeon mendekap Shinhye. Membawa tubuhnya berputar-putar. “Aku tidak bisa untuk mengatakan tidak, Sayangku. Kau, benar-benar membuatku jatuh ke dalam pesonamu.” Ia mencium Shinhye. Tepat di atas bibir merah muda Shinhye yang manis. Kekuatan ajaib mengalir begitu saja ke dalam dirinya. Dekapannya lebih erat, hingga tidak ada sedikit pun jarak di antara mereka. “Kau sudah datang. Kau tidak bisa pergi lagi. Tidak akan pernah bisa, Sayangku.”

Bibir mereka bertemu lagi. Lebih dalam dan lebih intens. Menuntut untuk mengikut sertakan anggota tubuh yang lain agar ikut bergerak. Seirama, mengikuti alunan musik cinta yang berputar.

“Aku mencintaimu, Shinhye ….”

Detak jantung Shinhye berdegup lebih kencang mendengar suara parau yang Taecyeon bisikkan tepat di telinganya. Ia menghela napas panjang. “Jelaskan padaku kenapa kau membuatku menunggu, Oppa. Kenapa kau bersikap seolah tidak mengenalku? Kau menyakitiku lagi, Oppa ….”

“Oh! Maafkan aku, Sayangku.” Taecyeon merengkuh Shinhye ke dalam pelukannya sekali lagi. Menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher Shinhye, yang menyebarkan aroma menggoda. “Aku berpikir, kau tidak akan pernah datang lagi padaku. Aku pikir … aku tidak akan benar-benar bisa membuatmu bahagia. Kau … punya lebih banyak kesempurnaan untuk hidupmu, Sayang ….”

“Bagaimana bisa sempurna, kalau kesempurnaan cintaku belum bersamaku? Aku mencintaimu, Oppa. Aku mencintaimu sejak kau menciumku malam itu. Aku mencintaimu saat kau membawaku ke dalam tempat tidurmu dan membuatku menjadi wanita yang sesungguhnya. Aku—”

“Aku benar-benar tidak akan pernah melepaskanmu lagi, Park Shinhye.” Taecyeon membawa bibirnya pada bibir Shinhye. Lagi. Menciumnya dengan menggebu gebu, seolah … matahari tidak akan pernah bersinar lagi esok pagi. Tapi, saat Shinhye menarik diri lebih dulu. Ia memberengut kesal.

“Aku ingin menyelesaikan semuanya dulu, Oppa.”

“Apa?” Tanya Taecyeon tidak sabar. “Apa yang harus kita selesaikan? Semua sudah selesai, Shinhye.”

Shinhye menggeleng. “Aku ingin Oppa membuat perjanjian dulu denganku.”

“Perjanjian macam apa?” Alis Taecyeon saling bertautan.

“Perjanjian seumur hidup yang akan menghasilkan keturunan.”

“Dan, kurasa itu akan membutuhkan persetujuan dengan orang tua.” Komentar Taecyeon. “Kapan kita akan memberitahukan perjanjian ini?”

“Malam ini juga.” Shinhye mengangkat dagu. “Aku tidak ingin kau berubah pikiran.”

Taecyeon tertawa. “Bisa diterima.” Ujarnya senang. “Tapi, sebelum kita bertemu orang tuamu, kau harus menciumku, sayang ….”

“Dan, apa Oppa pikir aku akan melakukannya?”

“Oh, tentu saja. Itu harus.”

 

 

***** The End *****

 

Drabble ini spesial buat unn Riefa😂😍😘, dan buatku juga sih … 😂😂😂

Oke, mari kita nikmati saja ya … this is a fiction.

 

Catatan Admin :

Yuhu Marry You sebuah drabble Taecshin karya Wangbie hadir untuk mengobati kerinduan para penggemar Taecshin (saya, salah satunya hehehe). Makasih ya Wangbie udah kasih kejutan manis di hari yang tidak manis kemarin. I lop yu pull deh hehehe

Ada grup WhatsApp khusus pembaca web ini sebagai ajang untuk berbagi dan silaturahim, bila ingin bergabung sila hubungi Lisna di nomor 0821-8593-4742.
Selamat membaca dan jangan lupa komentar, saran dan kritiknya. Terima kasih.

Update postingan FF di web bisa dilihat di facebook HS Corner Shopatau di twitter Lovetheangels1

17 thoughts on “[FF Indonesia] Marry You (Drabble Taecshin)

  1. Anyeong,,salam kenal,aq pembaca baru di blog ini,wah taecshin ya,br baca ff yg couple nya taecshin,feelnya lumayan dpt,enak bacanya,simple dan menghibur,gomawo

    Like

  2. Hmmmmm, ,,, sosweeet banget. Tpi tetep yongshin lebih sweeeeeeet. Hehehe. Terima ksh author ceritanya kereeen.

    Like

  3. ceritanya sangat bagus. konfliknya juga kayanya gak terlalu berat.. awalnya aku bingung, mereka berdua ada hub apa. pacarankah atau awalnya cinta sepihak hye yg akhirnya di bls juga cintanya hye ke taecyeon. tapi apa pun itu ttp manis ko hihihi

    Like

  4. crita author wangbie mank sllu mnis, tp mian aq ngbayanginnya yongshin cz taecshin gk bsa msuk dhati n dpikiranq😂😂maafkan aq authornim🙏🙏
    tp mkasih dah bkin cerita skeren ni yg bsa dbca diwaktu luang😊
    buat author wangbie ttp semangat✊✊✊

    Like

  5. rasany gimana gitu kalau bukan yongshin. hehe shipper yongshin sih. tapi terima kasih buat author dan semangat 😃

    Like

  6. Kalau shin hye tidak dipasangkan dengan yong hwa kok rasanya kurang pas gitu ya…..?
    Apa mungkin karena saya penggemar yongshin ya…….

    Like

  7. Meskipun saya bukan penggemar taecshin tapi fanfic ini cukup menghibur diriku yang sedang gundah gulana ini…

    Like

  8. Taecshin yg manis 😄😄😄 ya walaupun ga semanis Yongshin ✌✌✌✌eon riefa….#maafkanaku
    Terima kasih author yg ud update hampir setiap hari,rasanya hari” lebih berwarna dengan membaca ff yongshin 😍😍😘😘😝😝ya walaupun kadang sering galau dan baper sendiri 😂😂😂
    Authornim 💪💪💪💪😘😘😘

    Like

Leave a comment